Lagu hymne guru berkumandang di seluruh pelosok Negeri dari sabang sampai Merauke. Pun di madrasah tempat penulis bernaung lagu hymne yang menyentuh bergema merdu dibawakan oleh segenap siswa kelas 11 dan 12 Madrasah Aliyah dalam upacara hari guru Nasional.
Guru adalah satu profesi yang bisa mencetak sekian banyak profesi, begitu isi sambutan dari Kepala madrasah hidayatul Ula Imas Nurliah, S. Pd. I, pada saat upacara hari guru nasional. Â Peran guru sebagai seorang pendidik adalah untuk mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, oleh karena itu guru harus mampu mengidentifikasi bakat setiap siswanya.
 Jika bakat dan minat siswa terasah dengan baik, maka tidak akan sulit bagi guru untuk mengarahkan langkah selanjutnya untuk melahirkan profesi lain.
"Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa". Sebait lirik lagu tersirat makna penghargaan betapa mulianya seorang guru. Guru pahlawan tanpa tanda jasa, guru pelita dalam kegelapan, guru bak embun penyejuk dalam kehausan.
Pengakuan bahwa bakti seorang guru akan diukir oleh setiap insan dalam sanubari, karena memang tidak ada satu manusia pun yang tidak punya guru. Namun Orang tua merupakan guru yang pertama dan utama bagi seorang anak manusia. Anak terlahir putih bersih seperti kapas. Orang tualah yang pertama kali menoreh kapas itu.Â
Dibuat  seperti apa, mau digambar apa dan mau dibentuk seperti apapun orangtuanya yang memulai sebelum dia dididk oleh lembaga pendidikan formal ataupun ditoreh oleh lingkungannya.
 Guru merupakan sosok yang sangat dihormati dan disegani. Segala ucapan dan perilakunya sering dijadikan rujukan. Sampai kata guru itu dianggap sebagai akronim dari gu yang artinya digugu atau ipercaya dan ru artinya ditiru atau dituruti.
Guru, pada peradaban bangsa manapun adalah Profesi, karena mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, pembangun nation character dan pembentuk Personal character.