Dua hari setelah vonis dari dokter, aku mencari opsi lain dengan pergi ke dokter kandungan yang berbeda, berharap masih ada sisa harapan di dalamnya. Tapi takdir berkata lain, justru disitulah aku harus segera proses kuretase.
Ruangan sunyi dengan peralatan operasi sudah tertata rapi di dalamnya, perawat mengarahkanku masuk sambil sesekali mencoba menghiburku. Meskipun mencoba tegar, tapi tetap saja hati terasa pilu, tidak terima dengan semua ketetapanNya, doa yang selama ini dilangitkan, harus diambil lagi dalam waktu yang singkat. Dokter masuk ke ruangan dan operasi pun tidak bisa dihindari.
"Kuatkan hambaMu ini Ya Rabb, hamba pasrahkan semua kepadaMu," ucapku dari lubuk hati terdalam, sambil tak terasa air mata jatuh tak tertahankan.
Dua jam berlalu, akhirnya operasi selesai dan berjalan dengan lancar.Â
"Alhamdulillah sudah selesai operasinya, ibu bisa segera pindah ke ruangan rawat inap setelah 2 jam observasi tidak ada keluhan apa pun !" kata dokter sambil merapikan sarung tangannya.
Dua hari pasca operasi, aku dan suami mengunjungi makam buah hati kami, hati memang masih sedih, teringat masa-masa melihat hasil test pack garis dua dan senyum bahagia orang tua kami yang akan menimang seorang cucu. Namun semua yang terjadi sudah menjadi takdir dan tidak boleh diratapi secara terus menerus, semua pasti akan ada hikmahnya. Kemudian kami saling berpelukan, suamiku memegang erat pundakku seraya mengisyaratkan semua akan baik-baik saja jika dihadapi bersama. Lalu kami berjalan meninggalkan makam buah hati kami.
Aku sangat berterimakasih kepada suami dan keluargaku, mereka tetap menjadi yang pertama selalu ada ketika aku berada di titik terendah. Selalu menjadi rumah dan tempat pulang ternyaman dalam menghadapi berbagai roda kehidupan.
Kelahiran dan kematian adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Apalah arti kehilangan ? Ketika suatu saat nanti kita akan banyak menemukan kehilangan lain. Namun aku percaya, di balik kehilangan akan banyak pula saat-saat kita menemukan hal baru. Bahwa apapun yang memang menjadi takdirku, tidak akan melewatkanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H