Begitu pula sosok Dahlan Iskan, yang juga merupakan guru inspiratif, yang setiap perjalanan hidupnya banyak bisa dijadikan pelajaran. Beruntung, saya juga pernah mengikuti kelas bersama beliau, meski awalnya sempat takut diusir. Kok bisa?
Terdorong rasa ingin belajar dengan beliau, di hari H, saya nekat datang dan masuk ke kelas khusus ini. Jumlah peserta jelas bertambah. Apalagi nama saya tidak masuk dalam daftar. Alhamdulillah, saya tidak diusir dan diperbolehkan ikut kelasnya sampai selesai selama hampir 2 minggu.
Begitu pula ketika mendapat kesempatan belajar teknologi pikiran, dengan Adi W. Gunawan, pemilik Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology Surabaya. Selain belajar secara keilmuan, banyak hal yang bisa dipelajari dari mulai sikap tegas dan kedisiplinan hingga bagaimana belajar menerapkan sebuah standar yang tepat.
Pun dalam hal politik, saya mendapat kesempatan berguru dengan Agus Tantomo. Mualaf yang kini menjadi wakil bupati Berau itu, banyak memberikan pemahaman bagaimana berpolitik. Meski banyak yang mengatakan politik itu 'kejam', namun ilmu politik sepatutnya tetap perlu dipelajari.
Setidaknya itulah wejangan yang diberikan Ustaz Abdul Somad Lc MA, ustaz kondang di media sosial yang kajiannya banyak disimak warga internet. Beliau selalu mengingatkan agar umat juga tetap belajar politik, agar tidak kalah oleh kaum yang mencoba menghancurkan negara dan agama. Beruntung pula saya pernah bertemu langsung dengan Ustaz Abdul Somad, sehingga saya tidak hanya belajar melalui media sosial.
Tentu masih banyak guru lainnya, yang tidak bisa disebutkan satu demi satu. Para guru itulah yang berperan sebagai tukang asah atau tukang gosok. Ibarat berlian, para guru itulah yang membuat diri kita semakin berkilau dan bersinar. Para guru itulah, yang membuat pemikiran kita semakin tajam dan semakin berbobot. Tempaan yang dilakukan oleh para guru itulah yang menentukan kualitas pribadi kita saat ini.
Yang tidak boleh dilupakan adalah guru sepanjang masa yakni kedua orang tua. Sejak lahir hingga nanti tutup usia, beliaulah yang sangat besar peranannya membesarkan dan memberikan didikan maksimal. Ayah wafat ketika usia saya masih 12 tahun. Meski singkat, banyak pelajaran yang diberikan oleh almarhum dan bermanfaat hingga kini. Begitu juga ibu, seorang wanita tangguh yang hingga kini tetap bersemangat menjalani hidup. Dari kedua orang tua, kita tidak hanya mendapatkan pelajaran dan pendidikan. Lebih dari itu, ada doa tulus yang tersemat di setiap ibadahnya, untuk anak-anaknya.
Rasanya tak berlebihan, jika di hari guru ini, marilah kita memanjatkan doa yang tulus dan ikhlas, untuk semua guru. Baik guru di sekolah, maupun guru kehidupan, terlebih untuk kedua orang tua. Semoga, ilmu dan semua pembelajaran yang diberikan bisa menjadi berkah dan bermanfaat hingga di kehidupan yang akan datang. Semoga. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H