KONEKSI ANTAR MATERI – MODUL 1.3
ENDIK KUSWANTORO, S.Kom
CGP Angkatan 7
Kab. Trenggalek
Pada bagian koneksi antar materi pada modul 1.3 akan membahas tentang keterkaitan materi dari pemahaman visi guru penggerak dengan materi sebelumnya yaitu filosofi pemikiran ki hajar dewantoro (KHD), serta nilai dan peran guru penggerak, yang dikaitkan dengan inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA guna mewujudkan perubahan dan mencapai visi yang sudah ditetapkan.
Untuk mewujudkan visi CGP diharapkan melakukan perubahan positif dengan cara menggali kekuatan baik dari faktir eksternal dan faktor internal Menurut Ki Hajar Dewantoro, tujuan pendidikan adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hajar Dewantoro memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
Setiap anak adalah pribadi yang unik, yang khas dan berbeda dengan yang lainnya. Mereka tumbuh dengan dua kodrat, yaitu kodrat zaman dan kodrat alam, kodrat zaman artinya mereka selalu berubah dan bertumbuh sesuai dengan kurun waktu tertentu, sedangkan kodrat alam merupakan kondisi anak sejak lahir yang dipengaruhi kultur budaya dan lingkungan tempat anak berada, mereka berhak untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda dan merdeka agar bisa umbuh dan berkembang dengan baik. Benih jagung tidak sama perlakuannya dengan benih padi. Hal ini tentu harus dipahami oleh guru selaku petani. Petani yang baik harus mengenal dan paham dengan benih yang disemaikan.
Tantangan bagi guru agar bisa memberi ruang pada semua peserta didik, untuk belajar dan mendapatkan Pendidikan yang semestinya. Pembelajaran yang menyenangkan dan pembelajaran yang berpihak pada murid.Untuk itu nilai-nilai dari guru penggerak seperti mandiri, reflektif, kreatif , inovatif dan berpihak pada murid semestinya melekat dalam diri seorang guru penggerak, agar mampu menjalankan perannya dengan baik demi mewujudkan visinya , yaitu mewujudkan profil pelajar Pancasila melalui merdeka belajar.
Nilai dari Guru Penggerak adalah: Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Peserta didik. Nilai-nilai ini diharapkan terus tumbuh dan dilestarikan dalam diri seorang Guru Penggerak. Kelima ini saling mendukung satu dengan lainnya, dan tentunya diharapkan menjadi pedoman berperilaku untuk seorang Guru Penggerak. Guru Penggerak yang mandiri, berarti guru tersebut mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri. Prilaku yang bisa dilakukan guru adalah mau melakukan refleksi dan instrospeksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Mau mendengar saran dan kritik dari pengawas, kepala sekolah, sesama guru dan peserta didik. Seoarang guru reflektif selalu melihat dari sisi positif setiap saran dan kritik untuk memperbaiki kualitas kerja. Guru Tidak boleh merasa puas terhadap pembelajaran yang dilakukan. Guru berani jujur mengakui kekurangan dirinya dalam pembelajaran. Prilaku guru penggerak berkaitan nilai kolaboratif adalah guru harus membangun hubungan kejasama yang positif dan harmonis dengan orang tua peserta didik, komite sekolah, organisasi di lingkungan sekolah, dan dinas pendidikan untuk kemajuan sekolah. Prilakuguru penggerak terkait inovatif adalah guru penggerak harus mampu menemukan ide-ide atau gagasan baru tentang metede, media, dan suasana pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dan menyenangkan. Sedangkan Pembelajaran yang berpihak pada murid salah satunya dengan memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat. Kemudian memberi kebebasan membangun sendiri pengetahuannya, tidak selalu mengikuti keinginan gurunya. Siswa diberi kebebasan untuk memahami pelajaran sesuai dengan caranya.
Adapun peran guru penggerak antara lain :
1. Menjadi pemimpin pembelajaran
Guru memimpinketika ia sedang melaksanakan pembelajaran di kelasnya. Ia adalah pemegang kendali dan pengambil keputusan yang bijak saat melaksanakan pembelajaran. Setiap saat guru harus melakukan suatu tindakan sebagaimana seorang pemimpin di dalam kelasnya.
2. Menggerakkan komunitas praktisi
Salah satu Peran Guru Penggerak adalah menjalin komunikasi yang efektif dengan guru lain melalui komunitas praktisi, seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Guru penggerak dapat mengajak rekan guru lain untuk menjadi tim untuk menggerakkan komunitas praktisi di sekolahnya.
3. Mendorong kolaborasi antar guru
Dengan adanya kolaborasi antar guru memungkinkan setiap guru untuk saling berdiskusi dan berbagai praktik cerdas terkait pengajaran dan dunia pendidikan
4. Menjadi coach bagi guru lain
Menjadi coach bagi guru lain artinya sebagai guru penggerak senantiasa belajar untuk meningkatkan kompetensi sehingga mampu untuk mendeteksi aspek pengembangan sekolah sehingga bisa menjadi guru tamu ataupun observer pembelajaran yang mampu meng-coaching teman sejawat dalam pembelajaran
5. Mewujudkan kepemimpinan murid
Murid yang mandiri, kolaboratif, berpikir kritis, inovatif dan berakhlak mulia bisa terwujud melalui kegiatan program sekolah yang mendukung kepemimpinan murid. Membentuk ekstrakurikuler, mengikutkan perlombaan dan melibatkan murid dalam masyarakat melalui penugasan mandiri merupakan bentuk-bentuk perilaku yang bisa dilakukan untuk membentuk kepemimpinan murid
Pada Modul 1.3 ini, calon guru penggerak diharapkan menyusun sebuah visi untuk murid yang diharapkan langsung bisa diwujudkan dalam sebuah aksi nyata yang akan diaplikasikan. Adapun visi menjadi penunjuk arah yang akan menuntun ke mana guru akan melangkah. Visi yang telah saya susun sebagai guru penggerak adalah “Mewujudkan generasi berkarakter dan mengutamakan pendidikan yang berpihak pada murid untuk menciptakan profil pelajar pancasila”.
Tampak jelas adanya tujuan untuk menanamkan karakter profil pelajar Pancasila dalam suasana merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak pada murid. Nyaman dan menyenangkan bagi anak, sehingga memberi ruang dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang seuai kodratnya. Apabila seorang guru penggerak sudah memiliki nilai serta sudah menerapkan peran guru penggerak dengan maksimal, maka pasti akan mampu mewujudkan suatu visi yang memuat Profil Pelajar Pancasila.
Visi akan terwujud bila terencana, terstruktur, sistematis dan teratur secara konkret. Guru penggerak harus dapat mengoptimalkan potensi/kekuatan yang dimiliki untuk merumuskan sebuah visi.
Oleh karean itu, diperlukan suatu rancangan yang disebut InkuiriApresiatif. Visi yang telah disusun itu kemudian kita turunkan menjadi prakarsa-prakarsa perubahan sebagai tonggak-tonggak pencapaian yang akan mengantarkan kita dari waktu demi waktu ke jarak yang lebih dekat dengan visi yang telah kita susun, kalimat prakarsa perubahan berdasarkan alat bantu yang disebut A-T-A-P :
A : Aset/modal awal dalam hal ini aset yang dimiliki adalah Murid yang siap menerima pembelajaran dengan metode belajar guru merupakan awal yang baik untuk meningkatkan rasa percaya diri
T : Tantangan: tantangan/keresahan yang perlu dilampaui demi mewujudkan harapan atau mencapai visi. Dalam hal ini mengarahkan pembiasaan siswa untuk tampil percaya diri saat pembelajaran
A - Aksi: kontribusi individu pendidik yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan harapan atau mencapai visi. Dalam hal ini melatih anak untuk tampil percaya diri dengan pembiasaan partisipatif siswa untuk berbicara didepan kelas.b
uhnya rasa percaya diri siswa
P – Pembelajaran : pembelajaran bermakna atau adab-kebiasaan yang diharapkan tumbuh dan melekat, serta dibawa murid hingga dewasa, merupakan turunan konkret dari Profil Pelajar Pancasila sesuai konteks (diolah dari kata/frasa yang ada di elemen/sub-elemen dimensinya). Dalam hal ini tumbuhnya rasa percaya diri siswa saat pembelajaran, sehingga menjadi siswa yang kreatif, komunikatif dan mandiri.
Kalimat prakarsa perubahan adalah “Menumbuhan rasa percaya diri pada siswa (Dimensi profil pelajar Pancasila) melalui pembiasaan dan kegiatan pembelajaran melibatkan partisipatif siswa untuk berbicara didepan kelas”
Untuk merencanakan dan mewujudkan perubahan menjadi sebuah aksi nyata, maka prakarsa perubahan untuk murid yang dibuat akan di wujudkan dalam sebuah rencana tahapan BAGJA sebagai langkah pemandu mengelola perubahan yang diinginkan, yaitu membuat tahapan BAGJA sebagai berikut :
BAGJA | Prakarsa perubahan: Menumbuhan rasa percaya diri pada siswa (Dimensi profil pelajar Pancasila) melalui pembiasaan dan kegiatan pembelajaran melibatkan partisipatif siswa untuk berbicara didepan kelas
B-uat pertanyaan utama (Define)
PERTANYAAN
DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN
yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan
● Pertanyaan utama dibuat untuk menentukan arah penyelidikan kekuatan/aset/potensi/peluang; mendefinisikan tujuan, memprovokasi atau menginisiasi perubahan (prakarsa). Biasanya hanya 1 atau 2 saja. Secara redaksional menyertakan dengan prakarsa perubahan yang telah ditulis.
● Tindakan yang diharapkan pada tahap ini dapat dilakukan untuk menggalang atau membangun tim perubahan, mendapatkan dukungan, serta konfirmasi tingkat prioritas (urgensi) dari prakarsa perubahan yang dibuat
1. Mengapa siswa kurang percaya diri saat kegiatan pembelajaran dikelas, teruatama saat tampil didepan kelas ?
1. Berdiskusi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat disekolah
2. Membuat quisioner kepada siswa terkait dengan rasa percaya diri dikelas
3. Mencari sumber literatur yang membahasa tentang meningkatkan rasa percaya diri seseorang
A-mbil pelajaran
(Discover)
PERTANYAAN
DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN
yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan
● Pertanyaan di tahap ini adalah pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/ aset/potensi/peluang lewat kegiatan penyelidikan; mengidentifikasi/mengapresiasi yang terbaik dari apa yang telah ada, menemukan "inti positif". Tiap pertanyaan dibuat dengan hati-hati dan bernada positif.
● Tindakan yang diharapkan pada tahap ini adalah apa saja yang dapat dilakukan untuk menggali fakta, memperoleh data, apakah lewat diskusi kelompok kecil/besar, survei/kuesioner, bagaimana melibatkan beragam dan berbagai pihak (multi unsur).
1. Siapakah siswa yang sudah meningkat rasa percaya dirinya dikelas ?
2. Bagaimana cara dia dapat meningkatkan rasa percaya diri dikelas ?
3. Aktivitas apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri ?
4. Situasi seperti apakah yang dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dikelas ?
5. Ketrampilan apa sajakah yang harus dikuasai dalam meningkatkan rasa percaya diri dikelas ?
1. Melakukan kolaborasi dengan orang yang pernah berhasil meningkatkan rasa percaya diri dikelas
2. Mencaritahu bagaimana mengelola dikelas untuk meningkatkan rasa percaya diri
3. Mencari sumber literatur yang membahas tentang meningkatkan rasa percaya diri seseorang
4. Menggali pengalaman dari siswa yang sudah berhasil meningkatkan rasa percaya diri
5. Menceritakan kepada siswa tentang perubahan baik yang terjadi pada siswa yang sudah memiliki rasa percaya diri
G-ali mimpi
(Dream)
PERTANYAAN
DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN
yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan
● Diharapkan, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada tahap ini dapat digunakan untuk menyusun narasi kolektif bilamana prakarsa perubahan telah terwujud, membuat bayangan, dan gambaran masa depan yang membumi karena digali dari masa lalu yang positif.
● Tindakan dalam tahap ini dilakukan untuk membuka lebih banyak kesempatan menjawab pertanyaan yang telah dibuat dan berproses untuk memaknai hasil temuan, menggali mimpi bersama-sama, kapan, di mana, dan dengan siapa saja
1. Kebiasaan baru apa yang akan dilakukan setelah rasa percaya diri meningkat ?
2. Bagaimana perasaan saya setelah melihat siswa rasa dirinya meningkat ?
3. Apa hal – hal yang dapat mendukung agar rasa percaya diri meningkat menjadi karakter siswa ?
4. Dapatkah semua siswa memiliki rasa percaya diri dikelas ?
1. Membuat model dan skema belajar dan Menyusun pembiasaan sekolah untuk meningkatkan rasa percaya diri
2. Melaksanankan pembelajaran lebih banyak berdiskusi dan berkomunikasi kemudian melatih memberikan kesempatan berbicara didepan kelas
3. Meyakinkan dan memotivasi siswa bahwa jangan takut salah saat berbicara dikelas
4. Meyakinkan bahwa semua siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri
J-abarkan Rencana (Design)
PERTANYAAN
DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN
yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan
● Pertanyaan di tahap ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi tindakan konkret atau menjabarkan langkah-langkah yang diperlukan. Baik langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera, atau langkah berani/terobosan yang akan memudahkan keseluruhan proses pencapaian.
● Tindakan yang diharapkan pada tahap ini dilakukan untuk membantu terciptanya organisasi yang ideal dalam pencapaian mimpi, mempertahankan proses perubahan positif, menetapkan kriteria kesuksesan pencapaian tahap demi tahap
1. Apa Langkah sederhana yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dikelas ?
2. Berapa lama target untuk mencapai peningkatan rasa percaya diri siswa dikelas ?
1. Bagaimana cara mengukur tingkat rasa percaya diri siswa dikalas ?
2. Tindakan dan dukungan apa yang dapat miningkatkan rasa percaya diri dikelas ?
3. Bagaimana cara menyemangati siswa agar dapat meningkatkan rasa percaya diri dikelas ?
1. Melatih siswa untuk berbicara didepan kelas untuk mengutarakan pendapatnya masing – masing
2. Membuat catatan khusus mengenai perkembangan rasa percaya diri siswa
3. Memberikan nilai khusus bagi anak yang berani berbicara atau mengutarakan pendapat
4. Selalu memberikan penghargaan atau apresiasi kepada siswa yang berani tampil berbicara didepan kelas dengan mengacungkan jempol atau tepuk tangan dari peserta lain
A-tur eksekusi
(Deliver)
PERTANYAAN
DAFTAR TINDAKAN/PENYELIDIKAN
yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan
● Pertanyaan pada tahap ini diharapkan dapat menentukan siapa yang akan berperan dalam pengambilan keputusan, memulai ‘budaya belajar yang apresiatif’ secara berkelanjutan; menyelaraskan interaksi setiap orang (unsur) terlibat (termasuk mengelola konflik/resiko), memonitor/ mengambil pembelajaran dari proses yang telah dilakukan.
● Tindakan di tahap ini dilakukan untuk mendesain pola komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: protokol (SOP), budaya belajar (monitoring, evaluasi, refleksi).
1. Siapa saja yang saya libatkan dalam Menyusun rencana peningkatan rasa percaya diri murid dikelas ?
2. Kapan rencana cara peningkatan rasa percaya diri dimulai ?
3. Bagiamana cara pencatatan kemajuan peningkatan rasa percaya diri dikelas ?
4. Siapa yang menampung dan membahas solusi tentang peningkatan rasa percaya diri dikelas ?
5. Bagaimana rencana tindak lanjut untuk membuadayakan rasa percaya diri dikelas ?
1. Berkolaborasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat untuk Menyusun strategi dalam peningkatan rasa percaya diri
2. Melakukan strategi pembelajaran dan pembiasaan yang melibatkan partisipatif siswa untuk berbicara didepan kelas
3. Meminta siswa untuk saling mendukung dan mengapresiasi temannya saat mengutarakan pendapat atau berbicara didepan kelas
4. Berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru lain untuk melakukan hal yang sama untuk meningkatkan rasa percaya diri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H