Pendampingan ini berawal dari sebuah beritamengejutkan menjelang senja sepanjang perjalananan dalam kemacetan Jakarta. Waktu itu bulan februari tahun 2011.
Dua anak kelas 6 SD yang merupakan temanbermain bertengkar dan berujung pada penusukan oleh salah satunya.
Berita yang tersiar di radio tersebut dengan cepat menjadi trending topik di berbagai media. Sungguh peristiwa yang sangat luar biasa. Seorang anak kecil mampu menusukkan pisau ke temannya sendiri sebanyak hampir 16 tusukan.
Semua yang mendengar berita tersebut pasti terbelalak dan sontak berujar “kok bisa??”. Ya...Mengapa tindakan kriminal itu bisa terjadi dan bisa dilakukan oleh anak berumur 12 tahun. Tak habis pikir..tapi..itulah kenyataan yang bisa kita saksikan. Anak menjadi brutal dan bersikap layaknya orang dewasa. Sangat di luar dugaan dan diluar batas nalar orang normal.
Peristiwa itu terjadi di kota saya. Otomatis ini menjadi tugas saya selaku pengurus lembaga yang bergerak melakukan perlindungan terhadap anak.
Kami mengontak radio tersebut untuk meminta klarifikasi sekaligus data lengkap korban dan keluarga korban yang bisa kami hubungi.
Menjelang Isya saya baru tiba di rumah.
Karena kondisi yang serba darurat saya tetap melakukan koordinasi dengan berbagai pihak di malam itu juga. Saya mengontak dinas kesehatan untuk memastikan bahwa korban mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis
.
***
Keesokan harinya saya berkunjung ke rumah sakit pemerintah di bilangan Jakarta Selatan. Kondisi korban yang luar biasa parah membutuhkan penanganandisebuah rumah sakit besar yang lengkap dan itu adanya di Jakarta, tetangga kota kami. Saya datang beserta para petinggi pemerintahan setempat. Saya mencermati situasi yang ada di rumah sakit. Memang terlihat semua jajaran pemerintahan antusias. Apakah karena kasusnya lagi ramai jadi pemberitaan atau berebut simpati masyarakat. Saya tidak tahu..itu tidak penting bagi saya.