Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bisakah Belajar Tanpa Guru?

25 November 2017   12:32 Diperbarui: 26 November 2017   00:39 4207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu pula sosok Dahlan Iskan, yang juga merupakan guru inspiratif, yang setiap perjalanan hidupnya banyak bisa dijadikan pelajaran. Beruntung, saya juga pernah mengikuti kelas bersama beliau, meski awalnya sempat takut diusir. Kok bisa?

dream.co.id
dream.co.id
Ya, ketika itu ada kelas khusus bersama Dahlan Iskan di Graha Pena Jakarta. Ada batasan usia khusus yang diperbolehkan mengikuti kelas itu. Usia saya sudah lewat dua tahun, sehingga saya mengutus redaktur pelaksana untuk mengikuti kelas ini.

Terdorong rasa ingin belajar dengan beliau, di hari H, saya nekat datang dan masuk ke kelas khusus ini. Jumlah peserta jelas bertambah. Apalagi nama saya tidak masuk dalam daftar. Alhamdulillah, saya tidak diusir dan diperbolehkan ikut kelasnya sampai selesai selama hampir 2 minggu.

Begitu pula ketika mendapat kesempatan belajar teknologi pikiran, dengan Adi W. Gunawan, pemilik Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology Surabaya. Selain belajar secara keilmuan, banyak hal yang bisa dipelajari dari mulai sikap tegas dan kedisiplinan hingga bagaimana belajar menerapkan sebuah standar yang tepat.

Pun dalam hal politik, saya mendapat kesempatan berguru dengan Agus Tantomo. Mualaf yang kini menjadi wakil bupati Berau itu, banyak memberikan pemahaman bagaimana berpolitik. Meski banyak yang mengatakan politik itu 'kejam', namun ilmu politik sepatutnya tetap perlu dipelajari.

Setidaknya itulah wejangan yang diberikan Ustaz Abdul Somad Lc MA, ustaz kondang di media sosial yang kajiannya banyak disimak warga internet. Beliau selalu mengingatkan agar umat juga tetap belajar politik, agar tidak kalah oleh kaum yang mencoba menghancurkan negara dan agama. Beruntung pula saya pernah bertemu langsung dengan Ustaz Abdul Somad, sehingga saya tidak hanya belajar melalui media sosial.

Tentu masih banyak guru lainnya, yang tidak bisa disebutkan satu demi satu. Para guru itulah yang berperan sebagai tukang asah atau tukang gosok. Ibarat berlian, para guru itulah yang membuat diri kita semakin berkilau dan bersinar. Para guru itulah, yang membuat pemikiran kita semakin tajam dan semakin berbobot. Tempaan yang dilakukan oleh para guru itulah yang menentukan kualitas pribadi kita saat ini.

Yang tidak boleh dilupakan adalah guru sepanjang masa yakni kedua orang tua. Sejak lahir hingga nanti tutup usia, beliaulah yang sangat besar peranannya membesarkan dan memberikan didikan maksimal. Ayah wafat ketika usia saya masih 12 tahun. Meski singkat, banyak pelajaran yang diberikan oleh almarhum dan bermanfaat hingga kini. Begitu juga ibu, seorang wanita tangguh yang hingga kini tetap bersemangat menjalani hidup. Dari kedua orang tua, kita tidak hanya mendapatkan pelajaran dan pendidikan. Lebih dari itu, ada doa tulus yang tersemat di setiap ibadahnya, untuk anak-anaknya.

Rasanya tak berlebihan, jika di hari guru ini, marilah kita memanjatkan doa yang tulus dan ikhlas, untuk semua guru. Baik guru di sekolah, maupun guru kehidupan, terlebih untuk kedua orang tua. Semoga, ilmu dan semua pembelajaran yang diberikan bisa menjadi berkah dan bermanfaat hingga di kehidupan yang akan datang. Semoga. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun