Ini pula yang kemudian melahirkan banyak penyakit turunan dalam urusan kreativitas. Coba saja ketika ada pelajaran menggambar, selalu yang digambar adalah dua gunung. Saya dulu juga begitu, anak saya pun begitu. Para orang tua yang lahir lebih dulu, juga menggambar hal yang sama. Satu Indonesia, penyakit ini sudah menular. Begitu pula ketika diminta mengarang, kalimat pertama yang ditulis selalu “Pada suatu hari”. Virus ini juga sudah menyebar, turun-temurun ke seluruh Indonesia.
Sahabat, setiap orang dilahirkan untuk sukses. Bahkan, ketika dia sudah lahir pun sudah termasuk sukses. Kenapa? Karena dia berhasil bersaing dengan jutaan sel sperma lainnya yang mati sebelum berhasil menembus sel telur. Bukankah hanya yang terlahir yang bisa dikatakan sukses?
Lantas apakah pendidikan tidak perlu? Saya tentu tidak mengatakan demikian. Pendidikan sangat diperlukan, namun yang paling penting adalah penanaman pemahaman. Tentu ada siswa yang memang mampu dan bisa mencapai prestasi dengan nilai baik. Namun ada pula yang sukses di bidang olahraga. Sementara siswa lainnya sukses di bidang kesenian. Adalah tugas orang tua dan guru memahami setiap individu, hingga kemudian mengarahkan mana yang terbaik untuk masa depannya, kelak. Bagaimana menurut sahabat semua? (*)
Simak artikel lain di: www.endrosefendi.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI