Mohon tunggu...
Endahparawangsa 273
Endahparawangsa 273 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya, maka dengan menulis izin aku mendekap banyak jiwa yang jauh dari pandang untuk memberi kebermanfaatan berbagi kasih sayang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa terhadap Pendidikan di Kampung Legok Pego

8 Desember 2021   19:50 Diperbarui: 8 Desember 2021   19:53 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan keterangan dari Desa yang disampaikan oleh Bapak Tigin sebagai bagian Kesejahteraan Rakyat ( KesRa ), akses jalan ke Legok Pego barulah akan di aspal Januari 2021 mendatang setelah bertahun-tahun di perjuangkan. 

Menurut Pak Engkos selalu kepala sekolah SDN Legok Pego pada pembukaan Pengabdian Pada Masyarakat (PENDAM) 3.0 Hima PGSD Universitas Pendiidkan Indonesia Kampus Cibiru, keadaan ekonomi dan jarak tempuh yang jauh membuat anak-anak di kampung Legok Pego putus sekolah hanya sampai Sekolah Dasar (SD), selain itu beliau memaparkan bahwa dengan ongkos sebesar seratus ribu rupiah untuk sekolah menggunakan ojeg pulang pergi jelas masyarakat akan merasa berat hingga mayoritas anak-anak jika ditanya akan jadi apa dan kemana setelah sekolah SD mereka menjawab ke kebun atau menikah dan ini merupakan hal yang lumrah terjadi.

Hal ini menjadi hal yang miris dimana hak mendapat pendidikan selama dua belas tahun ternyata bukanlah hal yang sederhana dan mudah untuk diraih. Pak Engkos juga memaparkan bahwa kehadiran mahasiswa ke daerah 3T ini sejak lima tahun terakhir membawa harapan baru bagi kampung Lego Pego yang juga membesarkan hati tenaga pendidik, aparat setempat juga seluruh warga kampung Legok Pego. 

Tercatat setelah lima tahun terakhir kedatangan mahasiswa dari berbagai kampus seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam Bandung (Unisba), Institut Pertanian Bogor (IPB) entah itu untuk kuliah kerja nyata (KKN), merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) atau pengabdian seperti PENDAM 3.0 tercatat sudah ada empat siswa SDN Legok Pego yang melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ini memang terkesan lambat dan bukan lonjakan yang besar, namun hadirnya mahasiswa turut membangun kampung Legok Pego di berbagai sektor kehidupan.  

Melalui berbagai program yang diadakan misalnya di bidang kesehatan masyarakat jadi lebih termotivasi untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti menggosok gigi, memakai sabun dan menggunakan pakaian yang bersih walaupun saat anak sekolah ke SD masih banyak sekali anak yang tidak mandi bahkan hanya untuk cuci muka terlebih air memangkah sulit di dapatkan di kampung Legok Pego. 

Selain itu, masyarakat dapat melalukan cek kesehatan dasar gratis misalnya saat PENDAM 3.0 dilakukan cek kesehatan tensi, buta warna, berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala bagi yang mengalami hipertensi dilakukan tindakan lanjutan yaitu diantar ke puskesmas yang jaraknya cukuplah jauh. 

Di bidang sosial mahasiswa menjadi penyambung lidah donatur untuk memberikan pakaian yang layak dan juga sembako dimana kehidupan sosial di Legok Pego kadang anak sekolah SD menggunakam seragam dan kadang juga tidak. Hal ini karena faktor ekonomi ataupun juga faktor lain. 

Makanan yang sehat dan bergizi diharapkan memperbaiki gizi anak-anak terlebih lingkungan yang banyak sekali lalat tentu akan berpengaruh pada kesehatan meraka. Yang krusial di bidang pendidikan mahasiswa turut membasmi buta aksara, kini lebih banyak lagi anak yang dapat membaca dan menulis, mahasiswa juga menjadi tangan yang menyambungkan donatur dan masyarakat sehingga adanya bantuan meja belajar, alat tulis dan lain-lain hingga mampu terwujud adanya taman baca. 

Dengan diakannya pentas seni dalam acara PENDAM 3.0 anak-anak yang terbilang sangat aktif dan sangat banyak jumlahnya di bekali kemampuan softskill seperti public speaking, anak-anak dikenalkan dengan menyanyi, menari, qosidah dan berbagai hal yang mampu menumbuhkan motivasi untuk terus semangat belajar. 

Pada saat pembelajaran di SD, mahasiswa khususnya dari UPI Cibiru dalam program PENDAM 3.0 memberikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan berbagai media pembelajaran dan permainan edukatif. Ditengah hiruk piruk kota dan anak muda yang malas belajar, kini anak-anak di kampung Legok Pego memiliki cita-cita baru yang patut di dukung oleh berbagai pihak yaitu untuk melanjutkan sekolah ke SMP, SMA bahkan hingga ke perguruan tinggi.

Listrik sudah ada di kampung Legok Pego yang sangat dekat dengan Garut bahkan menurut keterangan dari pemerintah setempat mereka mendapat air dari selang-selang dari Garut.  Hanya saja untuk jaringan internet sangatlah sulit, perlu berjalan beberapa kilometer turun ke bawah atau ke belakang SD untuk mendapat sinyal padahal dua tahun belakangan ini di kota kita sudah mengadakan pembelajaran dalam jaringan (Daring). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun