Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak 15 Tahun Berani Membunuh? Ini Analisisnya

7 Maret 2020   22:14 Diperbarui: 14 Maret 2020   10:01 5344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk membuang bagian diri 'pembunuh' dalam diri Melati, perlu dilakukan intervensi di pikiran bawah sadarnya. Hipnoterapi klinis bisa menjadi salah satu pilihan, agar si melati bisa dikembalikan pada fitrahnya.

3. PBS Tidak Mengenal Benar Salah

Salah satu cara kerja pikiran bawah sadar alias PBS adalah tidak mengenal baik atau buruk, benar atau salah, surga atau neraka, hingga pahala atau dosa. PBS hanya mengenal untung atau rugi. 

Maka, ketika Melati berani melakukan pembunuhan, sejatinya ada bagian diri Melati yang merasa untung. Itulah kenapa setelah melakukan pembunuhan, gadis ini mengatakan 'puas'. Itu adalah ekspresi ada yang diuntungkan di dalam dirinya setelah melakukan hal tersebut.

Hal itu sama persis dengan mereka yang mengaku rajin ibadah dan merasa paling dekat dengan Tuhan. Kenapa masih melakukan kesalahan? Dari mulai korupsi, sampai pencabulan? Ya karena pikiran bawah sadar merasa untung. Sehingga lupa soal surga dan neraka, pahala atau dosa. Tahunya mana yang untung, itulah yang dilakukan.

Nah, kembali ke persoalan Melati, tentu gadis ini perlu penanganan serius. Bahwa dia sudah bersalah dan harus dihukum, itu sudah pasti. Namun sejatinya Melati juga korban dari kondisi keluarga serta korban dari paparan film dan informasi yang kurang sehat.

Tidak berlebihan pula jika Melati perlu dilakukan rehabilitasi secara kejiwaan di pikiran bawah sadarnya, agar tidak terjadi lagi hal yang sama di kemudian hari.

Demikianlah kenyataannya. (*)  


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun