3.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.3
Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid
Â
Oleh : Endang Sri Rejeki, SP.d
Calon Guru Penggerak  Angkatan 9 Kota Bandung
SD Taruna BaktiÂ
Â
Salam sejahtera  Bapak dan Ibu guru hebat.Â
Kembali lagi saya menuliskan tugas saya sebagai CGP tentang Koneksi Antar Materi Modul 3.3. Tugas ini akan saya upload pada LMS Pendidikan Guru Penggerak.Â
Â
- Adapun Tujuan Pembelajaran Khusus Dalam kegiatan 3.3.a.8. Koneksi Antar Materi Modul 3.3 ini adalah CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid.
Pada sesi pembelajaran kali ini, CGP telah memasuki tahapan pembelajaran ke-6 yaitu tahapan Koneksi Antar Materi. Tahapan ini sangat menarik dan menantang karena cgp diminta untuk melakukan kilas balik dan mereview kembali modul-modul sebelumnya serta mengaitkannya satu sama lain untuk kemudian membuat sebuah sintesa pemahaman. Sintesa pemahaman ini dibuat dalam bentuk atau format tulisan reflektif tentang program yang berdampak pada Murid.
Berikut pertanyaan dan jawaban kegiatan dalam 3.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.3.
- Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
- Jawaban
- Setelah mempelajari modul ini, saya seorang guru merasakan beberapa hal sebagai berikut:
- Saya merasa terinspirasi dan terbuka terhadap konsep-konsep baru yang diperoleh dari modul yang saya pelajari, terutama dalam hal mengembangkan kepemimpinan siswa dan merencanakan program pendidikan yang berdampak positif.
- Saya merasa antusias dan termotivasi untuk menerapkan konsep-konsep baru  dalam praktik pembelajaran sehari-hari. Saya sebagai seorang guru merasa tertantang oleh tanggung jawab baru yang dihadapi dalam mengembangkan kepemimpinan siswa.
- Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar: Saya merasa puas dengan tingkat keterlibatannya dalam proses pembelajaran, termasuk kemauan untuk mencari dan menerima umpan balik, serta kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep baru dalam praktiknya.
- Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan diri saya sebagai seorang guru dalam proses belajar: Saya menyadari bahwa saya perlu meningkatkan keterlibatan saya dalam hal menggali lebih dalam konsep-konsep baru dan mengintegrasikannya ke dalam praktik pembelajaran sehari-hari dengan lebih efektif. Saya sebagai seorang guru juga menyadari kebutuhan untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka dalam mendukung pertumbuhan siswa.
- Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi:Saya sebagai seorang guru  merasa bahwa pembelajaran dari modul tersebut relevan dengan kompetensi dan kematangan pribadi saya sebagai pendidik. Saya mungkin merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan baru dalam mendukung pertumbuhan siswa dan memimpin pembelajaran yang efektif di kelas mereka.
- Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?
 Jawaban:
Intisari yang saya dapatkan dari Modul 3.3 "Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid" dan analisis untuk implementasi dalam konteks CGP adalah sebagai berikut:
Memunculkan Pertanyaan Kritis: Saya sebagai guru akan bertanya pada diri sendiri dan rekan-rekan sejawat tentang bagaimana kita dapat merancang program-program pendidikan yang benar-benar memberikan dampak positif bagi siswa. Apa yang dibutuhkan oleh siswa untuk tumbuh dan berkembang dengan baik? Bagaimana kita dapat mengukur efektivitas program-program tersebut?
Mengolah Materi dengan Pemikiran Pribadi: Saya sebagai seorang guru akan menerapkan pemikiran kritis dan kreatif saya untuk menggali wawasan baru tentang bagaimana kita dapat mengelola program-program pendidikan dengan lebih efektif. Saya akan mencari cara baru untuk mendekati tantangan yang dihadapi oleh siswa dan sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang positif.
Menganalisis Tantangan yang Sesuai dengan Konteks CGP: Saya sebagai seorang guru akan menganalisis tantangan yang relevan dengan konteks CGP, baik itu pada tingkat sekolah maupun daerah. Misalnya, mungkin ada tantangan terkait dengan keterbatasan sumber daya atau kesenjangan dalam akses pendidikan. Saya akan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang tantangan-tantangan ini untuk dapat mengatasi mereka secara efektif.
