Mohon tunggu...
Encep Nurdin S.Pd
Encep Nurdin S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi di SMAN 1 PARONGPONG

Saya seorang guru Biologi alumni dari UNPAS Tahun 2001 yang mempunyai hobby sebagai Fotografer, Membaca dan Menulis, Videografer dan Editor untuk konten-konten film pendek, video tutorial, Fotografer Wedding dan lain-lain. Selain itu saya juga seorang penulis Artikel dan sedang belajar menulis puisi dengan tema bebas yang berhubungan dengan kemanusiaan serta menyukai traveling, camping dan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Contact Person : 0881022164165

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kegagalan Sekolah Penggerak (Instructional Leadership School) Versi ChatGPT

26 Februari 2023   07:00 Diperbarui: 27 Februari 2023   08:10 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah Penggerak Harus Kuat Sumber Foto: Encep Nurdin

Assalaamua'laikum. Wr. Wb.

Apa kabar teman-teman hebatku? Semoga kita semua selalu dalam lindungan Alloh SWT Tuhan YME. Ada yang berbeda dari tulisan saya sebelumnya, kali ini saya akan membahas sebuah aplikasi pintar/robot pintar yang baru-baru ini dikeluarkan oleh pemilik Spacex yang juga CEO Tesla yaitu Elon Musk. Aplikasi itu disebut dengan ChatGPT, sepertinya akan bersaing ketat dengan Google dalam urusan sebagai mesin pencarian yang sering digunakan oleh kita selama ini.

Keunggulan dari ChatGPT ini tidak terlepas dari kemampuan nya dalam merangkum sebuah pertanyaan, karena ChatGPT didukung oleh berbagai aplikasi yang ada sehingga benar-benar lengkap dan memuaskan bagi pemakainya.

ChatGPT yang dikeluarkan oleh Elon Musk ini benar-benar cerdas dan sangat membantu kita untuk mempermudah apapaun yang kita butuhkan informasinya, seperti mesin pencarian yang dimiliki oleh Google tapi ChatGPT ini lebih cepat dan tepat serta memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi dalam memberikan pernyataan. Saya tertarik mencoba menggunakan aplikasi ini dan bertanya mengenai kegagalan sebuah sekolah penggerak, dan jawaban nya sungguh masuk akal. Kegagalan sekolah penggerak atau Instructional Leadership School dapat memiliki berbagai bentuk.

Berikut adalah beberapa bentuk kegagalan sekolah penggerak yang mungkin terjadi:

1. Tidak memiliki kepemimpinan yang kuat

Kepala sekolah atau pengelola sekolah yang tidak memiliki keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk menjadi sekolah penggerak mungkin mengalami kesulitan dalam menggerakkan staf pengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan kepala sekolah ini mutlak dibutuhkan oleh sosok pemimpin apalagi di sekolah penggerak, kalau kepala sekolahnya tidak mau berfikiran maju maka jangan harap sekolah penggerak tersebut dapat maju dan berkembang. 

2. Tidak memberikan dukungan yang cukup

Sekolah penggerak yang tidak memberikan dukungan yang cukup kepada staf pengajar atau siswa mungkin mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sekolah penggerak yang efektif harus memberikan dukungan, sumber daya, dan bimbingan yang diperlukan kepada staf pengajar dan siswa untuk memastikan keberhasilan. Tentunya dukungan ini akan berpengaruh penting terhadap tingkat keberhasilan suatu sekolah dalam menjalankan kurikulumnya, dari sana akan berdampak besar juga terhadap tingkat kelulusan peserta didiknya.

3. Tidak memiliki visi yang jelas

Sekolah penggerak yang tidak memiliki visi yang jelas tentang tujuan pembelajaran atau tidak mampu mengartikulasikan visi tersebut kepada staf pengajar dan siswa mungkin mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Visi dan Misi dari sebuah sekolah akan dijadikan patokan dalam mengukur keberhasilan sekolah tersebut, staff pengajar dan siswa tidak akan keluar dari tujuan awal yang sesuai dengan Visi Misi sekolah.

4. Tidak mampu memimpin perubahan

Sekolah penggerak yang tidak mampu memimpin perubahan atau tidak memiliki keterampilan untuk memimpin staf pengajar dalam mengimplementasikan perubahan mungkin mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Sekarang zaman modern yang disebut generasi milenial, tentu perubahan nya sangat besar terhadap sekolah apalagi sekolah penggerak. Dimulai dari kepala sekolah, staff pengajar, staff tata usaha, siswa bahkan sampai ke caraka sekolah harus dapat mengikuti zaman. Jangan sampai namanya saja sekolah penggerak tapi warganya tidak mau berubah lebih maju dan lebih baik, semua warga sekolah akan maju dan berubah dengan baik kalau diberi contoh oleh kepala sekolahnya sebagai pucuk pimpinan tertinggi dalam suatu instansi sekolah. Kepala sekolah harus mampu menggiring kita semua kedalam suatu perubahan yang lebih maju sesuai dengan kemajuan zaman dan tidak keluar dari koridor Visi Misi sekolah.

5. Tidak mampu mengevaluasi pembelajaran

Sekolah penggerak yang tidak mampu mengevaluasi pembelajaran secara efektif mungkin mengalami kesulitan dalam memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Ketika evaluasi tersebut tidak diberikan maka kegagalan sebuah sekolah penggerak akan terjadi, tidak hanya pintar dalam memimpin sebuah sekolah tapi harus di imbangi juga dengan skill nya dalam mengevaluasi pembelajaran.

6. Tidak mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat

Sekolah penggerak yang tidak mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat untuk staf pengajar dan siswa mungkin mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran.   

Semua bentuk kegagalan sekolah penggerak ini dapat menghambat kemajuan siswa dan pembelajaran yang efektif, sehingga sangat penting bagi kepala sekolah atau pengelola sekolah untuk mengatasi setiap bentuk kegagalan yang mungkin terjadi dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan dan manajemen mereka dalam memimpin, memberikan dukungan, mengembangkan strategi pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran.

Sekarang bagaimana dengan tugas seorang guru penggerak? ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan sebagai guru penggerak, hal tersebut antara lain :

1. Mendorong siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam pembelajaran dan pengembangan diri.

2. Membantu siswa membangun kepercayaan diri dan motivasi dalam belajar.

3. Memberikan bimbingan dna arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua atau walikelas dan melibatkan mereka dalam pembelajaran.

5. Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif di kelas dan diluar kelas.

6. Mengembangkan program pembelajaran yang inovatif dan efektif yang menarik minat siswa dan mempromosikan partisipasi aktif mereka dalam pembelajaran.

7. Meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran melalui pelatihan dan pengembangan diri secara terus-menerus.

8. Menggunakan teknologi dna sumber daya pendukung pembelajaran untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran mereka

9. Menjadi contoh yang baik bagi siswa dalam hal etika sikap dan prilaku yang baik.

10. Membangun dan memelihara jaringan profesional yang kuat dengan guru lainnya dan dengan masyarakat pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun