Mohon tunggu...
Endah Suyarini
Endah Suyarini Mohon Tunggu... Lainnya - Saya bekerja dari subuh hingga malam hari. Jabatan saya sebagai seorang istri dan ibu. Disebuah perusahaan rumah tangga.

Saya suka menulis dan membaca, terutama tentang gosip viral. Selain itu juga mengisi waktu dengan bermain brick blok dan merecoki anak yang sedang main. Paling suka lagi adalah rebahan. Sekedar menikmati kipas angin didaerah panas ini, sambil mendengarkan cerita horor lewat aplikasi merah, atau membaca novel-novel fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan Angin

4 November 2024   10:00 Diperbarui: 4 November 2024   10:05 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan turun deras sore ini. Bahkan ditemani oleh angin yang tidak kalah kencang. Mereka seolah bagai sahabat yang sedang menunjukan kekompakannya.

Aku duduk dihalte bis, tanpa bermaksud menunggu bus datang. Hanya numpang berteduh. 

"Seharusnya bawa jas hujan!" Gerutuku.

Lagi asik menggerutu dan bersumpah serapah, lewat empat orang anak sekolah dasar. Aku tahu, karena mereka masih mengenakan seragam. Dengan suka cita mereka tertawa tawa lewat didepanku. 

"Hujanya sangar! Tapi, lebih sangar aku!" Teriak bocah gempal dengan lantang, dan membusungkan dada.

Entah kenapa adegan itu membuatku tersenyum. 

"Seru," batinku. "Tapi, bukannya bahaya ya. Hujan angin gini," masih aku membatin.

"Hei, bocah! Berteduh sini. Hujan angin!" Himbau seorang ibu. Mungkin ibu itu teringat anaknya.

Gerombolan anak itu, berhenti tanpa berteduh. Malah kompak menghadapkan wajahnya keatas dengan mata terpejam.

"Seger, Bu! Kalau berteduh, ya, gak sampai2, Bu! Keburu filmnya selesai. Hujan anginnya masih aman, Bu!" seorang bocah menolak printah si ibu.

"Ayo, lanjut! Terjang badainya dan kita jadi pemenangnya!" Teriak salah satu bocah lainnya yang berkulit coklat dan tubuhnya paling tinggi diantara yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun