**********
Hari-hari mereka habiskan berdua dengan bolak balik ke rumah sakit untuk pengobatan Nayla. Radit dengan telaten selalu mendampingin perempuan itu, membesarkan hatinya, menyemangatinya. Jauh di sudut hatinya ia menyimpan harapan, suatu saat kelak akan adan keajaiban yang ditemuinya. Kapan? Entah .....
Proyek Stadion Olah Raga yang menjadi tanggung jawab Nayla berangsur-angsur mulai kelihatan hasilnya. Radit melarang Nayla terjun langsung memantau pembangunannya. Pengawasan di lapangan diserahkan pada Gatot, rekan satu timnya yang bisa diandalkan.
"Terima kasih ya Gatot, kau telah banyak membantuku, menghandle semua pekerjaanku yang tertunda .....," bisik Nayla penuh terima kasih.
Gatot menyembunyikan senyum pahitnya dengan sibuk mengatur letak bouquet bunga di vas yang terletak di sudut ruangan. Ia tak ingin Nayla melihat perubahan air mukanya.
Nay, kau tidak tahu betapa aku sangat menyayangimu, batinnya.
~~bersambung~~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H