- Klorofil Pepaya
Pengertian Klorofil adalah  pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas (Dwidjoseputro, 1994). Klorofil pada tanaman berperan ketika terjadi proses fotosintesis tumbuhan, bekerja dengan menyerap dan mengubah energi cahaya menjadi energy kimia.
Klorofil pada daun pepaya diketahui merupakan klorofil dengan tingkat tertinggi dibandingkan daun lainnya sebab sudah terbentuk sempurna seiring dengan berkembangnya daun.. Kandungan klorofil pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa oleh beberapa cahaya, air dan unsur-unsur hara yang meliputi Nitrogen, Magnesium Feron, Mangan, Tembaga, Seng, Sulfur, dan Oksigen (Dwidjoseputro, 1994). Kandungan pada klorofil daun juga dipengaruhi oleh umur daun dan lokasi keberadaan tumbuh pohon. Klorofil mempunyai rantai fitil (C20H39O) yang akan berubah menjadi fitol (C20H39OH), apabila terkena air dengan katalisator klorofilase (Taiz and Zeiger, 1998).
Klorofil juga memiliki struktur kimia yang terdiri dari empat cincin pirol yang dihubungkan oleh gugus metana Terdapat atom magnesium pada inti molekul yang diikat oleh nitrogen dari dua cincin pirol lain dengan ikatan kovalen.
Klorofil pada tanaman tingkat tinggi ada dua macam, yaitu klorofil a (C,H,O,N,Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil b (C,H, N,Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil a dan b merupakan klorofil yang paling kuat menyerap cahaya merah dengan panjang gelombang 600-700 nm dan paling sedikit menyerap cahaya hijau dengan panjang gelombang 500-600 nm (Harborne, 1987).
- Prinsip Dasar Proses Ekstraksi
Pada dasarnya ekstraksi pada daun pepaya didefinisikan sebagai senyawa dan atau campuran yang diperoleh dari tanaman  atau bagian tanaman, seperti daun, bunga, biji, akar serta kulit. Diketahui bahwasanya pada umumbya tanaman mengandung zat fitokimia dengan konsentrasi tinggi dilengkapi dengan  sifat antioksidan.
- Ekstraksi Daun PepayaÂ
Prosedur analisa bahan alam terdiri dari 3 tahap yaitu ekstraksi, evaporasi, dan analisis.. Pada daun pepaya dipilihkannya tahap dengan ekstraksi dikarenakan lebih efektif dibandingkan tahap lainnya serta tidak memerlukan suhu tinggi ( Wu,dkk.,2001). Penggunaan metode ektraksi berbantuan ultrasonik (Ultrasound Assisted-extraction) diklaim sebagai solusi yang dapat dilakukan untuk menghemat energi, mereduksi pelarut, menghemat waktu, dan mengurangi biaya ekstraksi (Wu,dkk.,2001). UAE juga dapat bekerja pada temperature dibawah titik didih pelarut sehingga dapat menghindari adanya kerusakan senyawa hasil ekstraksi.Â
Diketahui bahwa senyawa ekstraksi pada umumnya bersifat volatile atau mudah menguap. Berlangsungnya proses ekstraksi ditandai dengan perubahan warna pada pelarut. Mekanisme ekstraksi berbantuan ultrasonic dapat terjadi melalui fragmentasi, erosi, kapilariti, deteksturasi, dan sonoporasi (Chemat,dkk.,2017). Ekstraksi dengan ultrasonic dapat menyebabkan gangguan fisik baik pada dinding maupun membrane sel biologis serta penuruan ukuran partikel. Hal ini diketahui berdampak pada penetrasi pelarut yang lebih baik dibandingkan material sel yang pada akhirnya akan meningkatkan laju perpindahan massa pada jaringan .
- Ultrasonic Cleaner
Ultrasonic cleaner merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan barang dengan bantuan gelombang ultrasonic. Gelombang suara yang digunakan pada umumnya memiliki frekuensi 20 -- 40 kHz. Â Kelebihan menggunakan Ultrasonic cleaner adalah dapat melakukan proses dengan cepat dan maksimal tanpa menimbulkan adanya goresan atau lecet pada senyawa ekstraksi.
- Gelombang ultrasonic mengalami pemanasan.
- Akibat dari adanya pemanasan tersebut,, senyawa ekstrak dapat terlepaskan.
- Terdapat 2 efek ganda setelah senyawa terlepaskan, yaitu :
- Pengacauan dinding sel sehingga kandungan senyawa didalam dapat terlepaskan
- Pemanasan local pada cairan yang akan meningkatkan difusi ekstrak.
Dalam metode ultrasonic digunakannya gelembung kavitasi (cavitation) dalam prosesnya.
- Kavitasi