Ketika perang Qadisiyah, Sa'ad bin Abi Waqqash memerintahkan Rabi' bin Amir untuk menghadap Rustum, panglima perang Persia. Rustum bertanya kepada Rabi' tentang tujuan kedatangan pasukan Islam ke wilayahnya.
Dengan lantang Rabi' menjawab--suatu jawaban yang pantas dicatat dengan tinta emas sejarah.
"Kami datang untuk membebaskan manusia dari penghambaan terhadap sesamanya kepada penghambaan kepada Allah Yang Maha Esa. Dari dunia yang sempit menuju dunia yang luas serta dari kesewenang-wenangan agama kepada keadilan Islam."
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ? mengatakan bahwa musuh yang paling besar dan berat untuk dihadapi adalah melawan egosentris (=hawa napsu/iblis).
Ketika Rasulullah kembali dari salah satu peperangannya, beliau bersabda: "Kalian telah tampil ke depan dengan cara terbaik. Untuk tampil ke depan, kalian telah kembali dari jihad yang lebih kecil kepada jihad yang lebih besar."
Mereka bertanya, "Dan apakah jihad yang lebih besar itu?" Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ? menjawab, "Perjuangan (mujahadat) hamba-hamba Allah atas hawa nafsu (egosentris) mereka."
Orang-orang yang mengikuti egosentris sebenarnya bukan hamba Allah, tetapi budak egosentris  (hawa nafsu/iblis). Sebab, tidak mungkin seseorang melayani dua majikan. Dengan demikian, pembebasan diri dari perbudakan egosentris  adalah kemenangan dan kemerdekaan terbesar.
Jika konsep kemerdekaan seperti ini terpatri dalam jiwa umat Islam, tidak akan ada lagi bentuk-bentuk penjajahan implisit. Penjajahan yang kulitnya menawarkan kemakmuran padahal aslinya menghancurkan sisi kemanusiaan.
Membangun sebuah system yang baik dan merubah budaya bangsa salah satunya dengan melalui pendidikan. Pendidikan karakter, pendidikan moral, pendidikan budi pekerti merupakan beberapa istilah yang di gunakan untuk mendidik aspek batin bangsa Indonesia agar tidak menuhankan egosentris. Pendidikan ini sifatnya abstrak, hasilnya baru di ketahui dalam jangka panjang. tapi jika berhasil, Indonesia akan menjadi bangsa besar. kemajuan Islam juga cermin dari keberhasilan Rosululloh SAW dalam mengubah karakter, merubah ahlak, merubah budi pekerti bangsa arab dari bangsa jahiliyah menjadi bangsa yang beradab, bangsa yang tidak di perbudakan oleh egosentris (hawa napsu/Iblis).
kini sudah saatnya bangsa Indonesia memperhatikan dan mendidik karakternya, untuk memerdekakan diri dari belenggu egosentris. dan jika umat Islam Indonesia yang mayoritas ini menjadikan sabda Rosululloh SAW sebagai pedoman dalam berbangsa bernegara, insyaalloh kemerdekaan yang sesungguhnya akan di peroleh. indonesia menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. negeri subur, makmur, dan alamnya yang indah. penduduknya pun selalu bersyukur atas nikmat yang mereka terima, Amiin ya robbal alamin.
Semoga bermanfaat.