Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dilecehkan Dosen dan Jodoh Sabrina

6 April 2019   22:52 Diperbarui: 7 April 2019   19:53 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi sekarang sudah ngga apa-apa kok. Coba nanti saya main-main ke kampus, sekalian ambil skripsi saya kalau ada," sambungnya. 

Itulah dampak dari cara kerja pikiran bawah sadar. Dalam kondisi sadar, seseorang kadang mengaku sudah melupakan dan memaafkan. Namun nyatanya, belum tentu proses memaafkan dan melupakan itu sudah terjadi di pikiran bawah sadar. Jika tidak, kejadian yang menjadi akar masalah itu akan terus menggelinding bak bola salju. Sehingga, akan memberikan dampak kurang nyaman terhadap aktivitas tertentu.

Mengacu pada kasus tersebut, tampaknya perlu ada pula peningkatan sarana pendukung di setiap lembaga pendidikan. Misalnya setiap sekolah atau kampus harus dilengkapi dengan kamera pengintai. Kalau perlu semua ruangan, kecuali dalam toilet. Setidaknya, ini untuk meminimalkan niat jahat dari para dosen yang tidak tahan melihat wajah mahasiswinya yang aduhai.    

Jangan sampai para siswa atau mahasiswa terenggut masa depannya hanya karena ulah oknum pendidik yang tidak mampu menahan hawa nafsunya. Luka batin yang dialami korban pelecehan seksual, akan terbawa hingga puluhan tahun, selama tidak diatasi secara permanen.

Terbukti seperti Sabrina, akhirnya selalu kandas menjalin hubungan dengan laki-laki, karena ada perasaan takut yang berlebihan. Disadari atau tidak, trauma inilah yang kemudian akan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Bahkan, impian tidak mudah terwujud  karena ada energi negatif di masa lalu yang sangat mengganggu. Ada pemicu sedikit saja, semua emosi dan memori seketika muncul kembali, bahkan seolah kembali mengalami hal yang sama saat sekarang.

Itulah cara kerja pikiran bawah sadar. Dia tidak kenal masa lalu atau masa depan. Yang dia rasakan adalah saat ini, sekarang. Itu sebabnya, jangan abaikan trauma masa lalu.

Pastikan trauma dan luka batin di masa lalu itu benar-benar sudah diatasi dan ditangani dengan tuntas. Sehingga ketika mendengar kejadian yang sama atau mirip dengan kejadian di masa lalu, emosi yang terkandung di dalamnya sudah netral, atau tidak berpengaruh sedikit pun.

Kira-kira, menurut sahabat semua, apa hikmah yang bisa diambil dari contoh kasus di atas?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun