Kedua modul tersebut baik modul 1.1 dan modul 3.3 menekankan pentingnya pendidikan yang melibatkan murid secara menyeluruh, memperhatikan nilai-nilai moral, serta memberdayakan dan menghargai keunikan setiap murid. Jadi, keduanya sejalan dalam pendekatan pendidikan yang holistik dan humanistik.
- Kaitan modul 1.2 dan modul 3.3
- Modul 1.2 mengenai nilai dan peran guru penggerak. Adapun nilai-nilai dari seorang guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai dan peran dari guru penggerak tidak terlepas dari cita-cita mulia untuk mewujudkan profil pelajar pancasila dan merdeka belajar. Dalam menjalankan perannya, seorang guru tidak hanya cukup sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, namun juga memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada murid. Modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak memberikan landasan untuk pemahaman tentang peran guru dalam menggerakkan perubahan dalam pendidikan, sementara Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid memberikan wawasan konkret tentang bagaimana guru dapat mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam merancang dan mengelola program-program pendidikan.
- Peran Guru sebagai Penggerak: Guru memiliki peran penting dalam memimpin perubahan dan membawa inovasi dalam pendidikan. Dalam Modul 3.3, guru yang berperan sebagai penggerak bertanggung jawab merancang dan mengelola program-program yang memberi dampak positif bagi murid.
- Implementasi Nilai dalam Program: Guru yang menjadi penggerak menggunakan nilai-nilai yang mereka pelajari untuk membimbing pembuatan dan pengelolaan program-program pendidikan. Guru memastikan nilai-nilai seperti tanggung jawab, keadilan, dan empati tercermin dalam program-program mereka.
- Motivasi dan Inspirasi: Guru yang menjadi penggerak memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi murid dan rekan kerja mereka. Dalam Modul 3.3, guru yang termotivasi lebih mungkin menerapkan program-program yang bermanfaat dan ikut serta dalam mengelolanya dengan aktif.
- Kemampuan Berinovasi: Guru penggerak memiliki kreativitas dalam mengembangkan cara-cara baru untuk mengajar dan belajar. Dalam Modul 3.3, kreativitas ini tercermin dalam desain program yang menarik dan efektif untuk membantu murid mencapai kesejahteraan dan keberhasilan.
- Kepemimpinan Kolaboratif: Guru penggerak mendorong kerja tim di sekolah. Dalam Modul 3.3, guru penggeak mengajak rekan guru lain untuk berkolaborasi dalam merancang dan mengelola program-program yang memberi dampak positif bagi murid.
Kaitan modul 1.3 dan modul 3.3
- Modul 1.3 menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA untuk merencanakan program pendidikan yang baik bagi siswa. Ini berarti memahami siswa, menetapkan tujuan, mendesain program, melaksanakannya, dan mengevaluasi hasilnya.
- Modul 3.3 fokus pada pengelolaan program setelah direncanakan dan diimplementasikan. Ini mencakup manajemen sumber daya, pemantauan kemajuan siswa, keterlibatan orangtua, serta mengatasi masalah yang muncul.
- Dengan menggunakan kedua modul ini, pendidik diharapkan dapat membuat dan menjalankan program pendidikan yang efektif dan bermanfaat bagi siswa.
- Modul 1.3 dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.
Â
Kaitan modul 1.4 dan modul 3.3
- Modul 1.4 membahas strategi untuk membangun budaya sekolah yang positif, inklusif, dan memotivasi. Ini bisa mencakup promosi nilai-nilai seperti kesetaraan, kerjasama, serta penghargaan terhadap keberagaman. Budaya positif di sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi siswa untuk belajar dan tumbuh sedangkan Modul 3.3 Â menekankan pentingnya pengelolaan program-program pendidikan yang berkontribusi pada pembentukan budaya positif di sekolah. Ini mungkin termasuk integrasi nilai-nilai budaya positif ke dalam desain dan pelaksanaan program, serta penggunaan strategi untuk mempromosikan kerjasama, rasa saling menghargai, dan dukungan antar-siswa.
- Kedua modul ini menyoroti pentingnya pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas program dalam membangun budaya positif di sekolah. Ini bisa melibatkan penggunaan indikator kinerja seperti tingkat kehadiran siswa, tingkat partisipasi dalam kegiatan sekolah, serta survei kepuasan siswa dan staf. Melalui pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan, sekolah dapat menyesuaikan program-program mereka untuk lebih memperkuat budaya positif yang diinginkan.
- Kedua modul juga menekankan pentingnya keterlibatan semua stakeholder, termasuk siswa, guru, orangtua, dan masyarakat lokal, dalam menciptakan dan memelihara budaya positif di sekolah. Ini dapat mencakup pembangunan kemitraan dengan keluarga dan masyarakat, serta penyediaan pelatihan dan dukungan bagi guru dan staf sekolah untuk memperkuat budaya positif.
- Modul 1.4 tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid.
Kaitan modul 2.1 dan modul 3.3
- Seorang guru penggerak dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan layanan terbaik yang mendukung perkembangan siswa. Pendekatan ini membantu mengatasi variasi karakteristik dan kecerdasan siswa. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus melakukan pemetaan untuk memahami kebutuhan belajar, minat, dan gaya belajar siswa. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh siswa.
- Modul 2.1 membahas pembelajaran berdiferensiasi, yang berarti mengakomodasi kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda dari setiap siswa. Modul ini mengajarkan cara mengajar yang responsif dan fleksibel agar semua siswa dapat belajar secara efektif.
- Sementara itu, Modul 3.3 membahas bagaimana mengelola program-program pendidikan agar memberikan dampak positif bagi siswa. Ini mencakup pengelolaan sumber daya, pemantauan kemajuan siswa, dan keterlibatan orangtua, di antara aspek lainnya.
- Kaitan antara kedua modul tersebut adalah bahwa dalam mengelola program-program pendidikan yang berdampak positif bagi siswa (Modul 3.3), pendidik perlu memahami prinsip-prinsip pembelajaran berdiferensiasi (Modul 2.1). Dengan demikian, pendidik dapat merancang program-program yang sesuai dengan kebutuhan individual siswa, sehingga meningkatkan kesuksesan belajar mereka.
Kaitan modul 2.2 dan modul 3.3
- Pada Modul 2.2, seorang guru dilatih untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Tehnik mindfullness menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.
- Kaitan modul 2.3 dan modul 3.3
- Modul 2.3 membahas coaching sebagai suatu teknik atau strategi yang digunakan oleh seorang pemimpin pembelajaran untuk membimbing anak-anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh mereka, serta memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang dan memperluas proses berpikir. Dalam konteks pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya, memupuk kepemimpinan, dan mengeksplorasi potensi siswa guna mencapai tujuan pendidikan, yakni keselamatan dan kebahagiaan anak yang seoptimal mungkin. Modul 2.3 membahas tentang coaching supervisi pendidikan, yang melibatkan bimbingan dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas pengajaran guru. Sementara itu, Modul 3.3 berfokus pada pengelolaan program pendidikan yang memberikan dampak positif bagi murid, termasuk manajemen sumber daya, pemantauan kemajuan siswa, dan lainnya.
- Kaitan antara kedua modul tersebut adalah bahwa coaching supervisi pendidikan dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu pendidik mengelola program-program pendidikan dengan lebih baik (Modul 3.3). Melalui coaching supervisi, pendidik dapat menerima umpan balik yang konstruktif dan mendapatkan bimbingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program pendidikan mereka, sehingga dapat memastikan bahwa program-program tersebut memberikan dampak positif yang diharapkan bagi murid. Dengan demikian, keduanya saling melengkapi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa.
Kaitan modul 3.1 dan modul 3.3
- Modul 3.1 membahas peran seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang bijaksana, khususnya yang berpihak pada kepentingan siswa. Hal ini melibatkan penggunaan dasar, prinsip, paradigma, atau nilai-nilai yang konsisten, terutama dalam menghadapi dilema etika atau bujukan moral.
- Kaitannya dengan Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid adalah bahwa dalam mengelola program-program pendidikan yang berdampak positif bagi siswa, guru dan pemimpin pembelajaran harus membuat keputusan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang konsisten. Hal ini memastikan bahwa program-program tersebut tidak hanya efektif dari segi pendidikan, tetapi juga menjunjung tinggi kesejahteraan dan kebahagiaan siswa. Dengan demikian, keduanya saling terkait dalam memastikan bahwa semua keputusan yang diambil dalam konteks pendidikan mengutamakan kepentingan dan perkembangan yang optimal bagi siswa.
- Kaitan modul 3.2 dan modul 3.3
- Modul 3.1 membahas peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di lingkungan pendidikan, termasuk alokasi yang efisien dan efektif dari berbagai aset seperti waktu, tenaga, dan anggaran. Sementara itu, Modul 3.3 fokus pada pengelolaan program pendidikan yang memberikan dampak positif bagi murid, melibatkan manajemen program secara keseluruhan untuk memastikan keberhasilan belajar siswa.
- Modul 3.2 membahas pengelolaan sumber daya di sekolah, di mana seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran dan pengelola program harus mampu mengidentifikasi dan memetakan semua aset yang tersedia di sekolah, baik itu fisik maupun non-fisik. Pendekatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi sekolah sebagai komunitas belajar, berbeda dengan pendekatan yang berfokus pada masalah.
- Dengan memusatkan perhatian pada aset yang ada, pengelolaan program yang bermanfaat bagi siswa dapat direncanakan secara efektif. Terdapat tujuh jenis aset atau modal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah, seperti aset manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik, agama, dan budaya.
- Sebagai seorang pemimpin guru, penting untuk memahami dan memetakan ketujuh jenis aset ini guna mengoptimalkan pengelolaannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
- Modul 3.3 membahas pengelolaan program yang memiliki dampak signifikan bagi perkembangan murid. Fokusnya adalah pada pengembangan kepemimpinan murid dan pembentukan karakter sesuai dengan dimensi profil pelajar Pancasila. Modul ini mengajarkan pentingnya mendukung partisipasi, pilihan, dan inisiatif siswa, serta menciptakan lingkungan dan mengelola komunitas yang merangsang pertumbuhan kepemimpinan mereka.
- Kaitan antara kedua modul tersebut adalah bahwa pemimpin pendidikan perlu mengelola sumber daya secara bijaksana (Modul 3.1) agar dapat mendukung implementasi program-program pendidikan yang berdampak positif bagi murid (Modul 3.3). Dengan mengalokasikan sumber daya secara efisien, seperti menyediakan fasilitas yang memadai atau mengarahkan staf kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, pemimpin dapat memastikan bahwa program-program yang direncanakan dan dijalankan dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang maksimal bagi siswa. Oleh karena itu, keduanya bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sukses dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.
- Melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya perspektif saya tentang program yang berdampak positif pada murid.Â
- Melihat keterkaitan antara Modul 3.3 dengan modul-modul lainnya, perspektif saya sebaagai seorang guru tentang program yang berdampak positif pada murid adalah bahwa program-program pendidikan harus dirancang dan dijalankan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah dibahas dalam modul-modul sebelumnya.
- Sebagai contoh:
- Dari Modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, saya sebagai seorang guru harus memahami kebutuhan dan gaya belajar individu siswa saat merencanakan program pendidikan yang dapat memberikan dampak positif bagi mereka.
- Dari Modul 2.3 tentang coaching supervisi pendidikan, seorang guru harus menerapkan pendekatan coaching untuk membimbing dan mengembangkan potensi siswa secara efektif.
- Dari Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan yang bijaksana, saya sebagai seorang guru harus mempertimbangkan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam merancang dan melaksanakan program-program Pendidikan yang akan dilakukan di sekolah.
- Dari Modul 3.2 tentang pengelolaan sumber daya, saya sebagai seorang guru harus memanfaatkan aset-aset yang ada di sekolah dengan optimal untuk mendukung pelaksanaan program-program yang berdampak positif pada murid.
- Program yang berdampak pada murid adalah program yang mampu mengembangkan kepemimpinan siswa. Untuk merancang program semacam itu, yang perlu saya lakukan adalah membuat perencanaan yang teliti dan terstruktur. Dalam proses perencanaan ini, saya memanfaatkan model BAGJA yang berfokus pada kebutuhan siswa yang sesuai dengan lingkungan mereka. Hal ini saya lakukan juga melalui pemetaan sumber daya (modal aset) yang ada, mengidentifikasi kekuatan atau potensi yang dimiliki siswa dan lingkungan mereka.
Â
Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?Â
- Dalam hal ini, program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi dengan cermat agar dapat berdampak positif pada murid. Ini termasuk:
- Rencana yang matang: Program-program pendidikan harus direncanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan siswa, serta menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berdiferensiasi dan pengambilan keputusan yang bijaksana.
- Pelaksanaan yang terarah: Program-program tersebut harus dijalankan dengan fokus pada pengembangan kepemimpinan siswa, pembentukan karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, serta memanfaatkan sumber daya secara optimal.
- Evaluasi yang berkala: Evaluasi rutin harus dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas program-program tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Umpan balik dari siswa, staf, dan orangtua juga penting untuk diperhitungkan dalam proses evaluasi.
- Dengan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program pendidikan dengan cara yang holistik dan berkelanjutan, diharapkan bahwa program-program tersebut dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada murid.
- Sebagai seorang guru, saya dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program yang berdampak positif pada murid, penting untuk mengadopsi praktik-praktik terbaik dari sekolah lain atau pihak lain. Dalam proses ini, saya sebagai guru harus mendorong partisipasi, pilihan, dan rasa memiliki dari siswa, serta menciptakan lingkungan dan melibatkan komunitas secara aktif untuk membantu pertumbuhan kepemimpinan siswa. Tujuannya adalah agar siswa menjadi lebih mandiri dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Ki Hadjar Dewantara, esensi dari pendidikan yang bermanfaat bagi kehidupan bersama adalah untuk membebaskan manusia sebagai bagian dari komunitas (rakyat).
Demikian Koneksi Antar materi Modul 3.3 dengan modul lainnya, semoga menginspirasi.
     Salam Guru Penggerak "Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan".   Â