Pentingnya PSE
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran yang baik dan menyenangkan akan dapat terlaksana saat semua yang terlibat dalam proses pembelajaran melaksanakan perannya dengan baik. Guru menjalankan perannya, murid juga menerapkan perannya. Namun, sekarang, setelah saya mempelajari materi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), saya menyadari bahwa ada faktor lain yang mendukung pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan tersebut. Faktor lain tersebut dinamakan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang terdiri dari 5 (lima) unsur, (1) Kesadaran Diri, (2) Manajemen Diri, (3) Kesadaran Sosial, (4) Kemampuan Berelasi, dan (5) Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab.
Sebagai guru, saya dituntut untuk selalu peduli pada kondisi sosial emosional anak agar mereka dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan bahagia. Muncul kesadaran baru bahwa pengkondisian sosial emosional anak selama proses pembelajaran sangat perlu dilakukan agar anak-anak bisa fokus dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan ini misalnya dilakukan dengan praktik Kesadaran Diri.Â
Hal mudah yang bisa dilakukan untuk mengajak anak fokus di antaranya dengan mengajak anak diam sejenak, menghentikan semua aktifitas mereka untuk kemudian menarik nafas dan menghembuskan secara perlahan.Â
Kegiatan lain misalnya dengan diperdengarkan musik yang menenangkan. Jika jam pelajaran memungkinkan, guru dapat menerapkan teknik STOP untuk bisa mengajak anak fokus. Langkah-langkah yang bisa dilakukan yaitu:
- Berhenti Sejenak
Langkah pertama adalah mengajarkan siswa untuk meresapi situasi. Mereka harus belajar untuk mengidentifikasi saat-saat ketika mereka mulai merasa emosional. Dalam momen-momen ini, siswa diminta untuk berhenti sejenak, memberi diri mereka waktu untuk berpikir sebelum bertindak.
- Identifikasi Emosi
Setelah berhenti sejenak, siswa diarahkan untuk mengidentifikasi emosi yang mereka rasakan. Ini bisa berupa rasa marah, frustasi, cemas, atau bahkan senang.
- Pertimbangkan Tindakan
Selanjutnya, siswa diminta untuk mempertimbangkan tindakan apa yang sebaiknya mereka ambil. Ini melibatkan pemikiran tentang bagaimana reaksi mereka akan memengaruhi situasi dan orang lain di sekitar mereka. Siswa diajarkan untuk memilih tindakan yang paling bijak dan sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka pelajari.
- Respon yang Bijak
Setelah merenungkan emosi dan tindakan yang tepat, siswa diharapkan untuk merespons situasi tersebut dengan cara yang bijak. Mereka mungkin memutuskan untuk berbicara dengan tenang, meminta bantuan, atau mencari solusi yang sesuai dengan kepentingan bersama.
Setelah anak fokus, hal lain yang tidak boleh dilupakan oleh guru yaitu mengkondisikan sosial emosional anak melalui kegiatan manajemen diri. Jadi anak akan bisa menguasai emosinya selama proses pembelajaran.Â
Dia akan bisa bersikap menyenangkan dan menanggapai sesuai porsinya atas setiap kejadian yang dia alami. Misal, saat anak menghadapi kebuntuan berpikir karena kurang menguasai materi, dia tidak serta merta merasa paling bodoh dan malas aktif dalam pembelajaran, justru sebaliknya, dia akan mengelola dirinya dengan baik bahwa saat dia kurang paham maka dia harus berusaha lebih keras dalam belajar dan kalau perlu banyak bertanya pada guru atau teman yang lebih paham. Atau kejadian lain misalnya dia bisa mengerjakan semua latihan dengan nilai terbaik, dia akan merasa bahagia sewajarnya tanpa menyinggung teman lain yang belum paham.
Lebih lanjut lagi, guru juga sangat penting untuk dapat mengembangkan kemampuan berelasi dan juga kesadaran sosial anak dalam proses pembelajaran. Hal ini akan membuat semua anak dalam kelas tersebut dapat saling menerima, saling menghargai, dan bisa bekerja sama dalam tim kerja tanpa harus memilih teman.Â
Mereka akan bisa menikmati dan bahagia berkelompok dengan siapa saja. Kondisi kelas yang nyaman tanpa ada murid yang merasa terabai atau tidak diinginkan tentunya akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Tidak ada sikap membully dan saling menghina karena semua murid bisa memposisikan diri sebagai teman belajar yang baik satu dengan yang lainnya.
Hal yang juga penting ditanamkan pada murid oleh guru untuk menciptakan kelas belajar yang menyenangkan yaitu kemampuan untuk melakukan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.Â
Murid-murid diajak untuk yakin dan percaya pada kemampuannya bahwa dia memiliki kemampuan dan pemikiran yang baik sehingga layak untuk dibagikan dengan teman yang lain.Â
Mereka akan paham mana yang perlu dilakukan sengan serius, mana yang hanya sekedar bercanda dan tidak perlu dibesar-besarkan. Mereka akan mampu berpikir secara tepat kapan harus mengambil tindakan atau keputusan untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran.
Well-Being dalam Pembelajaran
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), ada 3 (tiga) hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
- Pendapat setiap anak perlu untuk didengar. Jadi, guru tidak hanya membuat rencana pembelajaran berdasarkan pertimbanan pribadi saja, namun perlu juga untuk menggali apa yang diinginkan anak dalam proses belajar bersama.
- Perlu ada pengkondisian emosi tiap anak agar dia bisa fokus mengikuti pembelajaran. Guru sebaiknya mengambil sedikit waktu di awal pembelajaran untuk sejenak mengajak anak berdiam diri, berintrospeksi tentang apa emosi yang sedang dialami kemudian mengajak mereka untuk sejenak melepas segala emosi tersebut agar bisa fokus mengikuti pelajaran.
- Perlu ada pengkondisian kelas agar kenyamanan kelas terus terjaga dengan mengajak anak untuk bisa saling menghargai dan memiliki kemampuan berelasi yang baik. Penghargaan di sini bukan hanya dalam bentuk apresiasi tapi juga bisa dalam bentuk manajemen diri dengan tidak bertingkah berlebihan atas keberhasilan yang didapat ataupun kesalahan yang dilakukan selama proses pembelajaran.
Kesadaran akan pentingnya menyediakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi murid ini membangun tekad baru dalam diri saya untuk nantinya berupaya untuk terus mengawinkan pembelajaran sosial emosional (PSE) ini dalam pembelajaran yang saya ampu.Â
Saya akan berusaha menggali emosi anak di awal pembelajaran agar mereka dapat fokus, saya juga ingin membangun kesadaran perlunya saling menghargai dengan menerapkan manajemen sosial setiap murid hingga secara otomatis akan terbangun kemampuan berelasi yang baik pada diri setiap murid.Â
Serta yang juga penting menumbuhkan kepercayan pada anak agar bisa mengambil keputusan yang bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Terlepas dari tekad saya untuk terus melibatkan PSE dalam pembelajaran, saya pikir perlu juga ada refleksi untuk menggali apa yang dirasakan dan diinginkan para murid dalam pembelajaran.Â
Para murid yang terus dilibatkan untuk menciptakan kelas nyaman dan menyenangkan saya harap akan membuat mereka punya tanggung jawab yang lebih dalam menjaga kenyamanan bersama situasi belajar yang menyenangkan di kelas.
Guna lebih menjaga dan melindungi kenyaman belajar murid tersebut, tentu tidak hanya saya sendiri yang bisa menjamin, perlu juga saya berkolaborasi dengan guru yang lain agar para guru memiliki sudut pandang dan tindakan yang sama dalam upaya menjaga rasa senang dan nyaman murid tersebut.Â
Langkah nyata yang bisa saya lakukan misalnya dengan berbagi pemahaman tentang PSE dengan rekan guru yang lain kemudian mengajak mereka untuk dapat melihat langsung bagaimana penerapan PSE dalam kelas yang saya ampu.
Semoga dengan pemahaman dan penerapan PSE dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan semangat belajar anak dalam suasana yang nyaman, aman, dan menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H