Mohon tunggu...
Endrita Agung
Endrita Agung Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Untuk Indonesia yang lebih baik.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

1.698 Seniman Bantengan Padati Kota Batu

28 Maret 2014   19:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:21 2398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_300993" align="aligncenter" width="491" caption="Rombongan pemkab Kota Batu yang dipimpin oleh Wali kota Batu, Eddy Rumpoko memasuki stadion untuk secara simbolis membuka acara Gebyar bantengan. Terlihat stadion sudah dipenuhi penonton sejak sore hari."][/caption]

Sore kemarin (26 Maret 2014) suasana kota Batu sedikit berbeda, suasana mistis semakin terasa seiring berjalannya waktu menuju malam. Pun demikian, masyarakat kota Batu dan sekitarnya justru semakin banyak berdatangan ke stadion Brantas, seakan tidak mau ketinggalan untuk menjadi salah satu saksi sejarah terpecahkannya rekor BANTENGAN TERBESAR yang diselengarakan Pemkot Kota Batu.

[caption id="attachment_300973" align="aligncenter" width="491" caption="Tanpa make up artist, alias semua dikerjakan sendiri dengan bersama-sama, salah satu wujud gotong royong dalam Bantengan."]

13959767631835448216
13959767631835448216
[/caption]

Event ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, setelah hari sabtu (1 Maret 2014) sebelumnya juga diselengarakan event yang sama dengan melibatkan ribuan peserta. Namun kali ini lebih megah dan lebih banyak, yaitu dengan 1.698 BANTENGAN KOLOSAL untuk mengejar rekor MURI dengan jumlah BANTENGAN terbanyak.

[caption id="attachment_300974" align="aligncenter" width="430" caption="Disetiap pementasan Bantengan, tak pernah lepas juga dari sosok Macanan. Dikisahkan Macanan ini lah musuh bebuyutan yang suka membuat kerusuhan."]

13959771141871487501
13959771141871487501
[/caption]

Sejarah BANTENGAN

Seperti halnya di daerah lain di seluruh Nusantara, kesenian tradisional adalah salah satu bentuk identitas dari daerah yang bersangkutan. Begitu juga halnya dengan Bantengan, meskipun sampai sekarang belum ada kajian ilmiah yang mengutkan tentang awal mula lahirnya seni tari Bantengan ini. Namun yang pasti , Kesenian yang lahir dari basis ilmu silat ini hanya ada di wilayah Malang raya, utamanya di Poncokusumo, Tumpang dan Kota Batu. Namun ada juga pengakuan dari wilayah Celaket-Pacet kota Mojokerto perihal seni tari tradisional ini. Tak ketinggalan, kota di sekitar juga mengenal budaya Bantengan, seperti Kediri, Probolinggo dan Pasuruan, namun setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri.

[caption id="attachment_300976" align="aligncenter" width="491" caption="Selain Macanan sebagai penggangu utama, Bantengan jika sudah "]

1395977485976909160
1395977485976909160
[/caption]

Namun, di tahun 2003, setelah kota Batu menjadi Kota Mandiri mengukuhkan bahwa seni tari Bantengan adalah kesenian yang berasal dari Kota Batu. Sejak saat itu, Bantengan mulai menggeliat, banyak perkumpulan pemuda desa yang mendirikan kelompok Bantengan secara mandiri. Bahkan di tahun 2010 (berlanjut hingga saat ini) Masyarakat Penggiat Budaya Indonesia menggelar event International Trance Carnival yang bekerja sama dengan Seni Pertunjukan Keliling In The Art Island, yang menyertakan Bantengan sebagai salah satu agenda yang di pentaskan.

[caption id="attachment_300908" align="aligncenter" width="491" caption="Kepala Banteng yang berjajar di belakang panggung bersiap meramaikan acara "]

1395912319422517705
1395912319422517705
[/caption]

Apa itu BANTENGAN?

Bantengan, sesuai dengan namanya, adalah seni tari yang menggambarkan tingkah polah seekor banteng, mulai dengan gelengan kepala, langkahnya dan lain sebagainya.  Sebelum memulai tari bantengan, para pemain akan mengadakan upacara di punden tempak diadakanya pertunjukan.

[caption id="attachment_300979" align="aligncenter" width="491" caption="Beranjak dari kesenian kampung, diharapkan Bantengan perlahan terangkat menjadi kesenian bangsa, dengan seringnya tampil di acara-acara nasional."]

13959782511361226209
13959782511361226209
[/caption]

Adat budaya jawa yang masih kental dengan animisme  dan dinamisme juga masih erat melekat di tarian Bantengan ini dengan banyaknya sesaji yang disediakan sebelum acara Bantengan dimulai.  Ornamen-ornamen yang diperlukan cukup sederhana, diantaranya Tanduk asli (dari hewan Banteng atau Kerbau juga Sapi), yang dipadukan dengan kepala Banteng yang terbuat dari kayu (berat total bisa mencapai 20Kg), lalu dihiasi dengan Mahkota berupa sulur wayangan yang terbuat dari kulit atau kertas, dan sebuah Kelontong (lonceng yang disematkan di leher).

[caption id="attachment_300983" align="aligncenter" width="491" caption="Salah satu dari ratusan grup Bantengan yang tersebar di penjuru kota Batu, ikut meramaikan acara yang diselenggarakan di Stadion Brantas."]

13959786052028034046
13959786052028034046
[/caption]

Badan Bantengan umunya hanya berupa kain hitam panjang, yang saat pertunjukan di mulai di isi dengan dua orang pendekar silat yang akan mengendalikan Bantengan, yaitu di bagian depan yang berperan  sebagai  kaki  depan  sekaligus  pemegang  kepala bantengan serta yang dibelakang berperan sebagai ekor Bantengan sekaligus pengontrol tari bantengan serta kaki belakang.

[caption id="attachment_300985" align="aligncenter" width="393" caption="Kesenian Bantengan yang umumnya diselenggarakan secara sederhana dengan konsep karnaval, mencoba dirubah dengan lebih megah."]

13959789432021907571
13959789432021907571
[/caption]

Berbeda dengan acara-acara sebelumnya sekarang Bantengan lebih berkonsep entertaint, yakni menggelar pertunjukan seni Bantengan kolosal pada waktu malam hari bertempat di satu lokasi dan bukan dengan konsep karnaval yang selama ini diadakan. Dengan tata kreasi tari, panggung, musik, lighting dan souns system yang spektakuler, maka diharapkan masyarakat tidak menemukan titik jenuh untuk menikmati Bantengan ini.

[caption id="attachment_300986" align="aligncenter" width="491" caption="Ribuan Bantengan telah siap di belakang panggung untuk mencatatkan diri di rekor MURI kategori jumlah personel terbanyak."]

13959792581124519890
13959792581124519890
[/caption]

Benar saja, malam itu tribun utama sudah dipadati penonton sejak pukul 18.00 padahal acara baru dimulai pukul 19.30.

[caption id="attachment_300916" align="aligncenter" width="246" caption="Kepala singa diatas kepala Banteng, cukup untuk perlambang bahwa kesenian Bantengan ini berasal dari Bhumi Arema, Malang Raya."]

139591656212547446
139591656212547446
[/caption]

Acara dimulai dengan demonstrasi pencak silat di atsa panggung seluas kurang lebih 10M yang di iringi musik tradisional  yang didominasi kendang, angklung dan jidor.

[caption id="attachment_300987" align="aligncenter" width="430" caption="Pendekar perempuan ini sedang beraksi di atas panggung sebagai pembuka acara Bantengan kemarin malam."]

13959813921887729951
13959813921887729951
[/caption]

Berlanjut dengan Parade cemeti kolosal anak-anak (lebih dari 500 anak) yang rata-rata masih SD ini sedikit mengundang senyum, karena susah untuk diajak koordinasi, yahhh..., namanya juga masih anak-anak.

[caption id="attachment_300989" align="aligncenter" width="430" caption="Anak-anak yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar, berjajar rapi mengelilingi stadion sebelum melakukan aksi cemeti kolosal."]

13959818441493428245
13959818441493428245
[/caption]

Berlanjut, dengan Bantengan kolosal, yang juga dimainkan oleh anak-anak kecil yang berjumlah sekitar 328 bantengan,menyusul parade cemeti kolosal dewasa, dan yang paling ditunggu adalah Bantengan kolosal yang melibatkan lebih dari 1.698 Bantengan di seluruh Kota Batu dan Malang Raya.

[caption id="attachment_300991" align="aligncenter" width="430" caption="Seluruh Bantengan di "]

13959820881770142868
13959820881770142868
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun