Manfaat Penerapan Segitiga Restitusi:
- Membantu siswa belajar dari kesalahan: Siswa tidak hanya diberi hukuman, tetapi juga diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
- Memperkuat hubungan guru-siswa: Melalui dialog yang terbuka dan empati, hubungan antara guru dan siswa menjadi lebih baik.
- Menciptakan lingkungan sekolah yang positif: Segitiga restitusi membantu menciptakan budaya sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan saling menghormati.
Penerapan Segitiga Restitusi di Sekolah
Segitiga restitusi adalah sebuah pendekatan yang efektif dalam menangani perilaku siswa yang menyimpang. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada hukuman, tetapi juga pada pemulihan dan pembelajaran. Segitiga restitusi ini terdiri dari tiga tahap:
Menstabilkan Identitas:
- Tujuan: Membantu siswa menyadari bahwa tindakan yang dilakukannya adalah salah dan menyimpang dari nilai-nilai yang dianut di sekolah.
- Cara: Melalui dialog yang tenang dan empati, guru dapat membantu siswa memahami dampak negatif dari tindakannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Guru dapat mengajukan pertanyaan terbuka seperti, "Bagaimana perasaanmu setelah melakukan tindakan itu?" atau "Apa yang kamu pikirkan tentang dampak tindakanmu terhadap temanmu?".
Validasi Tindakan yang Salah:
- Tujuan: Membantu siswa memahami bahwa tindakannya memang salah dan perlu diperbaiki.
- Cara: Guru dapat memberikan penjelasan yang jelas tentang mengapa tindakan tersebut dianggap salah. Misalnya, jika siswa melakukan tindakan kekerasan, guru dapat menjelaskan bahwa kekerasan tidak dapat menyelesaikan masalah dan dapat melukai orang lain.
Menanyakan Keyakinan:
- Tujuan: Membantu siswa merenungkan nilai-nilai yang diyakininya dan bagaimana tindakannya bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
- Cara: Guru dapat mengajak siswa untuk merefleksikan nilai-nilai yang dianut di sekolah atau di rumah. Misalnya, "Apakah tindakanmu sesuai dengan nilai-nilai yang kita pelajari di sekolah?" atau "Bagaimana tindakanmu ini mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tuamu?".
Contoh Penerapan Segitiga Restitusi:
- Siswa yang mencontek: Setelah tertangkap mencontek, siswa diajak untuk memahami bahwa mencontek adalah bentuk kecurangan yang merugikan dirinya sendiri dan teman-temannya. Guru kemudian membantu siswa untuk memahami pentingnya kejujuran dan integritas. Sebagai langkah perbaikan, siswa dapat diminta untuk membuat tulisan refleksi atau membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan dalam pelajaran.
- Siswa yang merusak fasilitas sekolah: Siswa yang merusak fasilitas sekolah diajak untuk memahami bahwa tindakannya merugikan seluruh warga sekolah. Siswa kemudian diminta untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkannya atau melakukan kegiatan sosial untuk mengganti kerugian.
Penting untuk diingat bahwa:
- Setiap kasus berbeda: Penerapan segitiga restitusi harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan tingkat kesalahannya.
- Keterlibatan orang tua: Orang tua perlu dilibatkan dalam proses restitusi untuk memberikan dukungan kepada anak.
- Konsistensi: Penerapan segitiga restitusi harus dilakukan secara konsisten oleh semua pihak yang terlibat di sekolah.
Dengan menerapkan segitiga restitusi, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkarakter.
Demikian ringkasan aksi nyata yang sudah saya terapkan di satuan pendidikan di SMAN 1 PARONGPONG mengenai penerapan segitiga restitusi, semoga bermanfaat terimakasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H