Mohon tunggu...
emuh muhidin
emuh muhidin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Menulis untuk menanam dan dituai oleh anak-cucu

Santri sepanjang masa, manut kepada kyai.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelarangan FPI Bukan Islamofobia

1 Januari 2021   08:24 Diperbarui: 1 Januari 2021   08:39 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo FPI masih terpampang di Markas FPI, Petamburan III, Jakarta Pusat, Rabu (30/12/2020). Source: Kompas.com

Narasi islamofobia sangat ngawur dan tidak beralasan. Karena secara nyata pemerintah menjalin kerja sama baik dengan kelompok-kelompok Islam yang memiliki visi membangun Indonesia.

Seperti program redistribusikan aset lahan kepada masyarakat. Aset yang diredistribusikan tersebut sebanyak 12,7 juta hektare didistribusikan kepada masyarakat. Salah satu chanelingnya adalah lewat pesantren, madrasah para alim ulama, para ustaz, pondok pesantren, dan kemudian ormas-ormas.

Umara (pemerintah) tidak bisa berjalan sendiri tanpa kehadiran ulama. Karena umara butuh ma'idhah (nasihat), masukan, bahkan kritik yang konstruktif dari ulama. Begitupun pemerintah butuh pandangan objektif ulama guna memutuskan kebijakan yang mengandung kemaslahatan bagi umat dan bangsa Indonesia

Kita patut mengapresiasi keberanian pemerintah membubarkan ormas yang tidak memiliki komitmen kuat memegang teguh Pancasila sebagai asas negara. Apalagi jika ormas itu meresahkan masyarakat dengan tindakan main hakim sendiri dan mengedepankan aspek kekerasan.

Walhasil, kita juga harus mendorong pemerintah menyediakan ruang rehabilitasi dan pendampingan bagi para eks-simpatisan FPI agar mereka dibina dan diberdayakan. Sebagai WNI, mereka berhak mendapatkan pembinaan ideologisasi Pancasila. Pemerintah harus berkoordinasi dengan ormas seperti Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah guna mendapatkan pembinaan.

Memang secara organisasi sudah lumpuh, tapi secara ideologis, ideologi kekerasan masih bersemayam dalam kognitif kader dan simpatisan FPI. Dalam hal inilah, pemerintah dan ormas yang mengarusutamakan moderasi dan toleransi harus segera membuat langkah taktis guna mencegah embrio ideologis kekerasan FPI lahir dalam wujud yang lain.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun