Mohon tunggu...
Endah Iri Aryani
Endah Iri Aryani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Simulacra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pola Perilaku Masyarakat Kampung Pengemis di Kota Bogor Ditinjau dalam Perspektif Sosiologi

11 November 2020   18:01 Diperbarui: 11 November 2020   18:51 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun, perubahan sosial yang terjadi di Kampung Pengemis semakin terlihat apabila melihat dengan perspektif sosiologi, perubahan yang dapat dilihat adalah sebagian masyarakat sudah tidak berorientasi menjadi pengemis, pendidikan anak-anak mulai diperhatikan, hingga membenahi bangunan rumah yang dahulu hanya menggunakan bambu dan triplek berubah menjadi dinding, dan solidaritas antar warga semakin erat serta berkurangnya kesenjangan sosial diantara Kampung Ciheleut Pakuan RT 005/006 dengan Kampung Pengemis.

Selain itu juga, dalam perspektif solidaritas sosial oleh Emile Durkheim, Kampung Pengemis memiliki solidaritas mekanik dibanding dengan Kampung Ciheleut Pakuan yang memiliki 5 RT yang cenderung organik. 

Solidaritas mekanik selain daripada jumlah penduduknya minor dibanding masyarakat sekitanya tetapi disebabkan adanya rasa percaya, lingkungan tempat tinggal yang sama, serta rasa gotong royong dan saling melindungi satu sama lain masih erat. Jika ada anggota masyarakatnya sakit atau wafat, kelompok PKK ini akan segera membantu dalam mengurusi anggota masyarakat tersebut.

Kemiskinan di Kampung Pengemis merupakan patologi sosial yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat. Tingginya urbanisasi ke perkotaan juga harus diperhatikan keahlian hingga peningkatan kualitas diri sebab persaingan yang tinggi. 

Kemiskinan dianggap sebagai kegagalan dari individu atau kelompok yang bersaing dengan individu lainnya. Kemiskinan di Kampung Pengemis dapat teratasi apabila memperbaiki hal-hal demikian, sebagai berikut.

1. Pola pemikiran yang terbuka untuk keluar dari zona nyaman sebagai pengemis. Masyarakat Kampung Pengemis sudah mulai terdorong untuk melakukan perubahan dalam hidup. Ketua dan warga dari RT 005/006 membina serta memberikan arahan untuk menghilangkan pemikiran untuk selalu stagnan melakukan kegiatan mengemis, hasil dari pembinaan Ketua RT 005/006 ini adalah sebagian dari masyarakat mulai berubah pemikirannya dengan beragamnya pekerjaan dari warga Kampung Pengemis.

2. Mengoptimalkan kembali fungsi dari PKK Kampung Pengemis. Selain menjadi tempat dan wadah keagamaan seperti pengajian, namun optimalisasi fungsi dari PKK ini sebaiknya dengan membuat pelatihan keterampilan yang mengarahkan ke dalam bentuk wirausaha seperti menjahit, kerajinan, menganyam, dan lain sebagainya. Tujuan dari optimalisasi fungsi PKK ini adalah agar masyarakat memiliki motivasi untuk berwirausaha.

3. Perhatian pemerintah menjadi penting, bagaimana kemiskinan ini menjadi problematika bagi pemerintah yang harus dibenahi. Bantuan dari pemerintah serta P2KP menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kampung Pengemis. Bantuan ini dapat berupa mengoptimalisasi fungsi PKK di Kampung Pengemis seperti keterampilan dan membina agar memiliki kemampuan berwirausaha atau memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kampung Pengemis agar berhenti mengemis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun