Mohon tunggu...
Endang saefulloh
Endang saefulloh Mohon Tunggu... Guru - Bahagia dan sehat selalu

Belajar mensyukuri yang ada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maraknya Bullying dan Hilangnya Pendidikan Akhlaq

6 Oktober 2021   03:01 Diperbarui: 6 Oktober 2021   04:49 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya orang tua  ketika bertemu dengan anak pertanyaan pertama   kepada anak adalah, "Sudahkah  kamu bisa menghitung,  apakah  kamu sudah  hapal ini ?,", (Pertanyaan yang mengarah pada pengetahuan yang bersifat kognitif). Namun, sangat jarang   kita bertanya kepada anak  :" Bagaimana mana kamu  menghormati orang tua, guru, hormat kepada yang lebih tua   menyayangi sesama ?" pertanyaan yang mengarah etika dan moral.  

Manusia tanpa akhlaq mulia tak ubahnya hewan bisa saling memangsa satu sama lain, saling musuhi dan saling jatuhkan menjadi hal biasa. Maraknya perilaku  bullying diantara siswa bahkan diantara rekan kerja, telah menciptakan keresahan di tengah kehidupan kita. Demikian, tanpa akhlaq mulia tidak ada ketenangan, ketentraman dan welas asih diantara sesama.

Disinilah  pentingnya pendidikan akhlaq sejak dini bagi anak-anak dan generasi masa kini. Mereka  adalah amanah dari Alloh SWT.  Jika akhlaq baik ditanamkan sejak dini akan tumbuh generasi yang mampu memberi manfaat bagi diri dan sesamanya.  Sebuah pepatah mengatakan :"Kalau kita belum bisa memberi sedekah dengan harta,  berilah sedekah dengan ucapan yang baik (positif)".

Dengan  akhlaq mulia, diharapkan akan tercipta ketenangan, ketentraman di  tengah masyarakat. Itulah tujuan baginda Rosululloh Saw diutus ke muka bumi, yakni  menyempurnakan akhlaq mulia,  yang  merupakan bekal  utama bagi generasi dan anak-anak bangsa.  Sebaliknya akhlaq buruk menyebabkan masa depan generasi menjadi buruk.

Bagi seorang muslim, akhlak mulia merupakan perhiasan terindah di dunia. Perhiasan yang kelak akan selalu dikenang sepanjang masa. Perhiasan yang menjadikan pemiliknya mulia di hadapan manusia dan  sang pencipta.  Dengan akhlak mulia, pribadi seseorang akan terlihat indah. Setiap orang yang melihatnya kagum dengan keindahan akhlaknya. Bahkan, akhlak mulia menjadi bukti kemuliaan seorang muslim.

Menghiasi diri dengan akhlak berarti mempertegas jati diri  sebagai manusia. Akhlak  akan membedakan derajat manusia dari  hewan. Dengan akhlak mulia akan  tercipta tatanan  hidup yang tidak dimiliki hewan. Tanpa  akhlak manusia menuju pada derajat paling rendah dan hina. Tanpa akhlak, manusia bisa melakukan perbuatan semaunya dan seenaknya, tak peduli menyakiti sesamanya. Allah SWT berfirman, ''Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna. Kemudian Kami kembalikan manusia kepada derajat yang paling rendah.'' (QS Al-Tin : 5-6).

Dalam kehidupan bermasyarakat, akhlak menjadi kunci kelangsungan hidup. Kehidupan  bermasyarakat akan punya nilai  manakala di dalamnya ditanamkan akhlak mulia. Sebaliknya, tanpa akhlaq maka keretakan dan  keresahan di tengah kehidupan masyarkat  tinggal menunggu waktu.  Masyarakat tanpa akhlak tak ubahnya  hewan yang hidup di hutan belantara,  di mana pengaruh dan kekuasaan diraih dengan cara menindas yang lemah, bukan atas integritas akhlak.

Keberhasilan baginda Nabi Muhammad SAW berdakwah tidak  hanya bertumpu  pada  keluhuran ajaran Islam, melainkan  karena kemuliaan akhlak, keluhuran budi pekerti yang dipraktikkan dalam setiap langkah hidupannya.

Akhlaq yang baik merupakan buah dari keimanan yang baik. Keimanan dapat   menciptakan "keamanan", maka pendidikan pertama yang seharusnya ditanamkan kepada generasi muda saat ini adalah pendidikan keimanan. 

Seseorang belum dikatakan sempurna imannya kalau ia tidak memiliki akhlak yang baik. Ada orang yang mengaku dirinya beriman, banyak beribadah, rajin puasa namun ia sering menyakiti orang lain, mengecewakan kedua orang tua, sombong kepada sesama dan perbuatan buruk lainnya. Maka keimanannya belum  dikatakan sempurna.  Sebagaimana dijalaskan dalam sebuah hadits : "Orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya"  (HR. Tirmidzi)

Ternyata ada hubungan antara keimanan dan keamanan, dalam kata lain, keimanan akan  melahirkan keamanan. Rosululloh saw bersabda :  "Tidaklah seseorang  berzina dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang itu mabuk kalau dia beriman, dan tidaklah ia mencuri dalam keadaan beriman" (HR. Bukhori dan muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun