Mohon tunggu...
Endah Lismartini
Endah Lismartini Mohon Tunggu... -

senang membaca, senang menulis, senang berteman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasionalisme yang Terkikis

28 Oktober 2011   13:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tadi siang saya  iseng browsing syair lagu. Saya terkejut ketika membaca kembali syair lagu kebangsaan Indonesia Raya. Saya ingat Indonesia Raya punya tiga stanza, tapi tak pernah hafal sama sekali dengan bait di stanza II dan stanza III.  Padahal ternyata bait demi bait di stanza II dan stanza III mencerminkan betapa dalamnya nasionalisme disana.

Saya tak tahu syair lagu di stanza II dan stanza III.  Buat saya itu menjadi kesalahan fatal, bukti bahwa saya tak peduli pada sejarah negeri ini. Saya tak tahu bagaimana orang Indonesia lain. Presiden, Menteri, Anggota dewan, pejabat negara, dosen, guru, dan anak-anak sekolah, apakah mereka sama tidak tahunya dengan saya? Semoga ketidaktahuan saya akan syair stanza II dan stanza III bukan indikasi makin menipisnya rasa nasionalisme yang  saya miliki.

Indonesia Raya


Ciptaan : W.R. Supratman / Wage Rudolf Supratman
(Stanza I)
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya



(Stanza II)
Indonesia Tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada Untuk slama-lamanya
Indonesia Tanah pusaka Pusaka Kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia

Suburlah Tanahnya Suburlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya

----******------

Marilah kita mendoa Indonesia Bahagia…

Sadarlah hatinya, sadarlah budinya……

*Sebuah doa, sebuah ajakan untuk menuju negara yang bahagia, dengan menyadari hati dan menyadari budi pekerti. Seharusnya ini menjadi isyarat untuk tidak korupsi, tidak serakah untuk diri sendiri, sadari dinegeri ini kita tidak tinggal sendiri......

----****------


(Stanza III)
Indonesia Tanah yang suci Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri 'njaga ibu sejati
Indonesia! Tanah berseri Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji Indonesia abadi

Slamatlah Rakyatnya Slamatlah putranya
Pulaunya lautnya semuanya
Majulah Negrinya Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya

----*****-----

Selamatlah rakyatnya, selamatlah putranya.. pulaunya, lautnya, semuanya….

 

*Mari cintai pulau dan laut kita…

Jangan biarkan pencemaran menyakiti laut kita

Jangan biarkan negara lain mengakui pulau dan laut Indonesia…

Semoga nasionalisme masih ada di hati saya, dan bukan hanya saat pertandingan bola..

SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA

AYO DUKUNG PULAU KOMODO UNTUK MENJADI 7 KEAJAIBAN DUNIA!!

 

Gondangdia, 28 Oktober 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun