Mohon tunggu...
Endah Kurniati
Endah Kurniati Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik, Penulis

Penulis buku Non Fiksi yang sedang belajar jadi Novelis di platform digital. Menulis sebagai Katarsis, aktif sebagai Duta Kesehatan Mental DANDIAH CARE

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

"One Step Closer", Menjadi Warga Negara Sadar SSK

31 Mei 2019   10:01 Diperbarui: 13 Juni 2019   21:59 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo credit : actual.com

BI akan terus melanjutkan kebijakan makroprudential yang akomodatif ini, diimbangi juga dengan upaya mengurangi dampak (mitigasi) resiko yang memadai, karena tantangan perekonomian global dan domestik yang terjadi sepanjang tahun 2018 diperkirakan masih akan terus berlanjut.

Kajian BI memproyeksikan, pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi domestic akan berada pada kisaran 5,0% - 5,4%, hal ini disebabkan masih kuatnya permintaan domestic dan terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen pada pemerintah serta terjaganya investasi yang tetap kuat. 

Penguatan Intermediasi

BI dalam hal ini  melakukan upaya penguatan intermediasi yang diarahkan untuk mendukung pengembangan sektor prioritas dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKN), Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan kembali dilonggarkan, dengan kebijakan Rasio Intermediasi Makroprudential (RIM) yang terus ditinjau dari waktu ke waktu untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan pembiayaan ekonomi (termasuk pada Perbankan Syariah).

Penyaluran kredit perbankan masih terkonsentrasi pada tiga sektor utama yaitu:

sektor perdagangan,

sektor industri pengolahan,

sektor kredit konsumsi.

Hal ini sejalan dengan masih terjaganya pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan perbaikan kualitas kredit di sektor tersebut. Kredit sektor perdagangan tumbuh meningkat ditopang oleh subsektor perdagangan hasil pertanian di dalam negeri dan perdagangan ekspor minyak kelapa sawit mentah.

Di sektor industri pengolahan juga tumbuh meningkat, dipicu oleh industri rokok dan industri pengolahan minyak dan gas bumi, seiring dengan kenaikan harga minyak. Dari Rasio UL (undisbursed loan) tercatat angka 32,57% yang artinya mengindikasi adanya potensi penyaluran kredit yang lebih tinggi seiring menguatnya perekonomian Indonesia.

Sementara itu pangsa kredit konsumsi cenderung turun, hal ini dipicu oleh penurunan pertumbuhan kredit non kredit pemilikan rumah. Namun kredit konsumsi berupa KPR khususnya kepemilikan rumah tinggal tipe 22 - 70M2 terus meningkat sejalan dengan pelonggaran kebijakan sector perumahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun