Hai...
Aku harap saat ini kamu yang sedang membaca artikel ini selalu dalam keadaan sehat, dan untuk teman-teman yang saat ini lagi di isoman semangat yah buat kalian. ingat ada orang-orang terkasih yang menantikan kabar baik dari kalian, dan untuk yang saat ini terpaksa bekerja atau melakukan kegitan lain diluar rumah, jaga diri kamu baik-baik yah. orang-orang terkasihmu menunggu dirumah.
Ini bermula sekitar 7 hari lalu. Dua rekan kerja ku dinyatakan positif COVID-19 melalui serangkain test covid-19 diklinik terdekat. Sontak kabar itu membuat aku tercengang tak bisa berkata apa-apa bahkan takut. Karena aku jelas berkomunikasi dengan mereka berdua semasa bekerja saat itu juga. Dan aku, kedua rekan ku, bahkan department kami bekerja belum sama sekali mengetahui apapun tentang penjelasan atas kejadian itu.
Karena selama beberapa hari sebelum test COVID mereka mengalami gangguan kesehatan yang tidak baik seperti : demam, flu dan batuk. Bahkan mereka tidak sadar bahwa gejala tersebut adalah Virus Covid-19. Tetapi bukan berarti mereka tidak khawatir dengan keadaan mereka sendiri. Sebelum rangkaian test covid dilakukan mereka berdua sudah pergi keklink untuk memeriksa keadaan mereka, dan menurut penjelasan mereka, petugas klinik mengatakan mereka baik-baik saja, dan tentu itu tidak merisaukan mereka, sehingga mereka kembali bekerja seperti biasanya.
Setelah itu, sekitar pukul 1 siang hari tepat ditanggal 2 juli mereka pergi kembali melakukan pemeriksaan kesehatan dan petugas menyarankan untuk melakukan test COVID-19 dan hasilnya mereka dinyatakan positif COVID, dan itu kabar yang buruk pastinya untuk satu departemen ditempat aku bekerja. Setelah itu mereka pun di isolasi mandiri.
Ditanggal yang bersamaan pun aku diberitahu untuk tidak perlu datang bekerja dan sambil menunggu informasi lebih lanjut dari pihak HRD (Human Resource Departement) aku pun tidak dibenarkan keluar dari rumah dan mengurangi komunikasi dengan teman satu kamar maupun satu rumah; karena aku tinggal di asrama. Tetapi itu tetap saja memungkinkan mereka untuk terpapar dari ku meskipun kami tidak melakukan komunikasi.
Ke esokan harinya ditanggal 3 juli aku dibawa kerumah isolasi. Membosankan pastinya karena aku tidak bebas melakukan apapun, karna selama isolasi mandiri aku hanya berbekal pakaian dan keperluan sehari-hari seadanya. Menunggu teman ku yang lain meghantar keperluan untuk dihari-hari berikutnya kesecurity lalu membawa dan meletakkan keperluan ku tersebut tepat hanya didepan pintu rumah, lalu pergi. Benar-benar waktu yang sangat panjang dan membosankan berada dirumah isolasi.
Dengan menyebar nya kabar bahwa aku pun ikut di isolasi, maka teman-teman satu rumah dan terkhususnya teman sekamar ku pun terkena dampak dari apa yang telah terjadi kepadaku. Mereka tidak dibenarkan untuk bekerja sampai keadaanku membaik, dan hasil dari setiap rangkaian test yang ku jalani menunjukkan hasil yang baik.
Sore hari ditanggal 3 juli pukul 17.30 MST (Malaysia Standard Time) aku pun segera melakukan RTK Test untuk mengetahui lebih lanjut keadaan ku saat itu, berbahaya atau tidak. Selama masa quarantine aku diminta untuk selalu meng-update kesehatan ku setiap harinya didalam whatsapp grup seperti : demam, flu, atau batuk. jika keadaan berlanjut dengan symptoms tersebut maka aku akan kembali menjalani rangkaian test covid.
Note : Rapid test kit antigen (RTK-Ag) digunakan untuk mengesan antigen di dalam badan. Antigen adalah suatu bahan asing bagi badan yang akan membangkitkan sistem imuniti untuk menghasilkan antibodi. Ujian ini juga boleh mengesan virus namun tidak setepat dan tidak sesensitif RTPCR. Positif ujian RTK-Ag bermaksud pesakit tersebut mempunyai penyakit. Untuk memperoleh keputusan dariapada ujian ini hanya memerlukan masa lebih kurang 45 minit.
Setelah melakukan RTK Test, akhirnya hasil test ku pun keluar, dan aku negative. Kabar yang baik dan akupun tak lupa memberitahu hasil test ku kepada keluargaku, dan sahabat-sahabatku. Hari-hari berikutnya pun berlalu namun, tidak ku duga symptoms dari virus corona pun mulai terjadi. Aku mulai merasakan demam, menggigil dan itu berlanjut sekitar 4 hari lamanya. Aku segera memberitahu keadaan kesehatan ku didalam whatsapp grup, dan mereka memberi tindak lanjut untuk mengetahui kesehatanku. Dan mereka memutuskan agar aku kembali menjalani rangkaian test covid.
7 Juli 2021, pukul 10.00 MST, aku dan teman-teman yang ikut tepapar covid menjalani test. Namun kali ini berbeda, aku melakukan PCR Test, sementara yang lain melakukan RTK Test. Dan untuk mengetahui hasilnya aku harus menunggu satu malam, dan besok kemungkinan hasilnya keluar. Itu membuat aku khawatir karena aku harus menunggu lama, sementara symptoms dari virus tersebut belum hilang total. Terkadang dimalam hari aku merasakan menggigil dengan suhu badan yang panas, lalu setelah itu dipagi harinya aku merasa seperti tidak terjadi apa-apa, dan itu berlanjut setiap malam saja.
Setelah selesai melakukan test, kami pulang dan aku tetap di quarantine sampai aku benar-benar sehat dan diperbolehkan pulang kerumah. Tidak menunggu waktu lama hasil test teman-temanku pun keluar, dan mereka semua negative. Aku senang mendengarnya, tetapi aku juga merisaukan hasil test ku yang belum sama sekali keluar.
Kembali, manager tempat ku bekerja memberitahu bahwa keesokan harinya aku harus memakai “gelang quarantine”.
8 Juli 2021, pukul 08.15 MST, aku berangkat keklinik kerajaan yang berada di Berapit, Bukit Mertajam. Sesampai disana aku tidak dibenarkan untuk memakai gelang dikarenakan hasil dari PCR Test ku blm keluar, dan mereka petugas PKD (Petugas Kesihatan Daerah) ingin bukti bahwa aku telah melakukan swab test sebelumnya.
Bagaimana pun aku bersikeras meyakinkan mereka, itu tidak berhasil. Petugas PKD menyarankan agar aku melakukan swab test ulang agar aku dapat memakai gelang, dan dikarenakan nama ku juga sudah tertera diklinik tersebut akhirnya aku pun melakukan test sembali. Setelah mengantri lebih dari satu jam, akhirnya test ku selesai dan aku langsung menuju pos untuk pemakaian gelang quarantine.
Disana mereka memberikan penjelasan untuk pemotongan gelang dan memberikan beberapa formulir untuk diisi dan ditanda tangani. Tidak menunggu lama gelang tersebut sudah terpakai ditangan kiriku, dan aku akan kembali pada tanggal 11 juli untuk memotong gelang tersebut sekiranya tidak ada informasi lanjut dari perawat tempat aku bekerja.
Note : PCR adalah singkatan dari polymerase chain reaction. PCR merupakan metode pemeriksaan laboratorium untuk virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Uji ini akan didapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak SARS Co-2.
Dibanding rapid test, pemeriksaan RT-PCR lebih akurat. Metode ini jugalah yang direkomendasikan WHO untuk mendeteksi Covid-19. Namun akurasi ini dibarengi dengan kerumitan proses dan harga alat yang lebih tinggi. Selain itu, proses untuk mengetahui hasilnya lebih lama ketimbang rapid test.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H