Mohon tunggu...
Wanita Penikmat Rindu
Wanita Penikmat Rindu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya orang biasa

About life, friends, and love

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Lama

25 Februari 2022   21:42 Diperbarui: 25 Februari 2022   21:49 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin seseorang mendekati nona, memberikan hampir seluruh waktu dan perhatiannya kepada sang nona. Namun tiba-tiba saja ia mengatakan ingin pergi dari nona. Lalu nona menjawab "mengapa ?" mengapa tiba-tiba seperti ini, apa aku berbuat salah, apa aku menyakitimu ?

Ia menatap nona, mencoba memberi penjelasan bahwa semua akan baik-baik saja, jika nanti ia pun akan pergi. Bukan karena ia tidak ingin bersamanya, namun ada hal yang lebih diprioritaskan tuan dan ia harus melakukannya meski ia tahu akan menyakiti nonanya dengan sakit yang tidak berdarah dan akan membekas lama untuk nona.

"Aku minta maaaf, jika selama aku mengenalmu aku banyak menyakitimu" kata tuan.

Dan nona masih terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri, sambil menahan bendungan air mata yang sedari tadi ia tahan, namun pecah seketika juga.

            "Aku yang salah, aku yang memulai semuanya" kata tuan sambil memeluk nona dengan erat.

Dan alhasil tangis nona pun pecah, dan ia segera melepas pelukan tuannya. Tuan bingung harus berbuat apa saat itu. Ia hanya bisa menatap nona, dengan tangis yang tidak biasa ia lihat. Nona menatapnya kembali dengan lekat dan dengan tangis yang masih berlanjut. Namun tak ada air mata yang terjatuh dari mata tuan, hanya tatapan lekatnya lah yang nona lihat saat itu.

            Suara malam pada saat itu menambah nuansa sedih kepada nona. Ia mulai melirik seisi rumah, berkelana sendiri dipikirannya. Mengamati meja makan yang kemarin masih memberi tawa bagi mereka berdua, wastafel tempat tuan dan nona saling menggoda satu sama lain dan kulkas tempat tuan biasanya menyimpan susu kotak kesukaan nonanya, susu coklat.

            Setiap sentuhan yang ia berikan kepada seisi rumah seakan membawanya kembali pada cerita kemarin. Yang ada dipikiran nona saat itu, hanya pertanyaan "mengapa ?".

"Mengapa disaat kita sudah saling menyukai dan merasa nyaman, kalimat mu itu muncul tiba-tiba dan menghancurkan puing-puing hati yang sudah ku tata rapi ?" ucapnya dalam hati.

Ia tak mengerti sepenuhnya diri tuan, namun itu yang membuatnya jatuh hati kepada dirinya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun