4.Manajemen RisikoÂ
Diversifikasi bisnis tidak selalu berhasil, dan ada risiko yang terkait dengan memasuki segmen bisnis baru. Oleh karena itu, manajemen risiko yang efektif adalah komponen kunci dari strategi portofolio. Ini melibatkan pengembangan rencana untuk mengelola risiko yang mungkin muncul.
5.Monitor dan EvaluasiÂ
Setelah bisnis baru dimasukkan ke dalam portofolio, organisasi perlu terus memantau dan mengevaluasi kinerjanya. Jika sebuah segmen bisnis tidak memenuhi ekspektasi, tindakan perbaikan atau penghapusan dari portofolio mungkin diperlukan.
Studi Kasus: Keberhasilan Strategi Portofolio dalam DiversifikasiÂ
Sebagai contoh, kita dapat melihat keberhasilan perusahaan teknologi terkemuka seperti Google (sekarang Alphabet Inc.), yang telah menggunakan strategi portofolio dalam diversifikasi bisnis mereka. Selain bisnis inti mereka di bidang mesin pencari dan periklanan online, Google telah melakukan diversifikasi ke berbagai segmen bisnis, termasuk sistem operasi (Android), layanan cloud (Google Cloud Platform), dan bahkan kendaraan otonom (Waymo).
Keberhasilan Google dalam diversifikasi bisnis ini adalah hasil dari strategi portofolio yang cermat, manajemen risiko yang efektif, dan pemanfaatan keahlian teknologi yang sudah ada.
KesimpulanÂ
Diversifikasi bisnis menggunakan strategi portofolio dapat menjadi kunci untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Ini memungkinkan organisasi untuk mengurangi risiko, memanfaatkan sumber daya yang sudah ada, dan mencapai pertumbuhan yang lebih cepat. Namun, diversifikasi bukanlah tanpa risiko, dan manajemen yang bijak diperlukan untuk memastikan kesuksesan strategi ini. Dengan perencanaan yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang pasar dan peluang, organisasi dapat mengelola diversifikasi dengan sukses dan memperkuat posisi kompetitif mereka di pasar.