Memunculkan Alternatif Solusi: Saya  sebagai seorang guru akan berkolaborasi dengan rekan-rekan sejawat dan pihak terkait untuk mengidentifikasi alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi. Ini mungkin melibatkan pengembangan strategi baru dalam pengelolaan sumber daya, implementasi program-program inovatif, atau keterlibatan komunitas secara lebih aktif.
Dengan melakukan analisis seperti ini, saya berharap dapat mengembangkan strategi dan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan pengelolaan program pendidikan di lingkungan CGP sehingga dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi siswa.
Â
Intisari dari modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi  Murid menekankan pentingnya:
- Memiliki program yang baik untuk membantu perkembangan murid.
- Menggunakan strategi efektif dalam pengajaran.
- Menyesuaikan program dengan kebutuhan kelas.
- Guru sebagai kunci keberhasilan program.
- Melakukan evaluasi untuk melihat apakah program berhasil.
- Berkolaborasi dengan rekan guru dan sumber daya lainnya.
- Menetapkan tujuan jangka panjang.
- Memastikan program memiliki dampak positif bagi murid dan lingkungan belajar.
- Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara modul ini dengan modul-modul sebelumnya?
- Jawaban:
- Kaitan antara modul 1.1 tentang filosofi Ki Hajar Dewantara dan modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid dapat ditemukan dalam pendekatan pendidikan yang holistik dan humanistik. Berikut adalah beberapa kaitan antara keduanya:
- Pendidikan Holistik Ki Hajar Dewantara: Ki Hajar Dewantara mengusulkan pendekatan pendidikan holistik yang memperhatikan perkembangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual murid. Modul 3.3 Â mengadopsi pendekatan serupa dengan menekankan pentingnya program yang memperhatikan aspek-aspek ini untuk mencapai dampak positif bagi murid.
- Pembelajaran Berbasis Nilai: Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai moral dan karakter. Modul 3.3 mencakup aspek yang sama dengan menyoroti pentingnya mengintegrasikan pengembangan karakter dan nilai-nilai positif dalam program-program pendidikan.
- Empowerment Murid: Ki Hajar Dewantara mendorong pendekatan pendidikan yang memberdayakan murid untuk mengembangkan potensi mereka secara penuh. Modul 3.3 menekankan pentingnya program-program yang mendorong kemandirian, kepercayaan diri, dan kreativitas murid.
- Pendekatan Humanistik: Ki Hajar Dewantara memandang murid sebagai individu yang unik dan berharga, dan pendidikan sebagai proses yang menghargai keberagaman dan keunikan setiap murid. Modul 3.3 Â mengambil pendekatan serupa dengan menekankan pentingnya program yang memperhatikan kebutuhan dan keunikan setiap murid dalam mencapai hasil yang positif.
Kedua modul tersebut baik modul 1.1 dan modul 3.3 menekankan pentingnya pendidikan yang melibatkan murid secara menyeluruh, memperhatikan nilai-nilai moral, serta memberdayakan dan menghargai keunikan setiap murid. Jadi, keduanya sejalan dalam pendekatan pendidikan yang holistik dan humanistik.
- Kaitan modul 1.2 dan modul 3.3
- Modul 1.2 mengenai nilai dan peran guru penggerak. Adapun nilai-nilai dari seorang guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai dan peran dari guru penggerak tidak terlepas dari cita-cita mulia untuk mewujudkan profil pelajar pancasila dan merdeka belajar. Dalam menjalankan perannya, seorang guru tidak hanya cukup sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, namun juga memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada murid. Modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak memberikan landasan untuk pemahaman tentang peran guru dalam menggerakkan perubahan dalam pendidikan, sementara Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid memberikan wawasan konkret tentang bagaimana guru dapat mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam merancang dan mengelola program-program pendidikan.
- Peran Guru sebagai Penggerak: Guru memiliki peran penting dalam memimpin perubahan dan membawa inovasi dalam pendidikan. Dalam Modul 3.3, guru yang berperan sebagai penggerak bertanggung jawab merancang dan mengelola program-program yang memberi dampak positif bagi murid.
- Implementasi Nilai dalam Program: Guru yang menjadi penggerak menggunakan nilai-nilai yang mereka pelajari untuk membimbing pembuatan dan pengelolaan program-program pendidikan. Guru memastikan nilai-nilai seperti tanggung jawab, keadilan, dan empati tercermin dalam program-program mereka.
