Mohon tunggu...
Encep Nurdin S.Pd
Encep Nurdin S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi di SMAN 1 PARONGPONG

Saya seorang guru Biologi alumni dari UNPAS Tahun 2001 yang mempunyai hobby sebagai Fotografer, Membaca dan Menulis, Videografer dan Editor untuk konten-konten film pendek, video tutorial, Fotografer Wedding dan lain-lain. Selain itu saya juga seorang penulis Artikel dan sedang belajar menulis puisi dengan tema bebas yang berhubungan dengan kemanusiaan serta menyukai traveling, camping dan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Contact Person : 0881022164165

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Program Jabar Masagi di SMAN 1 Parongpong

7 Agustus 2023   09:29 Diperbarui: 7 Agustus 2023   09:54 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bimtek Jabar Masagi 2-4 Agustus 2023 Sumber Foto: Dokpri

Bagaimana tanggapan para guru mengenai program Jabar Masagi? Tentu hal ini merupakan harapan yang bagus untuk kemajuan dunia pendidikan khususnya di Jawa Barat. Jabar Masagi merupakan upaya dalam membumikan pendidikan karakter dalam konteks mulok budaya lokal Jawa Barat sebagai akar untuk mengisi ruh pendidikan karakter, agar tidak tercerabut dari akarnya. Jabar Masagi adalah kearifan lokal Jawa Barat yang wajib dilestarikan. Filosofi masagi yaitu bagaimana berproses menjadi manusia yang kokoh, ajeg dalam berfikir, merasa dan bertindak, karena pintar saja tidak cukup tapi harus di imbangi dengan kekuatan spiritual, ahlak dan fisik yang mumpuni.

Tahun 2023 ini SMAN 1 PARONGPONG terpilih menjadi sekolah Jabar Masagi tahun 2023. Keterpilihan SMAN 1 PARONGPONG karena berhasil lolos seleksi yang diselenggarakan oleh Tim Jabar Masagi bersama Dinas Pendidikan Jawa Barat, dari 500 sekolah yang ikut seleksi terpilih 147 salah satunya SMAN 1 PARONGPONG. Hal ini merupakan prestasi yang luarbiasa yang berhasil di raih oleh SMAN 1 PARONGPONG. Untuk menyempurnakan pemahaman mengenai program Jabar Masagi, SMAN 1 PARONGPONG mengirimkan 5 orang terbaiknya untuk mengikuti Bintek yang diadakan di Grand Mercure Setiabudi Bandung pada 2-4 Agustus 2023, kegiatan tersebut diwakili oleh Drs. Mumuh Rukmana M.Pd (Kepala Sekolah), Nining Yustiana S.Pd, MM (Wakasek Kurikulum), Irpan Iskandar M.Pd (Staff Kurikulum), Nu'man Yasir M.Pd (Guru Penggerak), Randi Permadi M.Pd (Guru), Imas Rohimah S.Pd (Staff Kurikulum).

Bimtek Jabar Masagi 2-4 Agustus 2023 Sumber Foto: Dokpri
Bimtek Jabar Masagi 2-4 Agustus 2023 Sumber Foto: Dokpri

perwakilan dari sekolah antara lain mencakup Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum dan beberapa guru yang sudah bersertifikat sebagai guru penggerak dari SMAN 1 PARONGPONG, imbas dari bimtek tersebut adalah dengan diadakan nya rencana tindak lanjut serta pemberian materi kepada rekan-rekan guru yang lain di sekolah sehingga semua guru memahami konsep terpenting dari program Jabar Masagi ini.

Pemahaman Materi Mengenai Jabar Masagi di SMAN 1 PARONGPONG Sumber Foto: Dokpri
Pemahaman Materi Mengenai Jabar Masagi di SMAN 1 PARONGPONG Sumber Foto: Dokpri

Provinsi Jawa Barat saat ini memiliki visi:

"Jawa Barat Juara Lahir dan Batin"

KEKUATAN LAHIR DAN BATIN yang sejati dapat tercapai jika kita bahu-membahu MEMBERDAYAKAN semua kekuatan secara KOLABORATIF (GOTONG ROYONG) sehingga tidak ada yang ditinggalkan, yang kuat membantu yang lemah untuk maju bersama.

Dalam konteks Pendidikan Karakter Jabar Masagi adalah:

MEMBERDAYAKAN semua POTENSI dan SUMBER BELAJAR NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL secara KOLABORATIF di tiap kabupaten/kota di Jawa Barat.

Jabar Masagi merupakan program unggulan gubernur Jawa Barat dalam merealisasikan model implementasi pendidikan karakter berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal budaya di Jawa Barat, bersifat kontekstual, berdasarkan potensi dan kebutuhan peserta didik yang beragam dalam rangka mewujudkan kompetensi karakter generasi Jawa Barat juara yang bagja lahir dan batin.

Ada masalah serius yang harus dicermati di dunia pendidikan khususnya di Jawa Barat yaitu kekerasan, seksual dan perundungan hal tersebut diungkapkan oleh Mendikbudristek, kekerasan diskeolah tidak harus ditutup-tutupi tapi harus diselesaikan (Kemdikbudristek, 2022).

Jabar Masagi merupakan program yang bertujuan menguatkan fondasi generasi muda di Jabar dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Hal itu diwujudkan dengan mengembalikan pendidikan budi pekerti yang berdampak pada perilaku sosial. Yang mana nilai-nilai kearifan lokal Jabar menjadi dasarnya. Jabar masagi akan berfokus kepada manusianya, bagaimana seorang guru menyampaikan materi pembelajaran nya harus membuat nyaman siswa-siswi peserta didiknya. Sebagai guru kita harus bisa menumbuhkan rasa dalam belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti/karsa), belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata) untuk melayani. 

Pokok dari tujuan program Jabar Masagi adalah:

1. Manusia Masagi Niti Surti adalah Manusia Jabar yang belajar untuk merasakan, menghargai prikehidupan manusiawi. Seseorang perlu memiliki kepekaan baik dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, juga dalam menyikapi gejala atau fenomena sosial yang terjadi. Sumber kepekaan adalah hati dan rasa. Kepekaan adalah wujud dari kepedulian. Peka dan peduli adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.


2. Manusia Masagi Niti Harti, artinya manusia yang belajar untuk mengetahui megembangkan akal. Manusia yang mengerti atau memahami tentang kehidupan. Intinya seseorang perlu memiliki wawasan yang luas, mampu memahaminya, dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata harti tidak dapat lepas dari kata pangarti, pangabisa, atau pangaweruh yang zaman sekarang disebut sebagai kompetensi, yaitu sejumlah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang dicerminkan dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan setelah mengikuti sebuah proses pendidikan.


3. Manusia Masagi Niti Bukti maknanya adalah manusia Jabar yang belajar untuk melakukan, membuktikan laku diri. Artinya seseorang harus mampu berkarya atau memberi bukti. Generasi muda sebagai agen perubahan dan calon penerus pembangunan harus menjadi generasi yang pandai berkarya dan memberikan bukti sebagai bukti peran sertanya dalam pembangunan bangsa dan negara. Kebermanfaatan seseorang tergantung dari sejauh mana bukti, karya, kinerja, dan kebermanfaatannya untuk orang lain.


4. Ngabakti artinya bisa dalam artian seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, bakti murid terhadap gurunya, atau bakti seorang warga negara terhadap bangsa dan negaranya. Bakti seorang anak terhadap orang tua misalnya dengan melaksanakan perintah orang tua, menaati nasihatnya, membantu pekerjaan orang tua, dan tidak menyakiti hatinya. Bakti murid terhadap guru misalnya belajar dengan sungguh-sungguh, melaksanakan perintahnya, dan menaati nasihatnya. Bakti seorang warga negara terhadap bangsa dan negaranya misalnya dengan berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengaan profesi, pekerjaan, dan kemampuannya masing-masing. Dalam kehidupan masyarakat kita mengenal isitilah "kerja bakti" atau juga disebut dengan gotong royong, yaitu bekerja bersama-sama membangun, memperbaiki, atau membersihkan fasilitas umum untuk kepentingan publik. Hal tersebut juga bisa disebut bakti terhadap negeri. Intinya bakti adalah cerminan sikap terpuji atau akhlak mulia yang dimiliki oleh seseorang. Manusia Masagi Niti Bakti adalah manusia Jabar yang belajar untuk hidup bersama, berbakti pada negeri.

Selain itu tujuan dari program Jabar Masagi ini antara lain:

  1. Merealisasikan model kurikulum merdeka belajar khas Jawa Barat dengan membangun model ekosistem pembelajaran nilai-nilai kearifan lokal yang kontekstual untuk menumbuhkan budaya belajar niti surti, niti harti, niti bukti, niti bakti, dan niti sajati, dalam rangka mewujudkan kompetensi karakter generasi Jawa Barat juara yang bagja lahir dan batin.
  2. Mengimplementasikan nilai-nilai kearifan lokal untuk menumbuhkan toleransi, keberagaman, kemanusiaan, dan mencegah ekstrimisme
  3. Meningkatkan kompetensi sosial dan kepribadian pada guru, kepala sekolah, pengawas Jawa Barat di luar kompetensi pedagodik dan profesional (amanat UU Guru dan Dosen).

       4. Meningkatkan keterampilan "life skills" (kecakapan hidup) untuk menciptakan lapangan kerja di masa depan yang dibutuhkan             peserta didik di Jawa Barat untuk menghadapi keterampilan abad 21 di panggung global

Berikut ini cuplikan dari tatar sunda yang mendasari terbentuknya program Jabar Masagi:

PANGELING (CONTOH DARI TATAR PARAHYANGAN):

Atikan Jawa Barat nu dumasar tina kearifan lokal kedah janten pilar manusa masagi anu gaduh adab, adat tur elmu. Upami hiji wewengkon geus leungit henteu ngamumule jati diri sareng kearifan lokalna, biasana milarian identitas agama. Mung upami beragama teu napak kana kearifan lokalna, urang bisa sasab kana identitas bangsa sejen. Janten urang beragama kedah napak kana adab di lemah cai urang sorangan ulah mamawa budaya nu teuas tur telenges, jalaran teu saluyu sareng jati diri urang Sunda. Ulah jati kasilih ku junti.

Urang sadaya kudu geuying tos belasan tahun dijajah budaya bangsa sejen, tingali wewengkon kawin kontrak di Cipanas-Cianjur eta tos ngalahirkeun barudak Sunda janten generasi Jawa Barat anu teu boga bapa, kusabab reh na  indungna dicul leoskeun, ditinggalkeun ku rengse kawin kontrak ku bangsa sejen, sakabeh nu janten korbanna  Wanoja Sunda, dimana atuh Jatining diri Sunda di tatar Parahyangan Jawa Barat ?

Upami urang teu geuying sadar ti ayeuna, urang bakal leungit jati diri dijajah ku budaya bangsa sejen, tur pareumen obor leungiteun adab, adat tur elmu tina nilai-nilai kearifan lokal kulantaran urang teu bakti ngajaga lemah cai sorangan. Sing nyaah ke lemah cai sorangan. Taneuhna mere kahirupan tur ditincak ku salira. Caina diinum, matak sakum tataran sabudeureun Jawa Barat sok dimimitian ku 'Ci', Cianjur, Ciamis, jeung sajabana.

Kaduhung mah tara tiheula. Matakna urang ulah nyapirakeun budaya lokal sorangan, eta teh benteng terakhir ngajagaan lemah cai urang. Komo deui Pancasila hayoh dipertentangkeun jeung agama ku jelema-jelema nu numpang hirup tapi nyusupkeun aliran-aliran terorisme ti bangsa sejen. Lamun bangsa urang jadi perang kusabab hasutan agama, urang tangtu moal tiasa ibadah tenang padahal dina budaya Sunda miboga pepeling, Kudu Nyanghulu ka Hukum, Nunjang ka Nagara, Mupakat ka Balara.

Kalau di artikan ke dalam bahasa Indonesia maka artinya seperti ini:

PANGELING/PENGINGAT (CONTOH DARI TATAR PARAHYANGAN):

Ajaran Jawa Barat mengharuskan kita menjadi manusia yang berpilar adab, adat dan ilmu. Jika satu wilayah sudah hilang dan tidak melestarikan jati diri dan budaya kearifan lokalnya, biasanya akan lari pada identitas agama. Namun, jika beragama tidak disertai dengan kearifan lokal, kita bisa tersesat kepada identitas bangsa lain. Ketika beragama, harus membumi pada adab tanah air kita sendiri, jangan sampai membawa budaya yang keras, karena tidak sesuai dengan jati diri orang Jawa Barat. Jangan sampai pribumi tersisihkan oleh "orang-orang" yang datang bertamu. Kita harus bangun, sudah belasan tahun kita dijajah budaya bangsa lain, lihatlah wilayah kawin kontrak di kampung Cipanas - Cianjur yang sudah melahirkan generasi Jawa Barat tanpa bapak. Karena banyak perempuan yang ditinggalkan begitu saja karena korban kawin kontrak. Dan yang menjadi korban adalah perempuan Jawa Barat. Lalu dimana harga diri kita sebagai warga Jawa Barat?

Jika sejak saat ini kita tidak menyadari, kita akan hilang jati diri, kita akan terus dijajah bangsa lain. Kita akan kehilangan adab, adat dan ilmu dari nilai - nilai kearifan lokal karena kita tidak berbakti menjaga tanah air kita sendiri. Cintailah tanah air kita sendiri. Air yang kita minum dan tanah yang kita injak, memberikan kehidupan bagi kita. Lantas apa yang bisa kita berikan untuk menjaga Jawa Barat?

Penyesalan tidak pernah dating diawal. Kita tidak boleh menganggap remeh budaya sendiri. Budaya adalah benteng terakhir penjagaan tanah air. Apalagi pancasila selalu dipertentangkan dengan agama oleh orang-orang yang menumpang hidup menyusupkan aliran-aliran terorisme dari bangsa lain. Jika bangsa kita perang karena hasutan agama, kita tentu tidak akan tenang beribadah padahal budaya Jawa Barat memiliki pengingat. Kudu Nyanghulu ka Hukum, Nunjang ka Nagara, Mupakat ka Balara (Patuh kepada hukum, berpegang pada negara dan bermanfaat bagi semua).

Pendidikan Manusia dalam Prespektif Kearifan Lokal Tiga Wilayah Budaya Jawa Barat

Tiga Wilayah Budaya Jawa Barat Sumber Foto: Dokpri
Tiga Wilayah Budaya Jawa Barat Sumber Foto: Dokpri

1. Secara harfiah, masagi  berasal dari kata pasagi (persegi), yang artinya menyerupai bentuk persegi bujur sangkar.

2. Secara filosofis, segi empat bujursangkar memiliki kesamaan  ukuran empat bidang, maka masagi dilambangkan sebagai kesempurnaan perilaku yang diibaratkan seimbang dalam semua aspek kehidupan.

Demikian yang dapat saya tuliskan semoga dunia pendidikan di Jawa Barat Khususnya semakin maju dan berkembang serta menghasilkan manusia-manusia yang cerdas dan berakhlak mulia, mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penulisan artikelnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun