Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Review Buku "Orang-Orang Biasa", Karya Andrea Hirata

6 Juni 2021   17:20 Diperbarui: 6 Juni 2021   17:23 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen gramedia.com

Selain kental dengan nuansa Melayu, kelebihan dari penulis ini adalah banyaknya tokoh dalam serial ceritanya. Seperti halnya di "Laskar Pelangi" yang sempat booming, di sana banyak sekali tokoh-tokoh yang bermain di dalamnya. 

Walaupun Lintang dan Ikal yang menjadi tokoh penting dalam serial itu. Namun, peran pemain lainnya tidak boleh dilupakan. Inilah salah satu kejeniusan dari beliau, yang bisa memainkan banyak tokoh dalam ceritanya.

Dalam buku "Orang-Orang Biasa" pun ada banyak tokoh, sebut saja ada Salud, Junilah, Sobri, Tohirin, Rusip, Nihe, Handai, Honorun, Dinah, dan Debut. Semua karakter ini orang-orang biasa. 

Bahkan, di bawah biasa. Sebut saja Sobri dan Honorun, kedua tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang lambat berfikir dan merupakan anak-anak yang pesimistis yang tak punya cita-cita. 

Sobri pun diceritakan sudah tiga kali tidak naik kelas dan dia pendiam. Dia diam bukan lantaran dia pendiam. Namun, kalau dia ngomong, nadanya sangat keras dan tak mengenakan telinga. Nah, kebanyakan gimana nggak tuh, karakter Sobri.

Ada juga Rusip dengan karakter sebagai anak yang bodoh dan jorok. Ada Dinah, yang mengalami psikosomatis. Suatu gejala fisik akibat tekanan batin yang hebat. Setiap pelajaran Matematika, dia selalu sakit perut. 

Bahkan, sebelum gurunya masuk, dia selalu komat-kamit seperti orang baca doa tolak bala. Ada Nihe dan Junilah yang sukanya dandan, walaupun itu saat jam pelajaran. Untuk karakter lainnya, bisa dibaca bukunya yah.

Suatu  ketika, mereka berencana untuk mencuri suatu bank untuk misi tertentu. Kebanyangan tuh, orang-orang kayak mereka mau merampok. Bahkan, mereka sampai rapat puluhan kali untuk misi ini. Yang hasil rapatnya pun nggak ada. 

Ketika kita baca di part ini, mungkin akan timbul di benak kita, "Paling nggak berhasil." Itu yang saya pikirkan. Namun, ternyata semua berbeda, ketika mereka sudah melakukan aksi di bank yang mereka tuju. Kok bisa? Silakan dibaca aja yah.

Tim mereka terbagi menjadi dua. Tim pertama, bertugas untuk merampok bank. Dan tim kedua bertugas menggarang toko emas. Keduanya pun berhasil dengan cara merampok yang unik. 

Kenapa begitu? Walau mereka berhasil mencuri uang di bank, tapi mereka tak mengambil uang tersebut. Aduhh, nggak kebayang deh, cara berfikir mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun