Kisah cinta ini berawal dari sebuah foto yang terpampang dalam sebuah majalah remaja. Rendra will adalah tipe cowok cool, keren idaman setiap remaja kala itu. Dia menjadi bintang majalah remaja yang banyak digemari para remaja seangkatan ku waktu itu. Siangitu sepulang sekolah aku dan teman-teman ku widi, sila dan raya mampir ke toko buku untuk membeli majalah remaja yang terbit setiap minggu. Setiba di toko buku kami hanya menemukan satu majalah yang tersisa karena bukan hanya kami yang suka membaca majalah itu tetapi para remaja lain juga sama. Akhirnya kami memutuskan membeli satu majalah untuk berempat dan aku mendapat kesempatan pertama membaca.
Pukul 15.12 aku tiba di rumah, tak mengulur waktu ku rebahkan tubuh di kasur yang empuk sambil mengamati setiap lembaran majalah, tak terlewatkan sebuah foto cowok tampan Rendra Will. Aku memperhatikan dengan seksama wajah tampan itu, matanya, hidungnya dan bibirnya merupakan paduan wajah yang sempurna. Mulai dari hitungan detik itu aku mulai mengagumi sosok tampan Rendra.
Ternyata rasa kagum itu bukan rasa sesaat tetapi terus berkembang sehari, dua hari hingga aku mulai menyadari rasa itu bukanlah rasa kagum biasa layaknya penggemar kepada sosok yang diidolakan. Rasa itu lebih tepatnya rasa tertarik antara laki-laki dan perempuan yang kerab disebut dengan cinta. Tiada hari yang ku lewatkan tanpa melihat foto Rendra Will.
Setiap hari berlalu dengan harapan-harapan konyol layaknya difilm-film romantis dapat bertemu sang idola dan mengungkapkan cinta. Ku coba mencari informasi tentangnya diberbagai media social tapi ku tak dapat jawaban yang memuaskan hingga suatu hari aku merasa putus asa dan mencurahkan keluh kesahku diradio 5.15 RR (Radio Remaja). Malam itu pikiran ku benar-benar kalut hingga aku menghubungi kontak radio tersebut untuk mencurahkan semua beban pikiran ku.
“selamat malam radio RR (Radio Remaja) FM, dengan siapa saya bicara ?”
“selamat malam juga kak Indah, ini Dinda (nama samara ku) dari Kendari”.
“Ok. Dengan Dinda mau curhat tentang apa ni ?”
“Dinda mau curhat tentang perasaan Dinsama seseorang ni”
“ok silakan Din”
Indah adalah nama penyiar malam itu. Dia mendengarkan cerita ku dengan seksama. Dia memberikan ku saran-saran yang cukup membuatku tenang malam itu, dia juga bersedia membantu jika ada yang mnghubunginya untuk menanyakan masalah itu, mana tau diantaranya ada Rebdra Will seperti harapan ku. Awalnya aku gak begitu yakin dengan cara itu karena aku malu kalau sempat teman-teman ku pada tahu tentang cerita konyol ku. Namun, aku berfikir tak ada salahnya untuk mencoba, dengan memberi nama samaran aku yakin tak ada yang tau kalau itu aku.
Beberapa hari kemudian tepatnya hari Jumat HP ku berdering, aku melihat ada nomor yang tak ku kenal memanggil, aku mencoba mengangkat panggilan itu, namun aku terlambat, karena kelamaan panggilan itu keburu mati. Kareana pernasaran beberapa jam kemudian aku mencoba mengirim sebuah pesan kepada nomor tersebut.