Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Mempelajari Ghazwul Fikri

31 Mei 2021   08:27 Diperbarui: 31 Mei 2021   08:27 5211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ghazwul-fikri-55bd3e33747ae

Perkembangan zaman yang didukung dengan kemajuan teknologi menjadikan pola hidup manusia berubah secara dinamis. Bukan hanya pola hidup, prilaku dan cara pandang seseorang juga mengalami perubahan. Worldview akan membawa seseorang melihat kehidupan ini secara komprehensif. Dan tentunya, worldview Islam berbeda dengan kaum kafir. Di mana agama menjadi landasan untuk melihat tatanan kehidupan ini.

Ideologi atau agama merupakan asas pokok bagi seorang muslim. Semua aspek agama harus diletakan pada sendi-sendi kehidupan. Baik perniagaan, politik, sosial semua akan berjalan baik, bila meletakan agama pada pos-pos tersebut. Hal ini telah terbukti di zaman-zaman terdahulu. Baik saat Rasulullah memimpin, dilanjutkan oleh sahabat-sahabat Rasul dan seterusnya.

Para era saat ini, umat Islam dihadapkan oleh ideologi-ideologi yang ingin memisahkan unsur-unsur agama dari kehidupan nyata. Komunisme, sekulerisme, pluralisme, kapitalisme, liberalisme adalah beberapa ancaman bagi ideologi Islam. Pemahaman-pemahaman tersebut bergerak secara massif. 

Tujuannya adalah menghacurkan Islam secara halus tanpa harus menumpahkan darah. Karena orang-orang barat sadar bila perang fisik sudah tidak bisa menghalau gerakan Islam. 

Dan ghazwul fikri atau perang pemikiran adalah cara yang efesien untuk menggalahkan muslim secara perlahan. Biaya rendah dan daya sebar yang lebih cepat menjadikan para pegiat misionaris lebih menggunakan cara ini daripada perang fisik.

Secara bahasa, ghazwul fikri terdiri dari dua suku kata yaitu ghazwah dan fikr. Ghazwah berarti serangan atau invansi. Sedangkan fikr berarti pemikiran. 

Jadi, secara bahasa ghazwul fikri diartikan sebagai invansi pemikiran. Ini adalah sebuah cara lain dari musuh Islam untuk menghadapi umat Islam dalam merusak sendi-sendi Islam keseluruhan. 

 Pandangan mengenai ghazwul fikri berakar dari keprihatinan tentang posisi agama (Islam) dalam berbagai ide atau gagasan yang berpotensi untuk mendeligitimasi atau mengaburkan nilai agama. 

Istilah ghazwul fikri bisa diartikan sebagai "perang pemikiran" dengan konotasi adanya dua pihak atau lebih yang berhadapan. Akan tetapi, ghazwul fikri lebih tepat diartikan sebagai "konflik pemikiran".

Bila berbicara mengenai konflik, di sini ada dua golongan atau lebih yang berperang untuk sama-sama memenangkan keyakinan atau pendapatnya. 

Dua kelompok tersebut memiliki kepetingan yang saling bertolak belakang sehingga menyebabkan terjadinya pertentangan. Perspektif ini terlihat akibatnya adanya kepentingan dan tujuan yang berbeda dalam tatanan kehidupan. 

Oleh karena itu, ghazwul fikri menjadi satu ancaman bagi Islam, di mana kekuatan dan kekuasaan akan diraih oleh mereka yang memiliki cara pandang yang benar dan ilmu yang luas.

Menurut Samsul Hidayat (2006: 39) setidaknya ada ada lima target-target yang diusung oleh ghazwul fikri; 1), Ifsad al-Akhlak, Perusakan akhlak (QS. 61:8, 9: 32). 2), Tahzhim al-Fikrah, penghancuran pemikiran (QS. 4: 60). 3), Idzabah al-Syakhsiyyah, melunturkan atau melarutkan kepribadian (QS. 68: 6, 4: 89). 4), Al-Riddah, penumbangan aqidah. 5), al-wala lil kafirin, loyalitas kepada kaum kafir (QS. 5: 51) (Hidayat, 2006: 39).

Akhlak menjadi target dari ghazwul fikri. Mereka memiliki tujuan untuk menghancurkan akhlak-akhlak kaum muslim dari berbagai arah. Nilai akhlak diakhirkan dibandingkan dengan nilai-nilai sains. Maka, dampaknya adalah melahirkan para cendikiawan-cendikiawan yang tak berakhlak. Argumentasi atau pikirannya banyak yang menyalahkan ajaran Islam. Itu semua karena kurangnya akhlak dalam berkehidupan.

Islam pun juga diserang dari arah pemikiran. Dogma ini menjadi titik untuk menghancurkan Islam secara diam-diam. Mereka mencoba untuk mempengaruhi muslim untuk memandang bahwa agama hanya bersifat ritual. Padahal, agama harus dibawa dalam kehidupan untuk menciptakan intelektual.

Kepribadian seorang muslim menjadi cerminan akan ideologi Islam. Karena tujuan ibadah dalam Islam  adalah menciptakan hablu minallah dan hablu minnaasi. Seorang mukmin harus menerapkan kedua konsep ini dalam berkehidupan. Ketika ada ketimpangan, maka belum sempurnalah keimanan yang ada dalam dirinya.

Akidah adalah asas terpenting di dalam Islam. Pondasi akidah menjadikan worldview bagi seorang muslim. Tujuan hidupnya semata-mata hanya untuk mencapai ridha-Nya. Musuh -- musuh Islam mencoba untuk menumbangkan keyakinan atau akidah umat Islam. Mereka berusaha untuk mengoyahkan akidah yang diyakinan umat Islam. Ketika keraguan seorang muslim muncul akan keesaan Allah, mereka akan dengan mudah untuk menumbangkan akidah umat muslim dan beralih ke agama yang lain.

Bila semua target di atas telas terealisasi, maka akhirnya adalah mengikuti apa yang diinginkan oleh kaum kafir. Mereka memiliki misi untuk mengiring umat Islam untuk mengikuti keyakinan mereka. Kaum yahudi dan nasrani tak akan rela akan keberadaan muslim di bumi ini, sebelum muslim mengikuti apa yang kaum-kaum kafir inginkan. Oleh sebab itu, ghazwul fikri adalah sebuah ancaman bagi Islam yang perlu dicegah dan dihancurkan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun