Mohon tunggu...
Endah Dwi Febriyanti
Endah Dwi Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - HR Enthusiast

Tertarik dengan topik seputar psikologi, sastra, dan karier

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaslighting, Ketika Manipulasi Menyamar Menjadi Kasih Sayang

17 Oktober 2024   18:48 Diperbarui: 17 Oktober 2024   19:00 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Canva

Halo, Readers!

Kamu pasti sudah ga asing dengan istilah gaslighting, kan? Nah, sebetulnya gaslighting itu apa sih? Gimana tanda-tandanya ketika seseorang menjadi korban dari gaslighting? Yuk kita ulas satu per satu di artikel kali ini!

Gaslighting merupakan suatu bentuk manipulasi yang terjadi dalam hubungan yang tidak sehat. Gaslighting adalah bentuk kekerasan emosional yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh kekuasaan atas korbannya. Gaslighting sering terjadi pada hubungan asmara atau pernikahan. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau hal ini bisa terjadi juga di dalam hubungan pertemanan, keluarga, dan terkadang antarsesama rekan kerja. 

Ciri-ciri seseorang menjadi korban dari gaslighting adalah sebagai berikut.

  • Meragukan perasaan dan realitas yang sedang ia hadapi. Seseorang yang mendapat perlakuan gaslighting akan mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa perlakuan yang ia dapat bukanlah suatu hal yang buruk. Ia meyakini bahwa dirinya saja yang terlalu sensitif.

  • Mempertanyakan penilaian dan persepsinya sendiri. Korban gaslighting akan merasa takut untuk mengekspresikan emosinya. Ia cenderung memilih untuk diam demi menghindari konflik.

  • Merasa insecure, tidak aman, dan kurang percaya diri.

  • Merasa kesulitan untuk membuat keputusan karena pada dasarnya korban gaslighting tidak mempercayai dirinya sendiri

  • Merasa bahwa segala yang ada pada dirinya dan apa yang ia lakukan adalah salah. Ia juga meminta maaf secara berlebihan atas berbagai hal yang sebetulnya bukan merupakan kesalahannya.

  • Merasa diasingkan dari teman dan keluarga.

"Oh.. Ayolah. Aku tidak pernah mengatakan itu. Kamu mungkin yang terlalu sensitif" bisa menjadi salah satu dari sekian banyak kalimat yang diucapkan seseorang ketika sedang melakukan  gaslighting kepada korbannya. Beberapa teknik lain yang dapat digunakan oleh seorang pelaku gaslighting atau gaslighter untuk memanipulasi korbannya meliputi:

  • Withholding atau Pemotongan. Pelaku gaslighting sengaja memotong pembicaraan seolah ingin menghindari topik yang sedang dibicarakan.

  • Countering atau Perlawanan. Pelaku gaslighting mempertanyakan ingatan dari korbannya mengenai suatu kejadian yang akhirnya membuat si korban merasa bersalah. 

  • Blocking/Diverting atau Mengalihkan. Pelaku gaslighting mengubah atau mempertanyakan pendapat serta pandangan dari korbannya.

  • Trivializing atau Meremehkan. Pelaku membuat korbannya merasa seperti tidak berharga.

  • Forgetting/Denial atau Melupakan/Menyangkal. Ketika pelaku gaslighting pura-pura lupa tentang apa yang sebenarnya terjadi atau menyangkal sesuatu yang sebelumnya ia setujui.

Orang yang melakukan tindakan gaslighting kemungkinan memiliki gangguan psikologis yang disebut dengan gangguan narsistik. Orang dengan gangguan ini percaya bahwa mereka memiliki peran penting dalam kehidupan orang lain dan dunia berputar hanya di sekitarnya. 

Mereka tidak segan memanfaatkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya sehingga tidak jarang mereka memanipulasi orang-orang di sekitarnya agar ia kelihatan tidak bersalah. 

Bahkan malah sebaliknya, pelaku membuat korban merasa seolah-olah dirinyalah yang  bersalah karena sudah menaruh pemikiran buruk terhadap pelaku.  Hal ini yang disebut dengan taktik supaya korban  tidak yakin dengan penilaiannya sendiri. 

Lalu bagaimana ketika kita mendapat perlakuan gaslighting dari orang lain?

  1. Identifikasi permasalahan yang sering memantik seorang pelaku gaslighting bereaksi.

  2. Biarkan diri sendiri merasakan berbagai emosi yang sesungguhnya sedang kita rasakan.

  3. Biarkan diri sendiri berkorban dengan berani kehilangan atau membuat bataasan tegas dengan orang-orang yang sering melakukan gaslighting tersebut, bahkan ketika mereka merupakan orang yang sangat kita kasihi.

  4. Memulai dengan melakukan hal-hal kecil seperti pelan-pelan melatih diri untuk berkata "Tidak" dan menghindari terlibat dalam adu argumen yang mengarah pada tindakan gaslighting.

  5. Menanyakan pendapat dari sudut pandang lain, misalnya dari teman atau anggota keluarga yang kita percayai. Coba tanyakan apakah pemikiran yang kita punya tidak sesuai dengan yang dikatakan oleh pelaku gaslighting.

  6. Mengasihani dan mengasihi diri sendiri dengan berlaku jujur mengenai apa yang sedang dirasakan.

Setiap dari kita pantas untuk diperlakukan sebaik mungkin. Tidak sepatutnya tindakan seseorang membuat kita merasa menjadi rendah diri hingga kehilangan kepercayaan terhadap diri sendri. Untuk itu, terkadang di saat kita sudah terjebak dalam hubungan yang tidak sehat, kita perlu berani untuk mengakhirinnya. Kita harus berani untuk menyerah atas suatu hubungan demi mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Apabila kamu merasa kesulitan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut sendirian, jangan sungkan untuk mencari bantuan professional ya, Readers. Dengan begitu, kita bisa merasakan ketentraman lagi dalam hidup.

Sumber referensi:

Gordon, Sherri. (2021, July 2). What is Gaslighting?. https://www.verywellmind.com/is-someone-gaslighting-you-4147470

Morris, Susan York. (2017, March 31). How to Recognize Gaslighting and Get Help?. https://www.healthline.com/health/gaslighting#narcissism

DiGiulio, Sarah. (2018, July 13). What is Gaslighting? And How do You Know If It's Happening to You?. https://www.nbcnews.com/better/health/what-gaslighting-how-do-you-know-if-it-s-happening-ncna890866

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun