Aku hanya sedang bergumam
Dalam ketidakberdayaan seorang jelata
Kapankah kesewenang-wenangan dari penguasa ini akan berakhir
Sebaga pembaca, saya akan lebih tergugah bila ditulis begini:
Pentas teaterkah di hadapanku ini
Atau nyata terbungkus dusta
Aku hanya bergumam dalam ketidakberdayaan jelata
Kapan kesewenang-wenangan ini berakhir
Dua puluh tujuh puisi selanjutnya menyuarakan kegundahan hati, cinta tak sampai, dan kepasrahan. Semuanya terasa senyap dan menyayat. Selsa seperti sedang menangis dalam hati, tangis panjang yang ditahan hingga suaranya sayup-sayup. Senada dengan puisi-puisi sebelumnya, puisi rindu dan cinta ini (istilah saya sendiri) juga boros kata-kata. Contoh pada Dirimu Cinta Sebenarnya:
Hingga malam berubah pada dini
Aku hanya bisa mengeja namamu