Salah satu yang membuat diet berantakan adalah, sulitnya mengendalikan nafsu makan. Meski sudah ikut program diet dengan biaya hingga jutaan rupiah, namun nyatanya, dorongan untuk bisa makan apa saja, selalu membuncah di dalam dada. Lalu bagaimana solusinya?
"Ini sudah jalan terakhir saya. Saya sudah capek dan putus asa. Kalau cara ini pun tidak bisa mengendalikan nafsu makan saya, maka sekalian saya mau menikmati hidup. Saya mau makan apa saja sepuasnya," sebut wanita 37 tahun dengan berat badan 69 kg ini dengan mata berkaca-kaca.
Datang ditemani suaminya, wanita ini mengaku tahu tentang hipnoterapi dari hasil pencarian di internet. Merasa masih ada jalan, maka dia pun berinisiatif mencoba jalur ini.
"Makanya, kalau sampai ini juga gagal, saya ngga tahu lagi. Saya ngga akan diet lagi. Biarlah mau menikmati hidup," tegas wanita asal Samarinda ini.
Setelah membeber semua unek-uneknya, Juwita (tentu bukan nama sebenarnya), diberikan penjelasan tentang hipnoterapi klinis yang akan dijalaninya.
Merasa yakin dan mantap jiwa usai mendengarkan penjelasan itu, Juwita pun bersedia menjalani sesi terapi. Dengan mudah, ibu dari 2 anak ini dibimbing masuk ke kondisi relaksasi pikiran yang dalam dan menyenangkan.
Begitu berada di kedalaman pikiran yang tepat dan presisi, proses penggalian akar masalah pun dilakukan. Yang dicari adalah, apa yang menyebabkan Juwita sulit menahan nafsu makannya?
Ternyata, proses pencarian mendarat pada usia 7 tahun, ketika Juwita usai main lompat tali. Ya, di usia tersebut, Juwita sangat suka bermain lompat tali, dan boleh dikata sangat jago. Setinggi apa pun posisi tali yang dibuat dari rangkaian karet gelang dipasang, Juwita bisa melintasinya.
Usai main lompat tali itu, Juwita kelelahan dan merasa sangat lapar. Nah, begitu di meja makan, dia melihat sudah tersedia aneka makanan yang sangat enak di lidah. Maka tanpa ba bi bu lagi, Juwita langsung memuaskan nafsu makannya. Ternyata, nafsu makan yang luar biasa usai main lompat tali itulah yang menjadi akar masalahnya.
Dengan teknik hipnoterapi klinis yang sudah teruji, Juwita dibimbing untuk mencabut akar masalah yang ada di dalam pikirannya. Juwita pun mengaku merasa lega dan plong.
Setelah diproses, langsung dilakukan 'uji coba' di dalam pikiran bawah sadarnya. Hasilnya, Juwita merasa biasa saja, meski dihadapkan pada menu kesukaannya, bakso. Padahal biasanya, dia selalu melahap bakso hingga dua mangkok penuh.
Kemarin (1/2), seminggu selepas terapi, Juwita menelpon saya. Dia mengaku kagum atas dirinya sendiri. "Saya sengaja pergi ke warung bakso langganan saya. Agak lama saya di dalam mobil, menunggu reaksi diri saya sendiri. Ternyata benar-benar biasa saja. Tidak sampai ngiler atau kepengen. Bagi saya, ini sudah keberhasilan luar biasa," beber Juwita.
Kini, Juwita mengaku sangat mudah mengontrol makanannya. "Makan secukupnya saja. Itu pun kalau kepengen banget. Biasanya, tiada hari tanpa mengunyah makanan," katanya. Sekarang, dia pun mengubah tujuan hidupnya. Bukan untuk diet, namun ingin hidup sehat. Jika kemudian bisa langsing, itulah bonus yang akan ia dapatkan.
Selamat buat Juwita, semoga semakin hari tubuhnya semakin sehat dan ideal. Demikianlah kenyataannya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H