Selat Malaka memegang peran penting sebagai pusat penyebaran agama Islam di Nusantara. Hal ini terkait dengan adanya Kesultanan-kesultanan maritim di sekitar Selat Malaka, seperti Kesultanan Malaka yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam. Kesultanan Malaka ikut berperan dalam pertumbuhan Islam di Asia Tenggara dan berhasil menguasai wilayah Semenanjung Malaya (Rama, 2022). Dengan posisinya yang strategis di Selat Malaka, Kesultanan ini bukan hanya menjadi pusat perdagangan, tetapi juga menjadi panggung utama dalam penyebaran Islam di seluruh Asia Tenggara. Kapal dagang Muslim berlabuh di pelabuhan Malaka, membawa ajaran Islam yang kemudian menyebar ke berbagai daerah, termasuk Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.
Pertumbuhan Islam di Asia Tenggara tidak terlepas dari peran aktif Kesultanan Malaka. Dalam masa kejayaannya, Kesultanan ini berhasil menguasai wilayah Semenanjung Malaya, menciptakan stabilitas politik yang mendukung perkembangan dan penyebaran agama Islam. Keberhasilan Kesultanan Malaka dalam mengintegrasikan perdagangan, pemerintahan, dan agama Islam menjadikannya model bagi pertumbuhan masyarakat Islam di kawasan tersebut. Seiring dengan keberhasilannya dalam menyebarkan Islam, Kesultanan Malaka mencapai puncak kejayaannya dan memberikan kontribusi penting dalam membentuk wajah Islam di Asia Tenggara. Dengan demikian, warisan Kesultanan Malaka tidak hanya terukir dalam sejarah politik dan perdagangan, tetapi juga dalam sejarah agama Islam di kawasan tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Selat Malaka memiliki peran penting sebagai jalur perdagangan dan pusat penyebaran agama Islam di Nusantara.
Selain sebagai pusat penyebaran Islam, Selat Malaka memiliki peran penting sebagai pusat pertukaran budaya yang berkontribusi dalam proses penyebaran Islam di Nusantara. Selat Malaka, sebagai jalur perdagangan yang menghubungkan antara timur dan barat, tidak hanya merupakan jalur kapal semata, tetapi juga memiliki peran sentral sebagai pusat pertukaran budaya. Selat Malaka menjadi pintu gerbang penting yang menghubungkan pedagang-pedagang dari Cina dan India. Dalam perjalanannya, Selat Malaka memfasilitasi interaksi yang intensif antara berbagai kelompok etnis dan budaya. Sebagai jalur perdagangan utama, Selat Malaka menjadi tempat di mana nilai-nilai, kepercayaan, dan tradisi dari berbagai masyarakat saling bersatu dan bergabung.
Ditulis oleh:Endra Yan. S, Miftahul ukhuwah nada, Haviza Khairah
sumber referensi:
Hamid, Abd Rahman, (2013). Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Hamzah Ahmad, (1997). The Strait of Malacca International Cooperation in Trade Funding and Navigational Safety, Pelanduk Publication, Selangor.
Hasan, M. (1976). Sejarah Maritim Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Herniti, E. (2017). Islam dan Perkembangan Bahasa Melayu. Jurnal Lektur Keagamaan, 15(1)
Islam, Rahmawati, and Asia Tenggara. 2014. “ISLAM DI ASIA TENGGARA Oleh: Rahmawati Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Alauddin Makassar.” Jurnal Rihlah II(1):107.
Lapidus, M. Ira, (2000). A History of Islamic Societies diterjemahkan oleh Ghufran A. Mas’adi dengan judul Sejarah Sosial Ummat lslam, bagian ketiga. Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo Persada.