Paling utama adalah, bagaimana mengendalikan diri agar mampu menahan godaan. Anda yang memiliki kartu kredit misalnya, begitu besar godaannya. Dengan cicilan nol persen dan bonus segambreng, membuat siapa saja begitu tergiur belanja, meski sebetulnya barang itu belum terlalu dibutuhkan.
Termasuk mereka yang memiliki gaji besar seperti contoh di atas tadi misalnya. Hedonic treatmill alias godaan gaya hidup membuat gaji yang cukup lumayan itu juga banyak terpakai untuk hal-hal yang tidak murah. Bagi buruh, makan nasi bungkus plus minum Rp 15 ribu jelas sudah sebuah kemewahan. Tapi bagi yang gajinya puluhan juta, makan steak plus minuman yang jutaan rupiah, bukanlah suatu kendala.
Tentu tidak bisa membandingkan apple to android. Itu sama saja membandingkan langit dan jurang. Perbedaannya jauh. Tapi kalau dilihat dari fungsinya, bukankah tidak jauh berbeda? Â
Disadari atau tidak, pandemi Corona ini justru memaksa setiap orang memiliki kemampuan baru yakni bagaimana bertahan hidup. Dan akhirnya semua orang jadi tahu, apa sesungguhnya hidup. Sebab selama ini, banyak yang berlomba-lomba dalam kelebihan, sementara di sekeliling masih ada yang memikirkan bagaimana caranya bisa hidup. Â
Semoga banyak lagi hikmah yang bisa dipetik dari kondisi saat ini. Dan ketika wabah berakhir, tetap bisa istiqamah dan bukan malah lalai atau jor-joran kembali.
Jadi ingat kata sang bijak. Untuk hidup sebetulnya mudah dan murah. Yang mahal adalah gaya hidup.
Bagaimana menurut sahabat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H