Jawabannya ada pada latar belakang sejarah kapan KPK berdiri dan didirikan. Semua pasti tau KPK berdiri di era Megawati Soekarnoputri menjabat Presiden Republik Indonesia.
Semangat pemberantasan korupsi ketika itu begitu massif karena korupsi menjadi musuh bersama di era reformasi pasca tumbangnya orde baru.
KPK pun didirikan dan resmi berdiri pada tahun 2003. Instrumen Sumber Daya Manusia sebagai motor penggerak KPK sudah barang tentu penempatannya banyak ditentukan oleh penguasa.
PDI Perjuangan sebagai partai penguasa sudah pasti akan berusaha menempatkan sebagian besar orang-orangnya untuk menempati pos-pos strategis di semua tingkatan di dalam struktur kepengurusan KPK. Dan hingga kini sebagian besar penghuni gedung KPK adalah orang-orang lama. Banyak penyidik di KPK yang berasal dari Polri memilih bertahan di KPK, termasuk penyidik utama KPK Novel Baswedan, meski sempat ditarik oleh Mabes Polri. Praktis masih banyak muka lama di level bawah di KPK.
Orang-orang di level bawah dan menengah ini justeru yang menjadi ujung tombak KPK dan penentu dalam pengusutan kasus korupsi.
Hasil penyelidikan level bahwah ini lah yang menjadi acuan pimpinan KPK menetapkan seseorang menjadi tersangka. Sangat berasalan jika orang-orang ini disinyalir enggan menyentuh politisi PDI Perjuangan karena sebagai balas budi kepada oknum petinggi PDI Perjuangan yang menempatkan mereka di KPK.
So, beranikah KPK menyentuh 'The Untouchable Man" atau takut bernasib sama seperti Abraham Samad dan Antasari Azhar?
Sepertinya KPK mulai tertekan dan panik karena sejumlah Parpol termasuk partai penguasa begitu keras 'Melemahkan" KPK dengan Hak Angket makanya gak berani....Â
Akankah KPK dikubur oleh mereka yang memulai? kayaknya mirip sekali dengan lirik lagu : kau yang memulai dan kau yang mengakhiri...
Heintje Mandagie
Ketua Umum DPP Serikat Pers RI