- Motivasi dan Inspirasi: Guru yang menjadi penggerak memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi murid dan rekan kerja mereka. Dalam Modul 3.3, guru yang termotivasi lebih mungkin menerapkan program-program yang bermanfaat dan ikut serta dalam mengelolanya dengan aktif.
- Kemampuan Berinovasi: Guru penggerak memiliki kreativitas dalam mengembangkan cara-cara baru untuk mengajar dan belajar. Dalam Modul 3.3, kreativitas ini tercermin dalam desain program yang menarik dan efektif untuk membantu murid mencapai kesejahteraan dan keberhasilan.
- Kepemimpinan Kolaboratif: Guru penggerak mendorong kerja tim di sekolah. Dalam Modul 3.3, guru penggeak mengajak rekan guru lain untuk berkolaborasi dalam merancang dan mengelola program-program yang memberi dampak positif bagi murid.
Kaitan modul 1.3 dan modul 3.3
- Modul 1.3 menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA untuk merencanakan program pendidikan yang baik bagi siswa. Ini berarti memahami siswa, menetapkan tujuan, mendesain program, melaksanakannya, dan mengevaluasi hasilnya.
- Modul 3.3 fokus pada pengelolaan program setelah direncanakan dan diimplementasikan. Ini mencakup manajemen sumber daya, pemantauan kemajuan siswa, keterlibatan orangtua, serta mengatasi masalah yang muncul.
- Dengan menggunakan kedua modul ini, pendidik diharapkan dapat membuat dan menjalankan program pendidikan yang efektif dan bermanfaat bagi siswa.
- Modul 1.3 dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.
Â
Kaitan modul 1.4 dan modul 3.3
- Modul 1.4 membahas strategi untuk membangun budaya sekolah yang positif, inklusif, dan memotivasi. Ini bisa mencakup promosi nilai-nilai seperti kesetaraan, kerjasama, serta penghargaan terhadap keberagaman. Budaya positif di sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi siswa untuk belajar dan tumbuh sedangkan Modul 3.3 Â menekankan pentingnya pengelolaan program-program pendidikan yang berkontribusi pada pembentukan budaya positif di sekolah. Ini mungkin termasuk integrasi nilai-nilai budaya positif ke dalam desain dan pelaksanaan program, serta penggunaan strategi untuk mempromosikan kerjasama, rasa saling menghargai, dan dukungan antar-siswa.
- Kedua modul ini menyoroti pentingnya pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas program dalam membangun budaya positif di sekolah. Ini bisa melibatkan penggunaan indikator kinerja seperti tingkat kehadiran siswa, tingkat partisipasi dalam kegiatan sekolah, serta survei kepuasan siswa dan staf. Melalui pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan, sekolah dapat menyesuaikan program-program mereka untuk lebih memperkuat budaya positif yang diinginkan.
- Kedua modul juga menekankan pentingnya keterlibatan semua stakeholder, termasuk siswa, guru, orangtua, dan masyarakat lokal, dalam menciptakan dan memelihara budaya positif di sekolah. Ini dapat mencakup pembangunan kemitraan dengan keluarga dan masyarakat, serta penyediaan pelatihan dan dukungan bagi guru dan staf sekolah untuk memperkuat budaya positif.
- Modul 1.4 tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid.
Kaitan modul 2.1 dan modul 3.3
- Seorang guru penggerak dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan layanan terbaik yang mendukung perkembangan siswa. Pendekatan ini membantu mengatasi variasi karakteristik dan kecerdasan siswa. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus melakukan pemetaan untuk memahami kebutuhan belajar, minat, dan gaya belajar siswa. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh siswa.
- Modul 2.1 membahas pembelajaran berdiferensiasi, yang berarti mengakomodasi kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda dari setiap siswa. Modul ini mengajarkan cara mengajar yang responsif dan fleksibel agar semua siswa dapat belajar secara efektif.
- Sementara itu, Modul 3.3 membahas bagaimana mengelola program-program pendidikan agar memberikan dampak positif bagi siswa. Ini mencakup pengelolaan sumber daya, pemantauan kemajuan siswa, dan keterlibatan orangtua, di antara aspek lainnya.
- Kaitan antara kedua modul tersebut adalah bahwa dalam mengelola program-program pendidikan yang berdampak positif bagi siswa (Modul 3.3), pendidik perlu memahami prinsip-prinsip pembelajaran berdiferensiasi (Modul 2.1). Dengan demikian, pendidik dapat merancang program-program yang sesuai dengan kebutuhan individual siswa, sehingga meningkatkan kesuksesan belajar mereka.
Kaitan modul 2.2 dan modul 3.3
- Pada Modul 2.2, seorang guru dilatih untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Tehnik mindfullness menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.
- Kaitan modul 2.3 dan modul 3.3
- Modul 2.3 membahas coaching sebagai suatu teknik atau strategi yang digunakan oleh seorang pemimpin pembelajaran untuk membimbing anak-anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh mereka, serta memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang dan memperluas proses berpikir. Dalam konteks pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya, memupuk kepemimpinan, dan mengeksplorasi potensi siswa guna mencapai tujuan pendidikan, yakni keselamatan dan kebahagiaan anak yang seoptimal mungkin. Modul 2.3 membahas tentang coaching supervisi pendidikan, yang melibatkan bimbingan dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas pengajaran guru. Sementara itu, Modul 3.3 berfokus pada pengelolaan program pendidikan yang memberikan dampak positif bagi murid, termasuk manajemen sumber daya, pemantauan kemajuan siswa, dan lainnya.
- Kaitan antara kedua modul tersebut adalah bahwa coaching supervisi pendidikan dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu pendidik mengelola program-program pendidikan dengan lebih baik (Modul 3.3). Melalui coaching supervisi, pendidik dapat menerima umpan balik yang konstruktif dan mendapatkan bimbingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program pendidikan mereka, sehingga dapat memastikan bahwa program-program tersebut memberikan dampak positif yang diharapkan bagi murid. Dengan demikian, keduanya saling melengkapi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa.
Kaitan modul 3.1 dan modul 3.3
- Modul 3.1 membahas peran seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang bijaksana, khususnya yang berpihak pada kepentingan siswa. Hal ini melibatkan penggunaan dasar, prinsip, paradigma, atau nilai-nilai yang konsisten, terutama dalam menghadapi dilema etika atau bujukan moral.
- Kaitannya dengan Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid adalah bahwa dalam mengelola program-program pendidikan yang berdampak positif bagi siswa, guru dan pemimpin pembelajaran harus membuat keputusan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang konsisten. Hal ini memastikan bahwa program-program tersebut tidak hanya efektif dari segi pendidikan, tetapi juga menjunjung tinggi kesejahteraan dan kebahagiaan siswa. Dengan demikian, keduanya saling terkait dalam memastikan bahwa semua keputusan yang diambil dalam konteks pendidikan mengutamakan kepentingan dan perkembangan yang optimal bagi siswa.
- Kaitan modul 3.2 dan modul 3.3
- Modul 3.1 membahas peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di lingkungan pendidikan, termasuk alokasi yang efisien dan efektif dari berbagai aset seperti waktu, tenaga, dan anggaran. Sementara itu, Modul 3.3 fokus pada pengelolaan program pendidikan yang memberikan dampak positif bagi murid, melibatkan manajemen program secara keseluruhan untuk memastikan keberhasilan belajar siswa.
- Modul 3.2 membahas pengelolaan sumber daya di sekolah, di mana seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran dan pengelola program harus mampu mengidentifikasi dan memetakan semua aset yang tersedia di sekolah, baik itu fisik maupun non-fisik. Pendekatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi sekolah sebagai komunitas belajar, berbeda dengan pendekatan yang berfokus pada masalah.
- Dengan memusatkan perhatian pada aset yang ada, pengelolaan program yang bermanfaat bagi siswa dapat direncanakan secara efektif. Terdapat tujuh jenis aset atau modal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah, seperti aset manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik, agama, dan budaya.
- Sebagai seorang pemimpin guru, penting untuk memahami dan memetakan ketujuh jenis aset ini guna mengoptimalkan pengelolaannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
- Modul 3.3 membahas pengelolaan program yang memiliki dampak signifikan bagi perkembangan murid. Fokusnya adalah pada pengembangan kepemimpinan murid dan pembentukan karakter sesuai dengan dimensi profil pelajar Pancasila. Modul ini mengajarkan pentingnya mendukung partisipasi, pilihan, dan inisiatif siswa, serta menciptakan lingkungan dan mengelola komunitas yang merangsang pertumbuhan kepemimpinan mereka.
- Kaitan antara kedua modul tersebut adalah bahwa pemimpin pendidikan perlu mengelola sumber daya secara bijaksana (Modul 3.1) agar dapat mendukung implementasi program-program pendidikan yang berdampak positif bagi murid (Modul 3.3). Dengan mengalokasikan sumber daya secara efisien, seperti menyediakan fasilitas yang memadai atau mengarahkan staf kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, pemimpin dapat memastikan bahwa program-program yang direncanakan dan dijalankan dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang maksimal bagi siswa. Oleh karena itu, keduanya bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sukses dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.
- Melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya perspektif saya tentang program yang berdampak positif pada murid.Â
- Melihat keterkaitan antara Modul 3.3 dengan modul-modul lainnya, perspektif saya sebaagai seorang guru tentang program yang berdampak positif pada murid adalah bahwa program-program pendidikan harus dirancang dan dijalankan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah dibahas dalam modul-modul sebelumnya.
- Sebagai contoh:
- Dari Modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, saya sebagai seorang guru harus memahami kebutuhan dan gaya belajar individu siswa saat merencanakan program pendidikan yang dapat memberikan dampak positif bagi mereka.
- Dari Modul 2.3 tentang coaching supervisi pendidikan, seorang guru harus menerapkan pendekatan coaching untuk membimbing dan mengembangkan potensi siswa secara efektif.
- Dari Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan yang bijaksana, saya sebagai seorang guru harus mempertimbangkan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam merancang dan melaksanakan program-program Pendidikan yang akan dilakukan di sekolah.
- Dari Modul 3.2 tentang pengelolaan sumber daya, saya sebagai seorang guru harus memanfaatkan aset-aset yang ada di sekolah dengan optimal untuk mendukung pelaksanaan program-program yang berdampak positif pada murid.
- Program yang berdampak pada murid adalah program yang mampu mengembangkan kepemimpinan siswa. Untuk merancang program semacam itu, yang perlu saya lakukan adalah membuat perencanaan yang teliti dan terstruktur. Dalam proses perencanaan ini, saya memanfaatkan model BAGJA yang berfokus pada kebutuhan siswa yang sesuai dengan lingkungan mereka. Hal ini saya lakukan juga melalui pemetaan sumber daya (modal aset) yang ada, mengidentifikasi kekuatan atau potensi yang dimiliki siswa dan lingkungan mereka.
Â
Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?Â
- Dalam hal ini, program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi dengan cermat agar dapat berdampak positif pada murid. Ini termasuk:
- Rencana yang matang: Program-program pendidikan harus direncanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan siswa, serta menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berdiferensiasi dan pengambilan keputusan yang bijaksana.
- Pelaksanaan yang terarah: Program-program tersebut harus dijalankan dengan fokus pada pengembangan kepemimpinan siswa, pembentukan karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, serta memanfaatkan sumber daya secara optimal.
- Evaluasi yang berkala: Evaluasi rutin harus dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas program-program tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Umpan balik dari siswa, staf, dan orangtua juga penting untuk diperhitungkan dalam proses evaluasi.
- Dengan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program pendidikan dengan cara yang holistik dan berkelanjutan, diharapkan bahwa program-program tersebut dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada murid.
- Sebagai seorang guru, saya dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program yang berdampak positif pada murid, penting untuk mengadopsi praktik-praktik terbaik dari sekolah lain atau pihak lain. Dalam proses ini, saya sebagai guru harus mendorong partisipasi, pilihan, dan rasa memiliki dari siswa, serta menciptakan lingkungan dan melibatkan komunitas secara aktif untuk membantu pertumbuhan kepemimpinan siswa. Tujuannya adalah agar siswa menjadi lebih mandiri dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Ki Hadjar Dewantara, esensi dari pendidikan yang bermanfaat bagi kehidupan bersama adalah untuk membebaskan manusia sebagai bagian dari komunitas (rakyat).
Demikian Koneksi Antar materi Modul 3.3 dengan modul lainnya, semoga menginspirasi.
     Salam Guru Penggerak "Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan".   Â
Â
Bandung, 12 Maret 2024
Endang Sri Rejeki, S.Pd
SD Taruna Bakti Bandung
CGP Angkatan 9 Kota Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H