Untuk bisa sampai di tahap itu, seorang guru haruslah merdeka. Merdeka untuk belajar, dia mampu mengendalikan, melakukan dan merefleksikan proses belajar; mampu melaksanakan tugas secara optimal; mampu bekerjasama dengan sesama guru, komunitas dan masyarakat secara luas; dan serta mampu menentukan arah karier dan mewujudkannya.
Untuk bersinar, kita tentu sangat membutuhkan kolaborasi, kerjasama. Kompetisi jadi tak terlalu penting, karena kita dan generasi tahun 2000-an ke atas, dihadapkan dengan masa depan yang dinamis penuh kreativitas dan inovasi. Demi masa depan, murid dan guru pun dituntut turut berkembang menyesuaikan. Jenis pekerjaan yang menanti adalah pekerjaan yang menuntut mereka mengeluarkan semua kreativitas, inovasi, imajinasi yang saat ini mungkin tak terbayang bahwa profesi itu akan ada dan menjanjikan untuk hidup layak pada saatnya.
Wahai guru, mari kita perdalam spesialisasi kita, lampaui batas maksimal kita dalam berkarya dan menebar manfaat. Jangan berhenti jika menemukan kendala. Kita adalah jiwa-jiwa yang merdeka, merdeka dalam memilih. Memilih menjadi korban yang menyalahkan keadaan atau mengambil inisiatif untuk mengubah keadaan.
Berkenan menjadi guru yang merdeka? Tertarik untuk mengembangkan keterampilan diri? Butuh tempat untuk mencari solusi atas tantangan dunia pendidikan yang tak henti? Peduli dengan kebutuhan murid dan diri pribadi? Komunitas Guru Belajar kota Lubuklinggau mengajak semua elemen masyarakat untuk bergabung, berbagi ilmu dan pengalaman setiap Minggu Sore, minggu pertama, di TOS (Taman Olahraga Silampari) jam 04:00 WIB.
Komunitas Guru Belajar, wadah para guru dan semua yang peduli pada pendidikan untuk berkolaborasi dan belajar serta memperbaiki miskonsepsi pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H