Mohon tunggu...
Enden Darjatul Ulya
Enden Darjatul Ulya Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, trainer, penulis

BOCIN Bocah Cerdas Indonesia @enden03

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Seruan di Hari Ibu: Ibu, Jadilah Pahlawan Bumi

22 Desember 2019   16:02 Diperbarui: 22 Desember 2019   16:21 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: National Geographic Indonesia

Bagi daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi dapat melakukan rain harvesting (memanen air hujan). Air yang kita tampung selama hujan dapat dialirkan menuju bak mandi untuk keperluan mencuci atau flushing.

Melakukan penghijauan

Seperti kita ketahui, tanaman menghasilkan oksigen dan dapat meredam polusi dari banyaknya produksi karbondioksida di sekitar kita sehingga penghijauan sangat penting dilakukan.

Penghijauan  juga sudah menjadi program yang dicanangkan oleh Kementrian Lingkungn Hidup (KLH). KLH bahkan menganjurkan agar setiap warga dapat menanam dan memelihara sebanyak 25 pohon seumur hidup, lima batang sampai jenjang SD, lima batang semasa SMP, lima batang semasa SMU, lima batang semasa Perguruan Tinggi dan lima batang saat menikah.

Untuk menentukan jenis pohon dalam melakukan penghijaun juga ternyata harus selektif. Usahakan memilih tanaman yang baik dalam menyerap karbon. Menurut riset yang dilakukan oleh Endes N.Dahlan dari Fakultas Kehutanan IPB, ada beberapa jenis pohon yang terbukti sangat baik dalam penyerapan karbon diantaranya trembesi, kenanga, beringin, mahoni, matoa, mahoni, saga, bungur, jati, nangka dan sirsak.

Jika kita punya lahan yang terbatas, kita dapat memilih tanaman dengan ukuran yang lebih kecil seperti tanaman untuk ditanam pada pot yang memiliki manfaat untuk menyerap polutan.

Menggunakan peralatan rumah tangga ramah lingkungan

Untuk membantu mengurangi sampah plastik, bekali anggota keluarga dengan botol minum dari rumah saat bepergian. Bahkan ibu juga bisa membiasakan untuk membekali anggota keluarga dengan mangkok atau gelas lipat yang sekarang banyak dijual di pasaran terutama online shop. Mangkok atau gelas lipat ini tersedia dengan material silicon, hingga stainless.

Begitu juga dengan sedotan. Untuk alasan kepraktisan, kita seringkali menggunakan dan menyimpan stok sedotan plastik di rumah. Kini sudah saatnya mengganti sedotan plastik di rumah dengan sedotan yang berbahan logam seperti staineless dan alumunium, maupun bahan alternatif lainnya seperti sedotan kertas yang mudah terurai, sedotan bambu, sedotan kaca, dan sedotan berbahan silicon.

Hindari juga menggunakan peralatan makan sekali pakai, seperti mangkok plastik, styrofoam, sendok plastik, dan minuman dalam kemasan bahkan saat ada banyak tamu di rumah kita.

Memang repot, tapi membangun team work dengan anggota keluarga lainnya untuk mencuci perabotan makan akan lebih baik daripada membiarkan sampah plastik dan Styrofoam meracuni tubuh kita dan terus merusak ekosistem laut. Senyawa kimia berbahaya yang terkandung dalam plastik dan styrofoam juga dapat masuk ke dalam tubuh ikan yang akhirnya kita konsumsi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun