Mohon tunggu...
Endah Lestariati
Endah Lestariati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang banci kolam [renang] yang sedang butuh vitamin K; Kamuuuuuuuuuu

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Green Bay dan Red Island Beach, Dua Pesona Perairan Banyuwangi

31 Oktober 2014   18:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:02 4036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_332110" align="aligncenter" width="576" caption="Pulau Merah yang sedang rimbun"]

14146503211177483339
14146503211177483339
[/caption]

Teman-teman baru itu selalu menyenangkan, mengajarkanku lebih banyak legowo, menurut tanpa paksaan. Team ini tidak sedikitpun mengecewakanku, bahkan aku merasa dijamu lebih dari sekedar cukup. Sepulang dari Pantai Pulau Merah, mereka mengajakku mampir sebuah warung untuk kembali menikmati kuliner sederhana setempat, nasi jagung ayam pedas. Menu ini terasa sekali istimewanya di lidah. Di sebagian wilayah, nasi jagung adalah olahan jagung yang dihaluskan, ditanak seperti nasi, tapi di Banyuwangi nasi jagung adalah campuran nasi yang ditanak bersama jagung manis yang tidak terlalu halus. Kolaborasi nasi jagung Banyuwangi dengan ayam pedas ini rasanya luar biasa. Kalau boleh menilai, dibandingkan nasi tempong dan sego janganan konsumsi sebelumnya, nasi jagung featuring ayam pedas inilah juaranya.

[caption id="attachment_332297" align="aligncenter" width="461" caption="ayam pedas, so yummy!"]

1414725828426794463
1414725828426794463
[/caption]

[caption id="attachment_332300" align="aligncenter" width="411" caption="ayam pedas ft nasi jagung"]

14147261372075766173
14147261372075766173
[/caption]

Selepas dhuhur, kembali dari Pantai Pulau Merah dan warung nasi jagung ayam pedas, kami masih punya waktu cukup lama untuk beristirahat di kediaman Erik-Fika. Teman-teman sepermainan mereka pun kembali mulai berdatangan, Alim, Mahfud, Khoiron, berniat bergabung menuju Teluk Hijau dengan tujuan utama memancing. Kail, ice box sebagai tempat umpan, dan sederet peralatan memancing mereka persiapkan. Bahkan gitar pun tak luput terbawa. Aku ternganga, bagaimana bisa membawa peralatan sebanyak ini di jalur trekking nantinya?

[caption id="attachment_332302" align="aligncenter" width="576" caption="untung bawa gitar, bisa numpang gaya :)"]

14147262661845756848
14147262661845756848
[/caption]

Aku sibuk merayu Fika untuk ikut pergi bersama rombongan supaya aku punya teman wanita selama perjalanan. Ia bersikukuh menolak, katanya sudah kapok melalui jalur trekkingnya. Aku menyerah tidak berhasil mematahkan kehendaknya. Kami berangkat dengan dua mobil, dilepas dengan lambaian tangan Fika.

[caption id="attachment_332308" align="aligncenter" width="479" caption="jalur melewati perkebunan PTPN"]

1414726688145231502
1414726688145231502
[/caption]

Mobil melaju, melintas jalur perkebunan milik PTPN, vegetasi berjajar rapi meneduhkan perjalanan, melewati jembatan kayu yang menciptakan polusi suara beberapa desibel dan membuatku sedikit merasa khawatir dengan kekuatannya. Jalan aspal mulai habis ketika mendekati gerbang Taman Nasional Meru Betiri berganti makadam yang membuat laju mobil menjadi melambat. Satu jalur dengan Pantai Sukamade yang terkenal dengan penangkaran Penyu, Teluk Hijau atau Green Bay memang menjadi obyek andalan taman nasional ini. Aku tergoda untuk mampir sebentar ketika mobil melaju melewati area Rajegwesi, sekedar menikmati sejenak hamparan panjang garis pantainya, sayangnya sang penguasa tata surya sudah hampir berpurna tugas, aku pun mengurungkan niat, memilih untuk berpacu dengan waktu secepatnya untuk mencapai tujuan utama.

[caption id="attachment_332310" align="aligncenter" width="576" caption="Rajegwesi"]

1414726778599015732
1414726778599015732
[/caption]

[caption id="attachment_332304" align="aligncenter" width="449" caption="Teluk hijau masih belum tampak dari sini"]

14147264571663088663
14147264571663088663
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun