Total ada tiga lembar kertas yang ia gunakan untuk menjawab pertanyaan. Saya tidak membaca apa yang ia tuliskan. Biarlah itu menjadi rahasianya. Yang penting masalahnya selesai. Segera saya lipat kertas yang ia serahkan itu dengan rapi. Kemudian, saya minta dirinya sendiri yang membakar kertas itu sampai habis, di teras kantor. Merasa sudah tidak ada beban lagi, ia pun pamit undur diri.
Kemarin, menjelang maghrib, tiba-tiba dia mengirimkan pesan melalui Whatsapp bahwa dia semakin semangat menjalankan usahanya kembali. "Aku kembali ke fokus utama, bisnis. Memang sudah seharusnya aku melakukan ini," sebutnya.
Tak lupa, saya juga mengingatkan agar selalu mengharap keridaan dari Allah. Agar usaha yang dijalankan mendapat berkah dan bisa menjadi bekal kelak di kehidupan selanjutnya. Tugas manusia hanya ikhtiar dan berusaha. Selebihnya biarlah menjadi urusan Allah, Sang Maha Pemberi Rezeki.
Demikianlah kenyataannya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H