Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Joker, Keyakinan dan Radikalisme

17 Oktober 2019   07:22 Diperbarui: 17 Oktober 2019   07:53 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi kalau ada yang menyalahkan gen, sebaiknya perbaiki kesalahan itu. Nyatanya lingkungan sangat berpengaruh. Misalnya saja ada bayi yang lahir dari kedua orang tua yang gennya berkualitas. Namun sejak bayi berada di lingkungan yang kurang baik. Maka bisa dipastikan, lingkungan itulah yang mempunyai peranan penting dalam membentuk pribadi si bayi, ketimbang gen.

Dari penelitian yang dilakukan Bruce Lipton terbukti bahwa kesadaran sel terhadap lingkungannya menentukan mekanisme kehidupan. Setiap manusia  terdiri dari 50 triliun sel. Maka diri sendiri yang berkewajiban memberikan lingkungan yang baik terhadap triliunan sel itu.

Ini sejalan dengan hadits sahih dari Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari: 4789, yakni: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya." Sepintas sepertinya berlebihan. Memimpin kok untuk diri sendiri? Setelah membaca buku karangan Bruce Lipton akhirnya jelas, bahwa setiap manusia harus memimpin 50 triliun sel yang ada dalam dirinya. Jika tidak, maka sel akan liar dan itulah yang menyebabkan timbulnya penyakit serta perilaku yang tidak semestinya pada diri setiap manusia.  

Manusia ibarat sebuah negara dengan penduduk 50 triliun sel. Mereka harus diajak bekerja sama untuk mencapai tujuan. Apakah kemudian ingin menciptakan kehidupan yang damai, bahagia dan penuh cinta. Atau sebaliknya, berpotensi menciptakan kehidupan yang penuh kebencian dan menyalahkan orang lain.

Jika setiap sel dikontrol oleh kesadaran mereka terhadap lingkungan, maka begitulah gambaran manusia yang juga dikontrol lingkungannya. Karena itu, lingkungan akan berpengaruh besar dalam setiap kehidupan manusia. Jadi sudah jelas bahwa karakter kehidupan seseorang bukan ditentukan oleh gen, melainkan ditentukan bagaimana respons setiap individu terhadap sinyal lingkungan .

Film Joker yang sudah dirilis di bioskop juga menegaskan, betapa lingkungan yang kurang baik telah menjadikan Joker sebagai sosok penjahat yang cukup menakutkan. Begitu pula banyak fakta yang mengemuka, seseorang yang nyata-nyata baik dan alim, bisa dengan mudah menjadi eksekutor bom bunuh diri ketika terpapar lingkungan yang kurang tepat.

Maka dari itu, keyakinan keliru yang sudah terlanjur tertanam pada diri, segera akan menjadi kenyataan dan itu sangatlah membahayakan. Sebab pada kenyataannya, manusia adalah kreator atas kehidupannya sendiri dan termasuk penentu kondisi dunia, tempat hidup mereka sendiri.

Bagaimana menurut sahabat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun