Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak 15 Tahun Berani Membunuh? Ini Analisisnya

7 Maret 2020   22:14 Diperbarui: 14 Maret 2020   10:01 5344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, waktu berkualitas. Sibuk bekerja boleh. Namun, berikan waktu berkualitas pada anak. Problem orang tua masa kini adalah, kurang memiliki waktu berkualitas pada buah hati. 

Berkumpul bersama anak pun, belum tentu berkualitas jika orang tua masih sibuk bekerja atau pegang handphone. Anak akan merasa terabaikan dan tidak terisi kasih sayangnya.

Kelima atau terakhir adalah hadiah. Memberikan hadiah, sekecil apa pun, juga merupakan cara mengisi baterai kasih sayang anak. Tak usah segan memberi barang yang disukai anak. 

Jadikan itu momen penting untuk meningkatkan ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak. Hadiah tidak harus mahal. Yang penting diberikan dengan perasaan tulus dan nyaman.

Nah boleh jadi, Melati yang berani melakukan pembunuhan tidak mendapatkan kasih sayang yang porporsional. Akibatnya, ibarat handphone yang drop, mengalami gangguan dan tidak berfungsi dengan baik.

2. Ego Personality (EP) Baru

Di setiap manusia, memiliki ego personality (EP) atau bagian diri yang berbeda-beda. Ada yang menyebut sebagai kepribadian yang berbeda-beda. Supaya mudah, saya tuliskan ini sebagai EP. 

Dari barang bukti yang ditunjukkan polisi, misalnya dari gambar yang dibuat Melati, seolah menunjukkan gadis ini sedang dalam kesedihan dan kurang perhatian serta kasih sayang. Seperti sudah dibahas di atas, kondisinya menjadi drop.

Nah saat anak kekurangan kasih sayang ini menjadikan pagar pikiran bawah sadar terbuka lebar. Dalam posisi seperti itu, maka informasi apa pun yang masuk dan diterima Melati, akan diterima pikiran bawah sadar tanpa disaring sama sekali. 

Dalam kondisi pikiran bawah sadar aktif, yang dilihat dan dibaca lebih banyak film horor, mistis, hingga hal-hal misterius lainnya. Maka secara tidak disadari, Melati menciptakan sebuah kepribadian baru yang menyenangi hal-hal seperti ini.

Awalnya kepribadian baru ini masih sangat kecil. Jika dibiarkan dan lama-lama membesar dan dominan, maka bagian diri atau kepribadian baru inilah yang akhirnya menguasai Melati. Maka jangan heran jika Melati mengaku puas setelah melakukan pembunuhan. Sejatinya, yang merasa puas itu adalah bagian diri Melati yang baru itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun