Mohon tunggu...
Endah Rosa
Endah Rosa Mohon Tunggu... Freelancer - Bibliophile.

I write things that interests me and are fascinating.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Polemik Vaksin Halal-Haram di Indonesia

14 Oktober 2018   16:36 Diperbarui: 14 Oktober 2018   17:19 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musnahnya suatu penyakit hingga tidak lagi/jarang ditemui pada masa kini disebabkan karena telah berkembangnya suatu bentuk imunitas yang disebut imunitas kawanan (herd immunity). Kekebalan kawanan adalah bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular karena sebagian besar populasi telah memiliki kekebalan terhadap infeksi tersebut, sehingga secara tidak langsung mereka juga akan memberikan kekebalan bagi individu yang belum kebal. 

Ketika pemerintah pada zaman Presiden Soeharto mewajibkan seluruh warga Negara Indonesia melakukan imunisasi, hal itu tidak lain bertujuan untuk menciptakan sistem kekebalan kawanan tersebut sehingga pada akhirnya penyakit-penyakit yang berbahaya pada zaman dahulu tidak lagi mematikan dan mungkin banyak dari kita yang tidak pernah lagi menemukan penderita penyakit polio pada masa kini. Hal itu disebabkan karena kekebalan kawanan (herd immunity) terhadap virus penyebab penyakit polio telah lama terbentuk di Indonesia sejak diwajibkannya program imunisasi pada masa Orde Baru.

Skema Proses Terjadinya Kekebalan Kawanan (Herd Immunity) [Sumber: sciencealert.com]
Skema Proses Terjadinya Kekebalan Kawanan (Herd Immunity) [Sumber: sciencealert.com]
Imunisasi merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk memproteksi diri dari serangan penyakit-penyakit fatal yang menyebabkan kematian/cacat. Artinya jika Anda tidak mengimunisasi diri Anda berarti Anda menyiapkan tubuh Anda untuk diserang penyakit. Sebagian besar vaksin yang dibuat ditujukan untuk memberikan perlindungan dari virus, namun ada juga beberapa vaksin yang digunakan untuk melindungi diri dari serangan bakteri berbahaya seperti misalnya bakteri penyebab penyakit tifus, TBC, pneumonia, difteri dan batuk rejan. 

Dengan imunisasi, secara tidak langsung kita telah memberikan kekebalan tambahan terhadap sistem imunitas tubuh untuk membunuh si virus/bakteri penyebab penyakit tersebut secara spesifik. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, sehingga ketika Anda berada di sekitar para pengidap penyakit TBC misalnya, Anda tidak perlu khawatir penyakit tersebut akan menular ke Anda. Imunitas yang didapat dari proses imunisasi ini tidak dapat Anda gantikan dengan mengonsumsi antibiotik atau ekstrak-ekstrak tanaman lainnya, sehingga proses imunisasi ini sangat penting untuk menjaga kesehatan Anda maupun orang-orang di sekitar Anda.

Referensi :

1. Kissmann, J., Ausar, S.F, Rudolph, A., Braun, C., Cape, S.P., Slevers, R.E., Federspiel, M.J., Joshi, S.B., dan Middaugh, C.R. 2008. Stabilization of measles virus for vaccine formulation. Human Vaccines, 4(5): 350-359.

2. Liska, V., Bigert, S.A., Bennett, P.S., Olsen, D., Chang, R., dan Burke, C.J. 2007. Evaluation of a recombinant human gelatin as a substitute for a hydrolyzed porcine gelatin in a refrigerator-stable Oka/Merck live varicella vaccine. Journal of Immune Based Therapies and Vaccines, 5:4.

3. World Health Organization. 2003. WHO letter reports on Islamic legal scholars' verdict on the medicinal use of gelatin derived from pork products. IAC Express, 400. http://www.immunize.org/concerns/porcine.pdf

4. Center for Disease Control and Prevention. 2018. Measles History. https://www.cdc.gov/measles/about/history.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun