Setiap dari kita tentu selalu menginginkan kondisi yang stabil, terutama emak-emak di rumah yang bertanggung jawab atas operasional rumah tangga, mereka ingin keuangan rumah tangga selalu terjaga kestabilannya.Â
Makanya bila harga-harga di pasar bergerak naik, pasti emak-emak  yang paling cepat bereaksi dan mengeluhkannya kepada suami. Suami yang baik akan mengantisipasi keluhan warga rumah tangganya dan melakukan berbagai upaya dengan mencari celah tambahan penghasilan atau jika pun hal ini tidak berhasil diperoleh, maka akan memberi kebijakan  pada pos-pos pengeluaran rumah tangga, agar kondisi keuangan rumah tangga terjaga kestabilannya.Â
Istri yang baik akan memahami dan berupaya untuk mengatur dengan baik apa saja tindakan yang mampu untuk diambil, misalnya emak-emak mulai menggunakan sebagian tabungannya untuk modal jualan kecil-kecilan di rumah, atau menerapkan politik uang ketat pada pos-pos tertentu.Â
Insya Allah, rumah tangga yang kompak dan saling bersinergi satu sama lain seperti ini akan dapat menjalani krisis keuangan di rumah tangganya dengan lebih tenang, aman dan terkendali. Dan bila di masa mendatang krisis ini datang kembali, mereka sudah memiliki pengalaman untuk mengatasinya.
Pengalaman adalah guru terbaik, dari sanalah kita jadi mengetahui kelemahan dan kekuatan yang kita miliki, siapa teman dan siapa lawan, kemudian kita mempelajari dan mencari solusi agar di kemudian hari dapat terhindar dari masalah yang sama, sehingga kita dapat selamat dan lebih beruntung.Â
***
Overview Skala Makro -  Bagaimana BI (Bank Indonesia) menjaga stabilitas keuangan  Â
Dalam skala makro, seperti itu pula yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional sehingga Indonesia dapat bertahan dalam kancah ketidakpastian perekonomian global.Â
Pengalaman mencatat bahwa Indonesia pernah terseret pada krisis moneter tahun 1998 dan 2008 yang berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah, inflasi yang meningkat dan melambatnya pertumbuhan perekonomian.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan yang mengatur interaksi antara makroekonomi dan mikroekonomi, yang dikenal dengan kebijakan makroprudensial.Â