Mohon tunggu...
Enggar Murdiasih
Enggar Murdiasih Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Ibu Rumah Tangga

penggemar fiksi, mencoba menuliskannya dengan hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Berdasar Emansipasi [Pilkades Rangkat]

24 November 2012   04:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:45 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13537324732071682959

Beranda rumah bermandi cahaya surya yang bening menyilaukan, menebar hangat ke seanteronya. Sengaja kubuka semua pintu dan jendela, membiarkan udara lembab semalaman berganti dengan sejuknya pagi.

Masih terlalu pagi untuk melakukan aktifitas di luar rumah, dan rasanya masih belum pantas buat menyapa tetangga kiri kanan seperti biasa kulakukan. Tapi kenapa suasana desa sudah terasa hiruk pikuk?

Kulongokkan kepala ke perempatan< kulihat kang Inin, Om Garong, mas Hans, sedang sibuk berbisik bisik sambil mengoleskan sesuatu di tiang listrik. Di ujung jalan yang lain kulihat mas Lala, kang Edy dan bunda Yanti, juga Dorma sedang asyik menggali tanah.

"sedang apa mereka sepagi ini?" gumamku perlahan.

"bundaaaaaa..........." Elhida muncul di belakangku, membuatku terlonjak kaget.

"eits....bukannya kau tak boleh keluar rumah? Kata mamamu, kau sedang dipingit?" tanyaku lagi.

"hehehehe, aku kangen bundaaaa..." sambil melendot di bahuku. "ini anak......nanti bunda jatuuuuhh..."

"tenang bund, ada aku. Tak akan kubiarkan bunda jatuh...." katanya berusaha gagah.

"lagakmu......badan pongkring gitu, masa kuaat......."

Kamipun tertawa bersama.

*****

Setelah Elhida berlalu, kupungut beberapa poster yang tadi diselipkan di bawah pintu depan. Sudah mulai masa kampanye rupanya. Ada poster mas Ibay, mas Erwin.....jeng Asih, juga jeng Sekar.

"ini tho calon Kadesnya?.......Wah, semuanya qualified, bikin bingung harus memilih siapa......"

Kutimang dan kupandangi poster mereka satu persatu. Semuanya punya kontribusi yang besar terhadap desa. Mas Ibay sukses memimpin warga saat menjabat jadi Ketua RT,  jeng Asih sigap saat menjadi Sekdes,  mas Erwin menunjukkan kehandalannya saat memimpin duta desa ke acara outdoor baru baru ini....sementara jeng Sekar, siapa yang tak kenal dirinya? Juragan kripik yang fenomenal, sedikit galak tapi ngangenin..... sepertinya cocok jadi bu Kades yang baru.

Tiba tiba......"bund milih siapa?" tanya Elhida yang kembali datang membawa serantang rendang.

"ssssttt.....apa boleh kalau bunda tidak memilih jeng Asih?" tanyaku berbisik.

"tapi kenapa bund? mbak Asih menantu bunda sendiri..."

"bukan karena itu nang......begini"  aku mengajaknya duduk di beranda. Seperti biasa, nang selalu menuangkan secangkir teh buatku, meskipun itu di rumahku sendiri.

"bunda kepengin, suatu hari nanti jeng Asih mau tinggal bersama bunda di rumah ini. Sebentar lagi kau akan punya rumah sendiri, tak bisa sering sering jenguk bunda di sini. Kalau jeng Asih jadi Kades, mungkin waktunya lebih banyak dihabiskan di Kantor Desa atau menyambangi warganya...." jelasku panjang lebar.

"lalu bunda memilih siapa?"

"bunda lebih memilih mas Ibay nang......aura pemimpinnya nampak di wajahnya. Bunda percaya, desa akan semakin berkibar dan bersinar dibawah komandonya......"

"wah cucok bund....aku setuju dengan alasan bunda...." jawab Elhida.

*****

"El..........kamu dimana?"  jeng Yety memanggil manggil. Ada nada gusar dalam suaranya.

"nah looohh.....sana.....dasar anak bandel, sudah dipingit masih sajaa....." kataku, mendorong Elhida untuk pulang.

"iiyyyaaa....iiyyaaa...bundaaaaa....." ledeknya sambil berlari menjauh.

[caption id="attachment_225518" align="aligncenter" width="300" caption="dok. Pilkada Rangkat"][/caption]

===%%%%%===

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun