Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Penyebab dan Solusi Mengatasi Anak Malas Makan

19 Maret 2019   17:05 Diperbarui: 21 Maret 2019   15:17 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak susah makan.(Thinkstockphotos)

Sekali lagi, hindari memaksa saat proses makan. Apalagi sampai ada bentakan atau amarah. Jadikan ritual makan selalu menyenangkan. Orangtua harus tenang dan nyaman saat mengajak anak makan. Memaksa anak makan makanan yang tidak ia sukai hanya akan meninggalkan trauma tentang makanan.

Tak Harus Nasi

Para orang tua, terutama pasangan muda, langsung panik dan merasa khawatir berlebihan ketika anaknya tidak mau makan. Apalagi jika anaknya tidak mau makan nasi. Padahal nasi bukanlah makanan utama yang wajib masuk ke perut anak. 

Coba perhatikan di negara lain, makanan utamanya bukan nasi, dan anak-anak pun tetap sehat tanpa nasi. Yang penting itu kandungan karbohidrat terpenuhi, bukan nasinya.

Adalah benar menurut pakar gizi, kebutuhan nutrisi yang mesti dipenuhi anak-anak yakni 55 sampai 60 persen karbohidrat, 15 persen protein, 30 persen lemak, dan sisanya makronutrien. Untuk bentuk karbohidratnya seperti apa, disesuaikan lagi dengan selera si anak.

Masih ada kentang atau sumber karbohidrat lainnya yang bisa jadi alternatif. Yang dikhawatirkan adalah ketika selalu dipaksa makan nasi, anak menjadi trauma lebih parah dan berkepanjangan. Inilah yang kemudian kerap saya jumpai di ruang praktik. Anak tidak mau makan nasi karena trauma.

Jadi, ketika anak tidak mau makan nasi, orang tua sebaiknya tetap tenang dan nyaman. Jangan malah memaksa, apalagi sampai mengejar anak bahkan dengan ancaman.

foto: detik.com
foto: detik.com
Maksimal 30 Menit

Waktu makan untuk anak sebaiknya tidak terlalu lama. Maksimal 30 menit. Ketika sudah tidak mau ya sudah. Jangan sampai ritual makan menjadi ritual yang membosankan dan tidak menyenangkan bagi anak.  

Jika anak terus dikasih makan, apalagi proses menyuap makanan sampai berjam-jam, ditambah lagi nanti diberi susu dua jam kemudian, anak akhirnya kehilangan "alarm" lapar dan tidak kenal lagi rasa lapar. Ini tentu sangat kurang baik untuk tumbuh kembangnya.

Perlu Kreativitas 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun