Mohon tunggu...
Enggar Murdiasih
Enggar Murdiasih Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Ibu Rumah Tangga

penggemar fiksi, mencoba menuliskannya dengan hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Luka Waktu ~ 2

16 Oktober 2013   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:28 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertama kali aku mengenal Ary saat masih duduk di bangku SMA. Waktu itu dia menubrukku di tempat parkir toko buku saat terburu buru menuruni tangga.

“Maaf…maaf….” Tergesa gesa dikumpulkannya bukuku yang berserakan, lalu mengulurkannya padaku.

Sambil tersenyum jenaka, ia mengajakku bersalaman.“Ary” matanya yang teduh menatapku, menunggu jawabanku.

Sebagai anak tunggal, sebenarnya aku sangat merindukan punya teman di rumah yang selalu sepi. Ayah lebih sering keluar kota, sementara ibu sibuk dengan teman teman bisnisnya.

Kehadiran Ary mampu mengisi kekosongan dan kerinduanku pada seorang saudara yang tak kupunya. Sikapnya yang tegas, sangat melindungi dan memanjakanku membuatku sering bertanya tanya. Ada debar debar aneh yang menyelusup ke hatiku saat Ary menggandengku. Wajahku terasa panas bila dia sengaja menatapku berlama lama, hingga aku tak berani menentang pandangan itu.

Inikah yang dinamakan cinta? Aah, aku tak berani menduga duga. Selama ini Ary tak pernah mengutarakan isi hatinya padaku.

“Ambar….. ada sesuatu yang pengin aku katakan. Boleh?” katanya tiba tiba.

Malam itu kami baru saja pulang dari toko buku. Aku mengangguk. Deg. Debar di dadaku seperti seribu genderang ditabuh bersamaan. Mukaku terasa panas, dan aku mengangguk tanpa bisa kucegah lagi.

Jadilah, malam itu kami berdua resmi pacaran.

*****

Umurku belum genap 17 tahun, masih terlalu muda untuk mengerti. Ary ternyata tak sebaik dan selembut yang nampak di tingkah lakunya. Selama ini aku memandang dunia dengan mata luguku, menganggap bahwa semua orang sejujur dan selugu diriku.

Ary ternyata mempunyai niat jahat terhadapku. Sepulang jalan jalan di malam minggu, dia telah membelokkan arah motornya ke rumah kosong dimana telah menunggu teman temannya. Aku tak bisa mengelak, aku terlalu takut untuk berteriak atau memberontak.

Jadilah malam itu menjadi malam neraka bagiku, diantara tawa dan lenguhan penuh nafsu mereka mereka yang dirasuki alkohol dan nafsu setan.

“Kita buang saja……gadis bodoh yang lugu, dungu dan tolol ini….” Kudengar salah satu teman Ary mengumpat umpat.

“Terseraahh….” Ceracau Ary, tawanya tergelak gelak. Bau alkohol menyembur dari mulutnya.

Setelah mengikatkan sehelai kain hitam ke mukaku, mereka melempar tubuhku ke jok belakang, dan memacunya entah kemana. Satu jam, dua jam……entah. Aku tak tahu sudah berapa lama mereka memacu mobilnya.

Kurasakan perjalanan yang berkelok kelok dan naik turun, suara gas yang dipacu dan sesekali bunyi rem yang diinjak mendadak……

Di suatu tempat, mereka beramai ramai mengangkat tubuhku lalu melemparkanku ke dalam jurang, tanpa ampun.

=====oOo=====

~terima kasih tak terhingga untuk Taufik Elhida~ atas idenya, supportnya dan kritikan pedasnya



~~bersambung~~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun