Mohon tunggu...
Firmansah
Firmansah Mohon Tunggu... Guru - Pelayan yang Melayani

Menjadi guru di perbatasan adalah pelayanan yang membanggakan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Toleransi Umat Beragama di Tengah Tantangan Intoleransi: Kasus Penutupan Sekolah Kristen Gamaliel di Parepare

25 September 2024   06:57 Diperbarui: 25 September 2024   06:59 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pentingnya Memupuk Toleransi

Toleransi antarumat beragama merupakan salah satu fondasi utama dalam menjaga kerukunan di Indonesia. Penting bagi semua pihak untuk melihat pendidikan sebagai hak universal yang melampaui batas-batas agama. Penolakan terhadap pembangunan sekolah dengan alasan perbedaan agama hanya akan memperburuk citra toleransi di tengah masyarakat.

Pemerintah perlu mengambil langkah tegas dalam menegakkan aturan yang adil, serta mengutamakan dialog untuk menyelesaikan persoalan. Dalam hal ini, pemimpin masyarakat, baik tokoh agama maupun pemerintah daerah, memiliki peran vital dalam meredakan ketegangan dan mempromosikan nilai-nilai keberagaman yang telah menjadi bagian dari jati diri bangsa.

Dinamika Toleransi dan Intoleransi di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan keberagaman agama, budaya, dan suku bangsa yang luar biasa. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, Indonesia juga merupakan rumah bagi pemeluk agama-agama lain seperti Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Toleransi antarumat beragama dijamin oleh Pancasila, khususnya pada sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa," yang menekankan bahwa setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuai keyakinannya.

Namun, kasus demonstrasi penutupan sekolah Kristen ini menunjukkan bahwa intoleransi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Kelompok-kelompok intoleran sering kali memanfaatkan isu-isu agama untuk memecah belah masyarakat dan merusak harmoni yang sudah terbangun. Demonstrasi seperti ini mencerminkan ketidakpahaman atau ketidakmauan untuk hidup berdampingan dalam perbedaan.

Tantangan Toleransi di Tengah Intoleransi

Kasus di Pare-Pare menunjukkan adanya "gap" antara nilai-nilai toleransi yang diusung oleh negara dan realitas di lapangan. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dalam menjaga toleransi beragama di tengah aksi intoleransi antara lain:

- Kurangnya Pendidikan tentang Toleransi: Pendidikan toleransi sejak dini seringkali tidak menjadi prioritas di sebagian besar sistem pendidikan formal. Padahal, pemahaman yang baik mengenai keberagaman dan pentingnya hidup damai dalam perbedaan harus ditanamkan sejak dini.

  

- Pengaruh Kelompok Radikal: Kelompok-kelompok radikal yang menyebarkan paham intoleransi terhadap agama lain sering kali memanfaatkan momen-momen seperti ini untuk memperkuat narasi mereka. Ini bisa mengancam stabilitas sosial dan kerukunan antaragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun