Untuk membuang bagian diri 'pembunuh' dalam diri Melati, perlu dilakukan intervensi di pikiran bawah sadarnya. Hipnoterapi klinis bisa menjadi salah satu pilihan, agar si melati bisa dikembalikan pada fitrahnya.
3. PBS Tidak Mengenal Benar Salah
Salah satu cara kerja pikiran bawah sadar alias PBS adalah tidak mengenal baik atau buruk, benar atau salah, surga atau neraka, hingga pahala atau dosa. PBS hanya mengenal untung atau rugi.Â
Maka, ketika Melati berani melakukan pembunuhan, sejatinya ada bagian diri Melati yang merasa untung. Itulah kenapa setelah melakukan pembunuhan, gadis ini mengatakan 'puas'. Itu adalah ekspresi ada yang diuntungkan di dalam dirinya setelah melakukan hal tersebut.
Hal itu sama persis dengan mereka yang mengaku rajin ibadah dan merasa paling dekat dengan Tuhan. Kenapa masih melakukan kesalahan? Dari mulai korupsi, sampai pencabulan? Ya karena pikiran bawah sadar merasa untung. Sehingga lupa soal surga dan neraka, pahala atau dosa. Tahunya mana yang untung, itulah yang dilakukan.
Nah, kembali ke persoalan Melati, tentu gadis ini perlu penanganan serius. Bahwa dia sudah bersalah dan harus dihukum, itu sudah pasti. Namun sejatinya Melati juga korban dari kondisi keluarga serta korban dari paparan film dan informasi yang kurang sehat.
Tidak berlebihan pula jika Melati perlu dilakukan rehabilitasi secara kejiwaan di pikiran bawah sadarnya, agar tidak terjadi lagi hal yang sama di kemudian hari.
Demikianlah kenyataannya. (*) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H