"Tapi, hati-hati! Perhatikan jalanan!" Lanjutnya.
Ketiga temannya mengangguk. Kompak.
"Nanti, mampir rumahku. Biar dibuatkan mie kuah sama ibuku," si gempal berucap. "Pakai telor!" tambahnya.
Disambut tawa oleh teman-temannya. Tawa girang sekali. Mungkin mereka membayangkan semangkok mie kuah panas yang akan menghangatkan tubuh mereka. Apalagi dapat bonus telor.
Kelakuan bocah tadi, membawaku keluar dari tempatku berteduh. Menuju kendaraan roda dua yang terparkir disamping halte.
"Lho, si Abang malah ikut hujan-hujanan!" Komentar si Ibu yang melihatku keluar.
Dengan senyum aku mengendarai motor maticku.
Jangan sampai hujan angin ini menghambatku sampai tujuan. Terus terobos dengan berhati-hati. Tujuanku tidak jauh lagi. Semakin aku berjalan, semakin reda hujannya, bahkan angin pun tidak hilang entah kemana. Hujan angin ini tidak semenyeramkan yang aku pikirkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI